~☆~
Menikah dengan pria gila tidak termasuk dalam daftar keinginan diusiaku yang baru menginjak usia duapuluh tahun. Pria yang tidak kuketahui latar belakangnya itu benar-benar cukup misterius. Bahkan saat setelah acara selesai, aku benar-benar terkejut. Pria ini memiliki penthouse yang super mewah. Bahkan, semua hampir bernuansa dark.
Disebelah timur ruangan ada sebuah piano hitam. Kupikir dia bisa memainkan piano.
Aku berkeliling penthouse mewah yang dimiliki pria itu. Apartemen yang biasa aku tempati tidak semewah ini.
Ruang bersantai saja bisa se-estetik ini.
"Kau senang?" Suara pria itu muncul secara tiba-tiba dari belakang dan membuatku sedikit terkejut.
Aku diam.
"Kau sekarang adalah istriku. Jadi tugasmu adalah melayaniku." Kata-katanya membuatku merinding. Seolah-olah ia mengatakan seperti aku adalah budak seks-nya.
"Disana kamar kita. Kau bisa menggunakan kamar mandinya. Aku akan keruang kerja sebentar."
Kemudian pria yang kuketahui namanya adalah Woo Do Hwan itu melengos pergi ke lantai atas yang kupikir ruang kerja berada disana. Lalu sesuai perkataan pria itu, aku menuju kamar mandi. Dengan cepat ku bersihkan semua badanku. Setelah mandi, aku berjalan menuju ruang makan dengan memakai masker untuk menjaga wajahku tetap cantik. Tentu saja aku mengambil secara gratis di bathroom tadi.
"Astaga!!"
Aku menoleh. Ternyata pria itu lagi. "Apa?"
"Kau memakai masker milikku?" Matanya melotot.
"Kenapa?"
"Ah sudahlah." Tangannya melepas jam tangan mewah dipergelangan tangan.
"Sudah ku persiapkan baju santai di kasur mu." Aku duduk di sofa dengan santai sambil memainkan ponsel.
"Wah, kau istri sangat baik kurasa." Aku tidak memperdulikan perkataannya lalu kembali memainkan ponselku.
Beberapa menit kemudian, aroma kalem semerbak muncul dari arah belakang. Aku menoleh. Aku benar-benar terkejut saat wajahnya berada dihadapanku. "Apa-apaan kau?" Cecarku.
"Kau senang bukan?" Pria ini tertawa renyah dengan suara berat yang dimilikinya. Dia duduk santai disebelahku dengan membawa ponselnya
"Mau makan malam?" Tanyaku memecah keheningan diantara kita berdua. Saat ini aku adalah istri. Jadi, aku benar-benar harus melaksanakan tugas seorang istri dengan baik. Mau tidak mau harus aku lakukan.
"Boleh." Sahutnya dingin. Matanya tidak terlepas dari layar ponsel miliknya.
Kemudian aku bangkit menuju dapur. Kubuka kulkas. Dan ternyata, tidak ada satupun makan dingin ataupun makanan siap saji dikulkas. Pelayan di penthouse ini pun sedang cuti. Yah, dikarenakan majikannya menikah tentu saja. Dan mungkin beberapa hari kedepan aku yang akan memasak. Aku tidak keberatan hal itu. Aku menyusul keruang santai, "Dikulkas tidak ada makanan dingin ataupun bahan untuk memasak. Apa aku harus memesan?"
"Boleh." Reaksi dinginnya membuatku naik darah. Aku pula yang harus meredakan amarahku. Sekali saja aku meledak. Habis sudah.
~☆~
Akhirnya setelah selesai makan malam dengan jjajamyeon dan beberapa makanan ringan, kami kembali menatap layar ponsel masing-masing dan membuat kesibukan diri sendiri. Aku memutuskan untuk menghubungi Bora. Teman satu apartemenku dulu.
ㅠㅠ Seharusnya aku tidak mengikuti surat
wasiat milik ayahku itu
22.30Memangnya kenapaa??
22.32Dia benar" mengerikan,dingin dan tak
berperasaan
22.33Apa dia memukulmu?
22.33Sebelum dia memukulku, aku akan menendang
miliknya dan aku akan kabur setelah itu.
Dan kemudian aku menjadi buronannya ㅠㅠ
22.35Bodoh sekali..
Itu sama saja kau akan tetap kembali
22.35Aku harus bagaimanaa??
22.36Mana kutau..
Oh iya, bagaimana dengan malam pertama?
22.37Kau gila? Apa kau harus kupenggal kepalamu??
22.38Ah aku ada pelanggan, kukabari lagi nanti..
Malam Hana sayang..
Selamat menikmati malam pertamamu...
22.40Read..
Malam pertama..
Dua kata yang mampu membuatku merinding. Dua kata yang mampu membuatku tidak bisa berpikir jernih.
Dua kata yang mampu membuat otakku menjadi kotor seketika.Bukannya jijik atau bagaimana. Memang benar sepasang suami istri akan melakukan hubungan seperti itu. Tapi aku tidak menyangka aku akan melakukannya.
Semoga dia tidak memintanya.
Kulihat pria dingin itu bangkit dari duduknya. Secara spontan aku bertanya. "Mau kemana?"
"Ini sudah malam. Kau tidak ingin tidur?" Aku menghela nafas lega. Dia tidak memintaku melakukannya. Aku mengekorinya dibelakang. Lalu menjatuhkan badanku dan menarik selimut hingga menutupi kepalaku. Tentu saja aku membelakangi pria yang notabenenya sah sebagai suamiku.
"Kau ini kenapa?" Suara beratnya memecah keheningan dikamar.
"T-tidak." Sial, kegugupanku membuatnya curiga.
"Kau mau?"
Pertanyaannya membuatku menoleh kearahnya. "Apaa??!!"
"Hei, biasa saja. Aku hanya ingin menawarkan secangkir teh jika kau tidak bisa tidur." Seperti biasa, ia menaikkan ujung bibirnya. Seakan-akan ingin menggodaku.
"Aku akan tidur saja." Aku kembali membelakanginya dan menarik selimutku.
"Bagaimana dengan malam pertama? Apa kau juga akan menolak?"
Aku melotot.
~☆~
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ahjussi
Fanfiction[Mature Content] slow update Menikah dengan Ahjussi? Yang benar saja. Ini cerita tentang after marriage antara aku dengan ahjussi yang menjadi suamiku itu. -start : 10 Mei 2020