[ The Bonus Chapter 2 ]

77 9 0
                                    


Waktu telah menunjukan pukul 10 malam. Pelaksanaan misi telah mulai. Apabila Yeonjun dan Hueningkai tidak memetik bunga itu sekarang juga. Maka bunga akan menjadi hitam sepenuhnya. Dan misi akan gagal, karena para bintang dan para penolong telah sepakat untuk disiplin terhadap waktu.

Setelah merapal mantra, Yeonjun langsung menarik tangan Hueningkai dan menyebur ke dalam danau. Hueningkai tak bisa protes banyak. Ia hanya memukul mukul Yeonjun. Yeonjun merapal matra agar mereka dapat melaksanakan mind link di dalam air.

Tetapi Yeonjun agak menyesal melakukan itu. "YEONJUN HYEONG UDAH GILA!" Hueningkai berteriak dan membuat kepalanya pening.

Sembari menyelam ke dasar danau, mereka berdiskusi dan berbicara melalui pikiran mereka. "Sakit pala gue, Kutu! Pake mulut, pake pikiran sama aja. Hobi banget lu teriak teriak."

"Itu menandakan kalau dimanapun dan bagaimanapun keadaannya, Kai tetap Kai, Hyeong."

"Kai tetap Kai bapak-mu! Lama lama bukan cuman kuping gue yang rusak, pala gue juga! Lo mau ganti sama pala lo?"

"Nggak sih. Nanti jelek Kai jadinya kalo di badan Hyeong."

Sebagai yang tertua, Yeonjun hanya bisa mengalah. Ia sedang bekerja dengan manusia paling muda di antara mereka berlima. Paling imut, tetapi paling manja. Seharusnya ia sudah mempersiapkan diri untuk ini.

Yeonjun melihat Hueningkai berenang agak lambat darinya. Ia menyuruh Hueningkai untuk berenang di depannya saja, agar Yeonjun dapat melihat keadaan plus menjaga adiknya itu secara bersama.

"Agak cepet berenangnya, Kai. Nanti bunganya keburu item semua."

"Okay," Hueningkai berenang lebih cepat dan Yeonjun mengikuti di belakang.

Hueningkai merasa ada sesuatu yang ganjal. Ia berusaha mengingat sesuatu yang Alpha katakan. Mengenai hewan yang menjagai bunga itu. Hewankah? Makhlukkah? Tunggu, apakah hewan itu termasuk makhluk, atau makhluk itu termasuk hewan?

Hueningkai buru buru menggelengkan kepalanya, menyingkirkan pemikiran konyol itu. "Kenapa, Kai?" Yeonjun bertanya.

"Hyeong, inget gak kata Aphla- eh Aphla..."

"Alpha."

"Iya itu. Bukannya katanya ada... apa itu namanya? Teras yang jagain bungannya?"

Yeonjun memiringkan kepalanya. Kedua alisnya bertautan, "teras jagain bunga? Kayak... teras rumah gitu?"

"Iya kali, gatau. Namanya kayak teras teras gitu."

Perbincangan mereka terhenti sampai mereka melihat sesuatu di bawah mereka. Sesuatu yang berkilau dan menyinari permukaan danau. Sebuah bunga dengan berlian sebagai tengahnya, kelopaknya yang banyak dan berwarna hitam putih.

"Itu--"

"Bunganya."

Mereka mempercepat gerakan mereka. Ketika sudah dekat, mereka memetik bunga itu.

"Hyeong petik aja. Kai jaga, siapa tahu kalau ada monster, monsternya terpana sama muka gue."

"Saking jeleknya muka lu jadi terpana, ya?"

"Ck, udah Hyeong petik aja sana. Hush hush," Hueningkai mengibaskan tangannya. Apa respon Yeonjun? Ya, benar. Menghela nafasnya dan mengalah.

Sembari Yeonjun memetik, Hueningkai mengedarkan pandangannya ke berbagai arah. Takutnya ada teras rumah yang tiba tiba menyerang. Tetapi tidak ada makhluk atau hewan atau teras manapun yang menyerang.

Hueningkai heran, tetapi ia terus berjaga. Sesekali menengok kepada Yeonjun yang tengah memetik bunga.

"Lima cukup ga?"

-MAGIC ISLAND- (강 태현)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang