Chapter 2 [His name is Choi San]

15.6K 1.4K 302
                                    

Hari ini Wooyoung sengaja bangun pagi, karena adanya jadwal interview pada pukul 8:00 di perusahaan Choi Group. Dan sekarang masih pukul 6:30, Wooyoung sudah menganggur hampir sebulan penuh dan ini saatnya untuk mulai mencari pekerkerjaan untuk mendapat penghasilan demi memenuhi biaya hidupnya. Sebenarnya keluarga Jung adalah keluarga yang cukup terpandang dan memiliki perekonomian yang cukup makmur apalagi mengingat Papanya adalah pemilik dari restoran ternama di korea.

Namun Wooyoung adalah anak yang mandiri dan tipikal anak yang tidak mau merepotkan orang tuanya, selepas sekolah Wooyoung mulai bekerja part time untuk memenuhi uang sakunya dan juga membayar uang sewa bulanan apartemen dengan uangnya sendiri. Kedua orang tuanya tentu saja bangga dengan keputusan anaknya yang sangat dewasa. Namun terkadang mama dan papanya diam-diam suka mentransfer uang dengan nominal cukup besar ke rekening anaknya, walau bagaimanapun mereka adalah orang tua yang akan tetap mengkhawatirkan anaknya. Apalagi mengingat Wooyoung adalah anak semata wayang, ditambah anaknya itu belum memiliki pekerjaan tetap.

Maka dari itu mulai minggu lalu Wooyoung mulai aktif mengirim CV ke berbagai perusahaan besar di kota Seoul, dan hari ini baru mendapatkan panggilan pertamanya untuk interview di Perusahaan ternama yang berada dijejeran top 3 di negaranya tersebut. Choi Group bukan hanya terkenal di korea saja tapi juga memiliki cabang yang sudah merajai seluruh asia bahkan hingga ke seluruh dunia.

Wooyoung tentu saja sangat gugup, karena ini adalah pengalaman pertamanya untuk ikut interview resmi pada suatu perusahaan ditambah perusahaan itu bukanlah sembarang perusahaan.

Setelah menyemprotkan parfum pada kerah kemejanya dan mematut penampilannya sekali lagi dikaca cowok mungil itu segera mengambil kunci mobil yang berada di gantungan kunci.

Mobil mini cooper putihnya memecah jalanan kota Seoul yang pagi itu terlihat cukup padat, seperti biasanya, mengingat ini adalah hari Senin, waktu bagi para manusia untuk bekerja. Padahal jam masih menunjukan pukul 6:30, namun perusahaan yang akan Wooyoung tuju jaraknya cukup jauh dari apartemennya berada. Bisa menguras setengah jam atau bahkan lebih. Mengingat jalanan yang tak bersahabat cowok itu bisa menafsirkan bahwa dirinya akan sedikit telat.

Dan benar saja, mobil mini cooper Wooyoung baru bisa terparkir di basement perusahaan Choi Group pada pukul 8 lewat 5 menit, walau hanya telat sedikit tetapi itu akan berpengaruh pada dirinya. Mengingat ini adalah hari pertamanya interview, belum apa-apa dirinya sudah tidak disiplin. Itu akan menurunkan kesan baik pada dirinya.

Dengan bergegas cowok mungil itu segera mengunci mobilnya dan berjalan tergesa menuju lift yang ada di basement tersebut, sesekali manik coklatnya melirik pada jam tangan di pergelangan tangannya.

Beruntung Lift cukup sepi dan Wooyoung sudah bisa menginjakan kakinya dilantai 8 dimana ruangan interview berada. Disana sudah banyak sekali orang yang duduk bahkan berdiri mengantri di pintu masuk ruangan tersebut.

Setelah mendapatkan nomor antrian Wooyoung segera bergabung ke barisan, beberapa lelaki sempat menyapanya, bahkan ada yang terang-terangan mengajaknya berkenalan, atau bahkan sekedar basa basi modus. Wooyoung hanya menanggapi dengan senyuman ramah.

Cowok mungil itu mengeluarkan ponselnya, memutuskan berkutat dengan benda pipih itu sembari menunggu namanya dipanggil. Daripada menanggapi aksi modus para calon karyawan yang sedari tadi mengajaknya berkenalan lebih baik dirinya bermain Mobile Legends saja.

"Eh gimana didalem? Susah ga interviewnya? Denger-denger katanya Tuan Choi  turun tangan langsung buat interview kali ini?"

Suara itu mengalihkan sedikit perhatian Wooyoung dari ponsel digenggamannya,

PRETTY BOY | WOOSANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang