Ep. 06

2K 656 97
                                    

Kemudian mata Taylor menangkap api-api yang dinyalakan, lingkaran, kepala seekor kambing, tali, kemudian kertas yang terlihat seperti sobekan buku berserakan dimana-mana.

Ini semua apa?

Lalu matanya jatuh pada pintu yang perkirannya adalah pintu ruang bawah tanah. Taylor segera berlari kesana, dia langsung menutup pintu dan menguncinya. Kemudian ia bersembunyi dibalik tumpukan balok kayu disudut ruangan.

Taylor tidak mengerti apa yang sedang terjadi, untuk saat ini dia akan mempercayai semua yang dikatakan Shannon. Taylor manusia biasa, dia benar-benar takut. tubuhnya bergetar dan nafasnya susah dikendalikan. keringat bercucuran melalui dahi dan pelipisnya.

Charlotte yang mendapati halaman belakang tanpa siapa-siapa mulai ketakutan. Irene tidak akan membiarkan ini begitu saja.

"Kemana dia pergi?" sebuah suara muncul dari balik tubuh Charlotte.

"A-aku mengejarnya. Aku yakin dia ke arah ini danㅡ"

"KEMANA DIA PERGI?!" pekik Irene.

"Aku tidak melihatㅡ"




PLAK!!!



"AKH!"

Dengan cepat Irene menampar Charlotte dan mengambil kapak itu dari tangannya.

"Cari dia sekarang!"

Charlotte kemudian berlari kembali ke halaman depan.

Irene hampir kehilangan akalnya, dia sudah menghitung. Kurang dari satu jam ritual itu sudah harus dilaksanakan dan jika tidak, mereka semua akan mati meledak, seperti bom waktu. Irene benar-benar khawatir saat ini.

"Ireneㅡ"

"Cari laki-laki itu!" potong Irene ketika Joyce, Wendy dan Shannon datang.

"Memangnya diaㅡ"

"CEPAT CARI!" bentak Irene.

Irene melihat jam di pergelangan tangannya, benar-benar tidak banyak waktu tersisa. Segera Irene mendekat kepada api-api itu dan meletakan kepala kambingnya di tengah. Kemudian Irene mulai memohon sesuatu, mengucap mantra-mantra yang biasa dirapalkannya.

"Aku disini dengan seluruh jiwaku atas nama iblis."

Dieratkannya dua tangannya yang menyatu.

Taylor mulai mendengar langkah kaki diatasnya yang tak lain pasti mereka sedang mencari Taylor kedalam rumah.

"Aku tidak suka kau begini. Sayang, kau berjanji tidak akan pergi, 'kan? Kau sudah berjanji akan menikahiku." ucap Charlotte seraya mencari Taylor didalam rumah dengan perasaan geram bukan main.

"WILSON YOU SUCKS!!!"

"Aku tidak bisa menemukannya dimanapun!" ujar Wendy.

Sementara Shannon hanya pura-pura ikut mencari, dia merasa lega kalau Taylor sudah pergi dari sini.

"Dia tidak ada!" Charlotte merengek hampir menangis setelah menuruni tangga dan menghampiri Joyce  Wendy, dan Shannon.

"Tiga puluh menit lagi tengah malam. kita masih punya waktu, cepat cari. aku harus mulai memanggil bersama irene. cepat!" titah Joyce seraya pergi berlari.

"Aku tidak ingin mati malam ini." rengek Charlotte lagi sambil mulai menangis.

"Kita tidak akan mati!" pekik Wendy.

"Aku tidak mau mati." rengek Charlotte sambil menangis.

"Kau bicara apa?! Argh! Aku akan mencarinya lagi!" ucap Wendy seraya bergegas pergi.

Tersisa Shannon dan Charlotte.

"Hei, Shannon."

Shannon tidak menyahut.

"Apa yang kau katakan padanya?" mata Charlotte berubah memicing.

GIRL IN REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang