cuma temen. gabakal ada rasa

59 11 36
                                    

Sebelum batinmu terjatuh pada lubang harapan terburuk tadi, mungkin begini kisahnya,kuharap, kurang lebih kisah kita tak jauh berbeda.

Jadi saat dulu, dulu sekali, kamu atau aku belum tahu menahu tentang hal ini.

"Cuih, itu apaan si"

"Yaelah gue udah punya bias kali"

"manurios lebih gans"

"Mana ada gue kena php, gabakal lah aowkwkwk"

Ingat; manusia sedinamis itu.

Garis hidup bukan kamu atau aku yang punya, kita, semua, cuma bisa sampai pada tahap menerka.

Tapi menurut yang kubaca, sederhananya, semakin sering kalian bertemu, rasa itu, sepertinya mustahil untuk tidak muncul.

Iya, dulu aku juga menangkisnya.

Tidak pernah menyangka, kan? Kalau dia yang bakal bikin kamu uring-uringan tiap malam, walau siangnya bikin kamu memerah ga karuan.

"Kita kawanan dari SD kok, ampe SMA, ampe kuliah juga bisa mungkin?"

"Pasti bisa lah tanpa rasa"

Sekarang, coba tanya jujur dirimu, deh.  Entahlah, manusia itu se-mudah berubah itu.

Semakin remaja, kalian mudah menyadari tumbuhnya diri masing-masing. Main bareng penuh tawa dan kejar-kejaran kini berubah menjadi sapa canggung, senyum kecut,

atau yang terparah; diam.

Selamat kuat.

Letter For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang