K e s e m b i l a n b e l a s.

13 7 1
                                    

Aku berjalan memasuki kelasku, tadi saat sudah menumpahkan segala rasa sakit ku kepada kak Faris, kami langsung pergi menuju kelas masing-masing karena bel pelajaran sudah berbunyi.

"ASTAGA DEWI! LO DARI MANA AJA?! KITA KHAWATIR TAU NYARIIN LO! TERUS INI-KENAPA MATA LO BENGKAK?! LO HABIS NANGIS HAH?!" sambut Ayu membuat seisi kelas menoleh ke arah ku.

Aku hanya tersenyum canggung dan kemudian menatap tajam Ayu. Ayolah, bisakah dia memelankan suaranya?

"Berisik lo Yu" kata ku dan langsung duduk sambil menenggelamkan kepalaku di kedua tangan.

"Lo kenapa?" tanya Rahqueel dengan lembut sambil duduk di samping ku.

Aku hanya menggelengkan kepalaku, tidak mau mengeluarkan suara ku. Aku hanya mendengarkan suara helaan nafasnya.

"Jamkos?" tanyaku masih tetap dalam posisi yang sama.

"Ga ada, lagi sakit katanya" jawab nya dan aku hanya menganggukan kepalaku.

"Ke kantin yuk" seru Ayu.

Aku pun mengangkat kepalaku dan menatapnya begitu juga Rahqueel, "hayuk lah, dah lapar gue" jawab ku dan berjalan meninggalkan mereka.

"Tungguin elahh" teriak mereka berdua.

Selama berjalan di kantin, aku hanya diam tidak berminat untuk mengikuti obrolan yang--entahlah aku tidak tau apa yang mereka sedang bicarakan.

kantin masih sepi, tentu saja ini masih jam pelajaran. Otomatis kantin masih sepi.

Kami pun berjalan dan memilih salah satu tempat yang biasa kami tempati.

"Giliran siapa nih?" tanya Ayu.

"Biar gue aja, pesanan nya macam biasa kan?" tanya nya lagi, Ayu hanya menganggukan kepala. Sedangkan aku hanya menatap ke depan.

Kemudian Rahqueel pergi untuk memesankan makanan. "Lo kenapa sih Wi?" tanya Ayu membuatku menoleh ke arahnya. Tersenyum dan mengatakan bahwa aku tidak apa-apa.

"Kalau ada masalah ceritain aja, jangan di pendam. Kita itu sahabatan, dan di persahabatan ga bagus yang namanya rahasia-rahasia" katanya.

Tak berapa lama kemudian Rahqueel datang membawa pesanan kami, kami pun menikmati nya dalam keheningan.

"Sebenarnya" kataku membuat mereka menghentikan aktifitas dan menatap ku dengan tatapan bertanya.

Aku pun bercerita tentang kejadian tadi pagi kepada mereka. Ayu benar, bahwa di setiap persahabatan itu harus saling jujur dan saling terbuka. Itulah arti persahabatan.

Tapi banyak juga heaters yang mengaku menjadi sahabat kita, padahal mereka hanya mau menghancurkan kita secara perlahan.

Bukan maksudku aku tidak mempercayai mereka, tapi aku tidak mau merepotkan mereka dengan urusan percintaan ku.

BRAKK!

"MAKSUD ARDIAZ TUH APAAN?! DIA KALAU LO GA MAU GANGGUIN DIA YAH JANGAN DI DEKETIN DARI AWAL DONG! SEKARANG LO BAPER SIAPA YANG MAU TANGGUNG JAWAB?! DIA JUGA SIH! ASAL BAPERIN ANAK ORANG! PAS UDAH BAPER EH GA MAU TANGGUNG JAWAB! DASAR JANTAN!" hardik Ayu sambil menggebrak meja membuat ku dan juga Rahqueel terkejut.

TUKK!

"SAKIT BEGO!" kata Ayu sambil membalas jitakan maut dari Rahqueel.

Tak tinggal diam Rahqueel pun membalasnya, "lo sih! Udah gebrak meja eh malah teriak! Lo kira hutan apa?!"

"Yah ga usah di jitak dong maimunah!" katanya sambil menjitak Rahqueel.

Dan berakhirlah acara saling menjitak kepala, aku yang melihatnya hanya merotasikan kedua bola mataku.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang