Tangan Tania terus memindai kata demi kata yang berada dipapan tulis ke buku tulisnya, walaupun tatapan Tania beralih ke papan tulis namun tangannya tak berhenti dengan cekatan menulis apa saja yang berada dipapan tulis.
"Tania," panggil Nina membuat fokus Tania sedikit terbagi. Walaupun dirinya tak merespons, namun ia sudah memasang telinga untuk mendengar kalimat Nina berikutnya. "Lo beneran suka sama Kak Grey?"
Tania berusaha mengabaikan dan kembali fokus dengan catatannya setelah akhirnya ia memilih untuk menjawab pertanyaan Nina, "Apa sih, Nin. Ya beneran lah, lo kan tahu gue gak suka bohong. Aku tuh masih anak kecil yang selalu jujur."
Jawaban Tania mampu membuat Nina bergidik serta memutar bola matanya malas, "Tapi ya Tan—"
Ucapan Nina terpotong begitu saja kala Tania memberikan tatapan tajam kepadanya, "Stop! Gue tahu lo pasti mau manggil gue cuma 'Tan', kan?"
"Oke gue ulangi," kata Nina menekan sedikit intonasinya. "Tapi ya Sal, kalau lo gak ada usahanya sama aja percuma. Lo kan selama ini Cuma merhatiin Kak Grey dari jauh doang, pengecut."
Tania memasang wajah sok terkejut, "Lo lupa? Selama ini yang nahan gue untuk gak dekati Kak Grey kan diri lo sendiri. Oke kali ini gue bakal buktiin kalau gue bisa dekati Kak Grey," ucap Tania penuh tekad.
"Awas kalau lo cemburu," ancam Tania yang justru membuat Nina tergelak. Kemudian kedua nya kembali fokus menyalin catatan dipapan tulis.
Begitu bel pulang telah berbunyi Tania buru-buru membereskan buku pelajarannya. "Aduh Tan, lo ngapain sih buru buru gitu? Emangnya, lo lagi dikejar setan?" Gerutu Nina melihat sahabatnya yang tak santai membereskan peralatan belajarnya. "Eh tapi kan, lo saudaraan sama setan, mana mungkin lo dikejar saudara sendiri."
"Sstt! Diem aja deh lo Nin. Gue lagi mau modus nih, do'ain gue ya!" Tania berlari meninggalkan Nina seorang diri.
"Dasar sahabat gak tahu diri! Masa gue ditinggal sendirian."
Tubuh Tania sampai di depan gerbang dengan napas yang sedikit tersenggal, dirinya berusaha secepat mungkin mengatur pernapasannya agar normal kembali. Sambil melirik kiri dan kanan mencari seseorang, Tania bertekad akan minta maaf atas kejadian tidak penting di kantin siang tadi.
"Lo bego banget sih, Tan. Ada momen bagus bukannya lo manfaatin, malah lo rusak gitu aja." Tania merutuki dirinya sendiri atas kebodohan yang telah ia buat.
Namun sudah sepuluh menit berlalu, Tania melihat seseorang dari belakang memakai hoodie hitam yang jika diteliti lebih dalam itu adalah sosok yang dirinya cari serta tunggu. Langkah kakinya tanpa sadar sudah menghampiri sosok tersebut dengan perasaan riang, "KAK GREYYY."
Teriakan Tania membuat laki-laki yang merasa terpanggil pun berhenti. Begitu Tania melihat wajahnya, raut mukanya seketika berubah menjadi kecewa, ternyata dia salah orang! Lelaki dihadapannya ini bukan Grey, melainkan—
"Eh ternyata orang pinter yang tadi siang di kantin hehe, sorry gue salah orang. Gue pergi dulu, bye!" Merasa sudah sangat malu Tania meninggalkan lelaki tersebut dengan langkah lebar, berusaha menjauhi lelaki yang entah siapa namanya itu, dirinya sama sekali tidak peduli.
Tania menolehkan kepalanya ke belakang untuk memastikan bahwa dirinya sudah menjauh dari lelaki tersebut. Buk! Tania menabrak tubuh seseorang membuat dirinya jatuh terduduk di jalan.
"Aaww! Kenapa sih gue sial banget hari inii!!"
Orang yang ditabrak Tania dengan baik hati mengulurkan tangannya berupaya membantu Tania berdiri, saat dilihat siapa orangnya membuat mata Tania terbelalak karena ternyata yang dirinya tabrak adalah Fero, sahabat dari gebetannya. Eh, belum jadi gebetan sih, tapi akan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend
Teen FictionSikapnya yang blak-blakan mampu membuat seorang Greyson Arkana yang awalnya risih namun seiring berjalan waktu merasa tertarik begitu saja. Entah apa yang terjadi dengan lelaki dingin tersebut. Rasa demi rasa yang tak pernah dirasakannya mendadak h...