Bagian 16 ࿐°*

3.4K 245 54
                                    

[WARNING CONTENT⚠️]

Kejadian tadi siang benar-benar menghancurkan moodnya.
Dalam keadaan seperti ini,tempat yang bagus untuk berpaling adalah bar.
Boruto bisa menghabiskan banyak waktu disana hanya untuk menenangkan pikiran.

Ia bahkan tak segan menelan berbelas gelas berisi alkohol dalam waktu yang singkat.
Itulah kebiasaan si boruto uzumaki yang tak dapat terkendali.

Boruto menatap banyak orang yang berdansa di hadapanya.
Pandanganya mengabur,namun justru membuatnya terus ingin minum.

Wajahnya memerah,akibat efek alkohol yang tengah mengalir di tubuhnya.
Jujur saja,perkataan mitsuki tadi siang masih terngiang-ngiang dikepalanya.

Ia hanyalah manusia biasa.
Ia bukanlah tuhan yang dapat dengan mudah mengabuli semua permintaan manusia.

Hidupnya,perkerjaanya,percintaanya,
Dan bahkan semua yang berkaitan dengannya.
Tidak dapat ia jalani seperti kehendaknya.
karna itulah,pada akhirnya hanya kata menyerah yang datang menghampirinya.

Apa yang dialami boruto mungkin juga pernah dialami oleh beberapa manusia lainnya.
Manusia memang tak pernah luput dari salah,lupa,dan amarah.

Rasanya ia ingin mati.
Entah mengapa ia bisa telahir dengan kehidupan seluwet ini.

Yang ia inginkan hanyalah kebebasan.
dalam artian tak ingin dikekang.
Ia ingin hidup tenang tanpa peraturan.
Ia ingin hidup bebas tanpa ada yang melarang.
Sayangnya semua itu hanyalah angan-angan.

Boruto meminum gelas bir terakhir.
Perasaan campur aduknya kini berkecamuk.
Ia tidak tahu seberapa banyak organ tubuhnya yang rusak karna kebiasaan buruknya ini.
Seperti manusia pada umumnya,
Kebiasaan memang sulit untuk dihilangkan.

Dilihatnya jam bundar bermerk yang melingkar di pergelangan tangannya.
Saat ini sudah pukul 1 dini hari.
Barulah ia beranjak bangkit dan memutuskan untuk pulang ke rumah.

***

Sarada menyambutnya dengan seuntai senyuman.
Senyuman yang bahkan dari dulu tidak pernah pudar.
Senyuman yang dapat dengan mudah menutupi
Segala kekesalannya.

Saat melihat sarada,boruto merasa ada suatu hal yang berbeda.
Entah kenapa ia langsung menarik gadis itu kedalam dekapannya.

Sarada terdiam kehabisan akal.
Bagaimanapun juga,ini benar-benar diluar kepalanya.
Tanpa pikir panjang,tangannya perlahan terangkat membalas pelukannya.

Mereka tetap berada dalam kehangatan itu untuk beberapa saat.
Hingga tangan boruto beralih memegang kedua pipi sarada lalu mencium bibirnya.

Awalnya sarada kaget sehingga belum bisa membalasnya.
Namun perlahan ia masuk kedalam permainan lelaki itu juga.

Mereka bertukar kenikmatan melalui saliva dan juga lidah.
Lidah yang terus menggelitik mencari sensasi kehangatan di dalam sana.

Tangan boruto mendarat ke pinggul sarada yang terasa sedikit membesar.
Tanpa aba-aba tangannya segera menyelinap masuk ke dalam piyama yang di pakai oleh sarada.

Tubuh gadis itu yang mulus semakin membuat boruto bergairah.
Ia tak kehabisan cara untuk membuat sarada sengsara dengan permainnya.

Boruto melepas bra milik sarada,kemudian meremas-remas bokong gadis itu.
Aksinya membuat sarada mendesah.
Desahan itulah yang memancing nafsu sang lelaki untuk melakukan lebih.

Boruto membawa sarada masuk kedalam kamarnya.
Ia menjatuhkan tubuh sarada di atas kasur.
Membuka satu persatu kancing baju gadis itu dan mulai menjilati bagian-bagian yang membangkitkan hasrat.

Boruto mendekatkan wajahnya ke telinga sarada,
"Sebelum aku mati,tolong biarkan aku merasakan tubuhmu sekali ini saja."

Mendengarnya kedua mata sarada otomatis terbuka.
Ia mendapati boruto yang sedang tersenyum samar ke arahnya.

Ini adalah kali pertama mereka melakukannya secara sadar.
Hingga tak terasa malam dengan cepat berganti pagi.







Nextnya bntr lagi euy.

Serenity-[BORUSARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang