k e s e p u l u h.

18 7 0
                                    

Deg!

Seketika mata mereka bertemu. Dari jarak sedekat ini, Dewi bisa melihat wajah Ardiaz dengan sangat jelas.

Tampan. Oh Tuhan, kenapa ia baru sadar jika Ardiaz itu sangat lah tampan? Bahkan dirinya mampu mengalahkan Justin Bieber. Oke berlebihan!

"Gue tau kalo gue tuh ganteng" Dewi yang sedari tadi asyik mengamati wajah Ardiaz menjadi malu karena tertangkap basah.

"Dih pede amat" cibir Dewi sambil melihat ke arah tempat lain. Astaga mau di taru dimana wajah nya ini?! Ia sungguh malu sekarang!.

Ardiaz yang merasa gemas dengan tingkah Dewi, tak bisa menghentikan tangan nya untuk mengacak rambutnya.

"Ish jangan di berantakin!" sebal Dewi dan merapikan rambutnya yang menjadi berantakan.

"Mau makan?" tawar Ardiaz sambil sesekali membantu membenarkan rambut Dewi.

"Y-ya terserah lo aja" jawab Dewi yang mendadak wajah nya memerah setelah mengingat hal-hal manis yang di buat Ardiaz

"Lo cantik kalo lagi blushing" godanya dan langsung meninggalkan Dewi yang berusaha menahan malunya.

"Duh make acara blushing segala lagi!" Batin nya dan segera menyusul Ardiaz.

Setelah selesai memakan makanan yang di pesan mereka tadi. Dewi memutuskan pulang dan langsung di antar oleh Ardiaz.

Sepanjang jalan mereka selalu berbincang, entah itu penting atau tidak penting.

Nyaman, satu kalimat yang cocok di gambarkan untuk Dewi malam ini. Yah dia nyaman dengan sikap Ardiaz yang sekarang, bukan Ardiaz yang dulu.

Setelah berpamitan, Dewi segera masuk dan langsung menuju kamarnya. Ia pun langsung membersihkan dirinya yang terasa lengket akibat keringat.

Ia pun mengambil hp nya yang berada di atas meja nakas yang sempat di cas nya tadi.

Pasti kalian bertanya apakah tidak ada pr yang harus di kerjakan Dewi? Tentu saja ada, tapi ia lebih memilih menyalin nya dari Rahqueel.

Ia segera membuka aplikasi media sosial. Banyak skali notifikasi yang masuk di hp nya.

Namun, semua notif itu seperti tidak berarti baginya. Notif yang ia tunggu-tunggu, tidak mengirim nya chat satupun.

Ah, mungkin ia yang harus menchatnya dluan. Ia pun segera mencari nama, tidak perlu lama-lama untuk menemukan nya.

Senior Galak👿

Yah chat yang sedari tadi diharapkan Dewi adalah Ardiaz, entahlah ia sendiri tidak tau kenapa ia bisa seperti itu.

Jari-jari nya pun mulai menari di atas hp nya itu.

Hai.

Tak perlu membutuhkan waktu yang lama, pesan nya itu sudah segera di balas oleh Ardiaz. Hal itu membuat Dewi tersenyum.

Senior Galak👿

Kenapa?.

Gapapa.

Gabut aja, hehehe :).

Oh.

Lagi ngapain?.

Lagi duduk aja, lo sendiri?.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang