Chapter 1 [Meet Strangers]

36.7K 1.9K 272
                                    

Cowok mungil itu berjalan menyusuri pusat perbelanjaan kota Seoul, tujuannya adalah belanja bulanan untuk persediaan di apartemennya, Sejak berumur 17 tahun Wooyoung sudah tinggal mandiri, walaupun kedua orang tua super protektifnya melarang tegas keputusan itu karena Wooyoung adalah anak semata wayang mereka. Namun Wooyoung bersikeras meminta untuk tinggal sendiri, dan pada akhirnya dengan berat hati disetujui oleh kedua orang tuanya. Papa dan Mamanya memperlakukan Wooyoung seperti anak gadis kesayangannya yang harus benar-benar dijaga.

di sepanjang jalan cowok mungil itu selalu menarik perhatian para lelaki. Sejak kecil Wooyoung sudah biasa dengan tatapan kagum yang dilontarkan secara terang - terangan oleh kaum adam kepadanya. Wooyoung tau dia cantik dan itu bukan salahnya. Namun kadang kala dia jengah dan muak, ayolah.. dia ini seorang cowok tulen. Cowok normal yang suka perempuan. Tapi hingga usianya menginjak 21 tahun Wooyoung sama sekali belum memiliki pacar. Bagaimana mau punya pacar jika perempuan saja tidak mau mendekatinya lantaran takut tersaingi oleh paras elok bak dewi yunani yang dimiliki dirinya.

Wooyoung segera beranjak dari kasir, setelah membayar semua barang belanjaannya, cowok itu segera meninggalkan super market dengan menenteng paper bag berukuran jumbo dikedua tangannya.

Terlihat seorang pria muda yang nampak memperhatikan sosok Wooyoung dari kejauhan, manik gelap itu terpaku pada sosok elok yang tengah kesulitan membawa paper bag berisi barang belanjaan tersebut.

Inisiatif atau bisa dibilang nekat, pria itu berjalan menghampiri si cowok mungil,

"Perlu bantuan? Sepertinya kamu kesulitan bawa barang belanjaannya," kata Pria itu basa basi, Wooyoung sedikit mendongakan kepala kecilnya kearah Pria asing itu.

Wooyoung segera menggeleng sopan, "Ngga usah, saya bisa sendiri" tolaknya halus, namun sedikit tegas. Pertanda bahwa cowok mungil itu mencoba untuk menghalau aksi modus Pria dihadapannya tersebut.

Pria itu keliatan tetap bersikeras dan segera mengambil alih paper bag dari tangan kecil cowok mungil itu tanpa seizin siempunya, Wooyoung sedikit terkejut melihat aksi nekat pria itu.

"E-eh gausah mas, saya gamau ngerepotin" katanya sambil berniat mengambil balik paper bag miliknya namun kalah cepat dengan gerakan si Pria asing.

"Udah gapapa, ga ngerepotin kok, yuk saya antar, ini langsung ke parkiran kan?" Tanyanya sambil berjalan mendahului si mungil.

Wooyoung sempat terdiam mencerna kelakuan aneh si pria asing, namun segera bergegas mengikuti langkah Pria itu yang kini sudah berjarak cukup jauh dari tempatnya berdiri.

"Saya kesini pake ojek online mas," jelas Wooyoung menghentikan langkah si Pria yang hendak membawanya ke parkiran.

"Nah bagus dong, biar saya antar" katanya blak blakan. Benar benar to the point modusnya.

Wooyoung sempat tercengang dengan sikap Pria itu. Namun buru buru menutupinya, "gausah deh, ngerepotinnya jadi double nanti, kan masnya udah bantuin bawa barang belanjaan saya," tolak Wooyoung gaenak sekaligus takut karena mereka belum saling kenal. Takutnya pria dihadapannya itu berniat jahat.

Pria itu tersenyum sehingga menampilkan lesung pipinya yang manis, Wooyoung jadi terpana dibuatnya, dirinya baru sadar jika rupa Pria asing dihadapannya ini sangat rupawan, ditambah proporsi badan yang sangat ideal, badan tinggi tegap, bahu lebar dan dada yang bidang, apalah jika dibandingkan dengan dirinya yang kurus dan kecil ibarat kan dirinyalah si butiran debu.

"Gausah takut, saya gaakan culik kamu, udah ayok" Pria itu segera menggandeng tangan Wooyoung dan menggiring cowok mungil itu ke parkiran.

Keduanya berhenti di salah satu mobil sport berlogo Lamborgini Vaneno hitam keluaran terbaru tersebut.

PRETTY BOY | WOOSANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang