Apa iya gue jutek? Ah mana mungin, gue ramaaahhh.
"Ari!" suara kak Perrie mengagetkan.
"What?" jawab gue.
"Help me please, come to mini market and buy some milk for Cam this the moneys" menyodorkan €20 pada gue.
"Nggak usah pake bahasa inggris teh males sok sok an haha" ledek ku.
Gue keluar dan segera men startser motor matic milik kak Zayn itu.
Lalu gue tancap gas menuju mini market terdekat.
***
Sesampainya di rumah, gue melihat anak remaja brithis itu bermain lagi, gue tak menyapa mereka. Seperti kata orang, ya mungkin gue jutek.
"Nih kak susunya" sambil memberikan 2 pak susu bubuk umur 1-3 tahun.
"Thankyou!" sahut nya.
"Kamu nggak main sama anakanak di depan? kan kamu udah kenal kan? sana main, kalo nggak kamu main gitar atau bela diri aja sama mereka haha" oceh kak Perrie.
"Paan sih, nggak ah, males" jutek.
"Jan jutekjutek Ari, nggak baik" kak Perrie tertawa.
Gue menuju kamar nenek..
"halo nek, sedang apa?" tanya gue sambil segera memijit kaki nenek.
"Lagi tiduran aja, nenek cape. Ari, kalau nanti nenek udah nggak ada, kamu yang jagain Cameron ya. Jadi anak baik dan pintar" kata nenek tibatiba.
Gue heran dan "Nenek ngomong apa? nenek bakalan sehat kok nek sehat..."
"Arianaaaa!" panggil kak Perrie.
Gue segera menghampiri kak Perrie.
Dan menyahut.
"Ada apa?"
"Hampiri Cam sekarang juga, ia kabur main keluar"
"Caaammm!" teriak gue sesampainya diluar.
"Oh Ari, come here! And ehh take your guitar and play it with us" perintah anak kecil yang tampan itu.
"No." singkat gue.
"Fine, I'll never come home before you play your guitar with us" Cam mengancam.
"OkayOkayOkay! Uhh" gue terpaksa mengambil gitar dan memainkannya di depan 'teman remaja' nya Cam, disana ada Harry.
Kita menyanyikan lagu 'Paradise' dari Cody Simpson, seru. Harry menyenyikan nya dengan semangat.
Setelah bermain gitar, Cam meminta gur memperagakan berapa jurus dari bela diri taekwondo dengan Harry yang kebetulan sudah sabuk merah dalam taekwondo.
Gue memperagakan jurus
Ayo Cam, masuk ke pulang, sudah sore.
Gue dan Cam masuk
***