•3 Untuk mu

17 5 0
                                    


Bel pulang sekolah berbunyi....

Saat itu, Revan melihat Zea yang sedang berdiri disamping mading sekolah.

"Gak mau pulang, mbak?" Revan mengagetkan Zea.

Zea yang kaget, lalu menoleh kebelakang dan tersenyum.

"Aku kira siapa, iya ini juga mau pulang, kok." Jawab Zea.

"Lihat apaan sih?" Tanya Revan

Revan kemudian melihat kearah mading.

"O....kompetisi dance sekolah." Lanjutnya.

"Oh ya, sejak kapan si gembul ini pandai menari." Goda Revan sambil mencubit pipi cabi milik Zea.

Zea melepaskan tangan Revan. Mereka tertawa bersama, begitupun Zea, meski Revan mengejeknya tapi ia tak merasa kesal. Sudah biasa.

"Mau gak ikut?" Tiba tiba Zea melempar pertanyaan pada Revan.

"Hah...aku?. Yakin? Em...." Revan masih menggantungkan jawabannya.

"Ayolah Van....,sama aku,ya!" Pinta Zea dengan puply eyes nya.

"Aku pikir pikir lagi deh,"Jawabnya. "Yaudah, kuy pulang bareng." Ajak Revan sambil memngedikkan alisnya

"Ck, aku udah dijemput." Jawab Zea pasrah.

"Oke....lain kali ya." Pinta Revan.

Zea hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian mereka saling berpisah.

----------

Revan lupa kalau sepedanya sudah tak seperti asalnya lagi. Ya, alhasil ia harus jalan kaki. Karna tak mungkin ia memakainnya.

Tapi sebelum ia meninggalkan ruang kepsek tadi, ia diberi uang ganti rugi oleh pak Kepsek.

Tin...Tin....Tin.....

Suara klakson mobil mengagetkan lamunan Revan. Dan itu adalah mobil Agatha.

"Butuh tumpangan?" Si empu mulai bersuara.

Dalam fikiran Revan, ia cukup heran dengan sikap Agatha. Benar benar tidak waras. Apa Agatha berkepribadian ganda??

Pertama ia yang merusak sepeda Revan, lalu terancam dikeluarkan, ditampar ayahnya, dan terakhir memberi tumpangan, pada orang yang membuatnya mengalami semua itu. Sedikit tidak waras memang.

"Lo udah kehilangan akal ya?" Tanya Revan.

Agatha memutar bola matanya.

"Dibantu malah gak mau, yaudah." Jawab Agatha yang mengambil ancang ancang untuk pergi.

Mendengar perkataan Agatha, Revan sedikit berfikir.

Akhirnya ia melompati pintu mobil sport Agatha yang terbuka bagian atasnya. Dan cengengesan sendiri. Mobil itu cukup mewah, untuk ukuran seorang siswa.

Revan terpaksa menumpang pada Agatha. Ya....lumayan lah, sedikit menghemat uang.

Dalam perjalanan Revan masih tak menyangka akan sikap Agatha

"Suka musik?" Tanya Agatha secara tiba tiba, dalam perjalanan.

Revan hanya tersenyum menggeleng. Itu berarti tidak bukan, tapi,  Agatha justru memutar musik DJ sangat keras. Hal ini membuat Revan menutup telinganya.

"Ayolah cupu, kau harus bisa seperti anak kota." Teriak Agatha, karna suaranya kalah dengan suara musik.

Revan tak begitu mendengar ucapan Agatha, ia malahan mencari cari letak tombol volume. Akhirnya ia menemukannya. Dan menurunkan volume musik itu.

No! I Don't Care (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang