Ep. 04

2.1K 666 104
                                    

"Ada apa?" tanya Joyce mendapati suasana yang entah kenapa terlihat sedikit canggung.

Charlotte hanya mengangkat bahu.

"Apa?" tanya Wendy.

"A-apa?" tanya Shannon yang diselingi tawa berusaha menyembunyikan gugupnya.

Tak lama Irene kembali, melihat gelagat Shannon ia tahu, si pengacau sudah melakukan sesuatu.

"Wendy!" panggil Irene.

"Cepat pergi ke halaman belakang, segera nyalakan beberapa api." bisik Irene pada Wendy.

Wendy mendengus kesal namun tetap melangkahkan kaki.

"Bagaimana kalau kita bertanding minum beer?" usul Irene tersenyum lebar memulai jebakan.

"Sepertinya tidak." jawab Taylor. "Maksudku, toleransiku rendah. Lagipula aku tidak bisa lama-lama disini." jelas Taylor.

Penjelasan itu membuat mata Irene memicing ke arah Shannon.

"Memangnya mau kemana?" tanya Charlotte.

Taylor menggeleng, "Memang seharusnya aku tidak berlama-lama, 'kan? Ibumu butuh istirahat sudah banyak memasak, kakak-kakakmu, kau juga."

Tanpa Taylor sadar, suasana sekelilingnya mulai memanas.

"Kalau begitu tunggu disini, aku akan mengambilkan sesuatu untuk kau bawa pulang." kata Irene.

"Tidak perluㅡ"

"Shh..." potong Charlotte.

Taylor hanya diam. Semenjak Shannon memberi tahunya dengan raut serius, Taylor jadi berpikir apa yang dikatakan Shannon bukan main-main. Tangan Charlotte menjalar disekitar dada Taylor kemudian bibirnya mengecup lengan Taylor. Meski awalnya Taylor menyukai ini, entah kenapa sekarang rasanya berbeda.

"Ikut aku." ajak Irene.

Joyce mengekor di belakang, sesampainya di dapur Irene mengambil pisau andalannya.

"Ambil punyamu." suruhnya.

Joyce sedikit bingung, kenapa lebih cepat dari biasanya?

"Ambil punyamu!" ulang Irene.

Joyce bergegas mengambil palunya.

"Charlotte, bantu Ibu!" panggil Irene.

Charlotte yang sudah mengetahui kode itu segera berdiri.

"Tunggu disini." ucapnya pada Taylor yang diakhiri kecupan singkat pada bibirnya.

Charlotte menghampiri Irene dan Joyce yang sudah siap, selanjutnya Charlotte membawa kapaknya.

"Shannon, bisa kau periksa keran air diluar? Airnya kurang, aku akan mencuci beberapa piring." teriak Joyce.

Yang sebenarnya adalah kode dimana Shannon harus mengunci pintu utama dari luar dan berlari ke halaman belakang rumah untuk masuk dan ikut membunuh mangsa.

Tapi yang Shannon lakukan hanya diam.

"La-ri da-ri si-ni." ucapnya tanpa suara ke arah Taylor.

Taylor menangkap apa yang dikatakan Shannon hanya saja laki-laki itu memilih tidak menanggapinya.

"Aku bersumpah, pergi dari sini." lirih Shannon.

Taylor semakin bingung harus melakukan apa.

"Lari." ulang Shannon tanpa suara.

Sayang, Joyce ada disana dan mendapati situasi yang berusaha Shannon ciptakan.

"AKU MENYURUHMU MENGUNCI PINTU, SIAL!!!"

Tiba-tiba sebuah pisau dilayangkan ke arah Shannon. Sontak Taylor terkejut setengah mati. Pisau itu meleset dan tergeletak didekat pintu.

"CEPAT LARI!" pekik Shannon seraya menarik Taylor berdiri.

GIRL IN REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang