Scene terakhir..
"Aku akan tidur saja." Aku kembali membelakanginya dan menarik selimutku.
"Bagaimana dengan malam pertama? Apa kau juga akan menolak?
Aku melotot.
So, enjoy it
~~~~~~~~~~~~~~
Aku terbangun disuasana pagi yang kelam. Tentu saja. Tirai jendela belum kubuka. Aku menoleh kesebelahku. Terlihat sosok pria yang katanya adalah suamiku. Setelah kejadian semalam aku benar-benar malu. Tapi, tidak ada kejadian sesuatu untuk dibicarakan. Bahkan, kami tidak melakukan malam pertama.
Aku bersyukur akan hal itu.
Setelah puas dia menggodaku akhirnya kami memutuskan untuk tidur karena hari sudah malam. Saat tidur wajahnya sangat polos. Namun, saat membuka mata saja wajahnya benar-benar ingin kuhancurkan. Bagaimana bisa kakek memintaku menikah dengan pria yang tidak kukenal ini.
Baiklah, hari ini adalah awal dari segalanya. Mau tidak mau harus aku lakukan. Hari ini dia cuti dari kerja karena menikah denganku. Setelah membuka tirai jendela kamar, aku mulai menata tempat yang sekiranya berantakan. Kemudian menyapu dan mengepel supaya terlihat bersih. Mana mungkin aku yang seorang nyonya ini tidak bisa melakukan yang membuat bangga dirinya sendiri.
Jadi, aku menghubungi sekretaris pria ini untuk membelikanku beberapa bahan makanan. Bukannya malas untuk pergi ke supermarket atau bagaimana. Aku hanya terlalu takut jika diriku jadi sorotan publik karena menikah dengan CEO terkenal. Nanti jika sudah saatnya, aku akan pergi ke supermarket sendiri. Setelah mempersiapkan sarapan pagi ini, aku akan mandi untuk menghilangkan bau apek setelah memasak.Pukul tujuh pagi. Pria tua itu belum juga terbangun dari tidurnya. Kalau tidak bangun sekarang, keburu dingin makanan yang telah kupersiapkan. Jadi, kuputuskan untuk membangunkan dia. Tapi aku sedikit takut jika mungkin dia akan marah saat aku membangunkan dia. Siapa tahu dia tipe suami yang tidak ingin diganggu saat hari libur.
Aku duduk ditepi ranjang dan menepuk bahu pria yang tengah tertidur itu dengan pelan. "Bangunlah, aku sudah mempersiapkan sarapan untukmu." Dan perkiraanku salah, ternyata dia langsung membuka mata lalu bangun. Dahinya berkerut. Kemudian menoleh dan bertanya padaku. "Jam berapa sekarang?"
"Jam tujuh lewat sepuluh menit. Sebaiknya kau segera mandi lalu turun untuk sarapan."
"Kau membuatkanku sarapan?" Tanyanya yang masih menyipitkan mata karena silau oleh cahaya yang masuk lewat jendela.
Aku mengangguk dan tersenyum. Kemudian turun meninggalkan dia untuk membersihkan diri. Setelah beberapa menit menunggu suamiku turun. Yah, aku harus membiasakan diri dengan kata itu. Akhirnya dia turun dengan wangi semerbak. Tentu saja mungkin satu botol sabun yang digunakan seharga satu mobil.
"Aku diberitahu nenek kalau kau tidak suka sayur. Jadi aku pisahkan sayur dengan lauk. Jika mungkin kau akan mencicipi sedikit sayur..."
Perkataanku terpotong, "Aku tidak akan mencobanya."
"Yakk, siapa juga yang menyuruhmu makan sayur? Aku kan hanya berkata, jika mungkin. Bukan berkata kau harus makan sayur."
Dia mengacuhkanku. "Aku dapat info dari Seungkwon kalau hari ini kita akan mengunjungi nenek di Hanyang. Jadi kau harus berpakaian formal. Tidak perlu make-up yang berlebihan. Nenek tidak suka."
![](https://img.wattpad.com/cover/223633501-288-k832010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ahjussi
Fanfiction[Mature Content] slow update Menikah dengan Ahjussi? Yang benar saja. Ini cerita tentang after marriage antara aku dengan ahjussi yang menjadi suamiku itu. -start : 10 Mei 2020