Scene terakhir
"Hubungan kita sudah selesai dan saat ini aku sudah menikah. Wanita disampingku ini adalah istriku. Kau mengerti? Jadi, jangan pernah ganggu kehidupanku lagi!!!" Teriak suamiku dengan amarah.
Tunggu. Hubungan? Mereka menjalin hubungan? Apa-apaan ini. Aku tidak mengerti suasana ini.
Happy reading....
________________
"Apa maksud kalian?" Tanyaku keheranan.
"Bukankah sudah jelas tadi aku bilang apa. Kau tuli?" Cecar wanita muda yang dihadapanku. Menyebalkan sekali.
Belum sempat aku berbicara, nenek sudah menyelaku. "Maaf Hana, wanita ini adalah mantan pacar Dohwan."
"Lebih tepatnya tunangan. Asal kau tahu saja, sebelum menikah denganmu ia bertunangan dengan ku dahulu." Wanita ini tersenyum licik. Aku tahu itu.
"Ah, ya. Aku belum mengenalkan diri. Aku Luna."
"Aku Hana."
Perkenalan singkat itu membuat moodku jelek. Sampai dirumahpun aku jadi malas untuk melakukan hal apapun. Pakaian kotor saja belum kucuci. Dasar Jalang. Namun, ada sesuatu yang membuatku sedikit bingung, dia bertunangan dengan Luna tapi sekarang malah menikah denganku dan meninggalkan wanita itu dengan alasan wasiat kakekku. Heol, aku ingin nongkrong bersama teman-temanku saat ini.
"Tenang saja. Aku tidak akan kembali padanya. Dia hanya masa lalu, dan kau masa depanku."
Blush, tiba-tiba kedua pipiku memanas. "Tidak usah berkata begitu."
"Nanti malam temani aku pergi ke acara pesta kantoran. Ini mendadak."
Aku menunduk menyembunyikan wajahku. "Aku malu. Kau saja yang pergi. Mana pantas aku pergi keacara semacam itu?"
"Kau sudah menjadi istri seorang CEO. Kedepannya kau juga akan lebih sering menghadiri acara seperti itu denganku." Ujar suamiku santai.
"Hei, mana bisa seperti ituu." Tolakku mentah-mentah.
"Ini wajib kau lakukan sebagai istri CEO. Kalau kau tidak hadir, hancur reputasiku Hana."
Hana. Pertama kali dia memanggil namaku. Aku menghela nafas. Sembari mengikat rambut panjangku. "Baiklah, tapi bolehkah aku minta sesuatu?"
"Apa itu?" Tanyanya tanpa melihat kearahku. Padahal tempat duduk ku hanya berjarak sekitar satu meter.
"Temani aku membeli bahan makanan. Aku ingin melakukannya denganmu."
Tiba-tiba dia menoleh kearahku. "Tapi ada syaratnya."
"Syarat apa lagi?? Kan aku sudah mau menghadiri rapat mana ada persyaratan lagi." Gerutuku. Tentu aku tidak terima.
"Tidak mau?" Heol, matanya yang tajam melirik kearahku membuatku merinding. Ahjussi satu ini tidak mau mengalah pada istrinya sendiri.
"Apa itu?" Tanyaku sedikit gugup. Bukannya menjawab, wajahnya mendekat hingga berjarak beberapa centi dengan wajahku. Reflek aku mundur, tapi posisiku sekarang berada disofa. Tidak mudah untuk menghindar. Jujur saja aku takut meski itu suamiku sendiri. Usia kami termasuk jauh. Tahun ini dia berusia 28 tahun. Sedangkan aku baru memasuki usia 21 tahun.
"Kau takut?" Kalau sudah tahu buat apa menanyaiku. Bodoh.
"Mundurlah. Jangan terlalu mendekat seperti ini."
"Bolehkah?" Dia bertanya seolah-olah menggodaku. Sialan.
"Apa? Jangan-jangan kau sedang membuat fantasi liat dikepalamu?" Dia terkekeh pelan. Cukup tampan jika dia tertawa bukan saat sedang serius. Jika seperti itu dia menjadi sangat panas. What do u say, Hana. Jangan berpikir macam-macam.
"Sesuatu yang menyenangkan. Aku janji tidak akan menyakitimu." Berkata lirih membuatnya sedikit, sexy? Belum sempat aku mengatakan sesuatu, tiba-tiba saja dia menciumku. Secara lembut dan hati-hati. Lidahnya memintaku untuk membuka mulutku. Ia tidak ingin kami hanya berciuman secara menempelkan bibir saja. Brengsek, kenapa aku jadi terlihat menikmatinya.
Shit, pria ini benar-benar ahli dalam mencium. Naluriku memang tidak salah.
Tangannya mencoba meraba bagian pahaku. Ini sentuhan pertamaku. Menggelikan. Hingga saat tangannya menyentuh pinggangku, seketika diriku berharap ada yang membantuku saat ini. Aku belum siap. Kumohon. Dia belum puas untuk menciumiku. Sial. Aku tidak ingin turn on.
Ternyata Dewi Fortuna masih memihakku. Terimakasih.
"Ah, sepertinya aku mengganggu kalian." Kejut seseorang. Spontan aku dan suamiku membenahi posisi kami dengan benar. Ah, ternyata Seungkwon. Aku harus berterima-kasih secara pribadi nanti.
"Tentu saja tidak. Aku akan kekamar. Urusan kalian lebih penting." Aku tersenyum kikuk saat melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh suamiku. Sebal? Atau marah? Bisa jadi seperti itu. Aku tidak peduli.
Ah, rebahan di ranjang itu memang menyenangkan. Untung saja Seungkwon datang dan aku tidak jadi diserbu oleh suamiku. Menggelikan sekali. Aku memang tidak terlalu memikirkan malam pertama meskipun aku sudah berstatus suami istri. Tapi, aku akan berdosa jika menolak untuk melakukan sex dengan suamiku sendiri.
Aku kira dia tidak bernafsu dengan diriku yang kupikir porsi tubuhku yang tidak ideal seperti ini. Bahkan aku sendiri sedikit minder pada Luna. Jujur saja, ia memiliki paras canti ketimbang aku. Ukuran payudaranya pun lebih besar ketimbang aku. Munafik jika aku tak mengakuinya. Tunggu, apa mungkin suamiku pernah melakukan sex dengan Luna? Mana ada lelaki yang akan menolak Luna.
Aku menatap langit kamarku sangat lama, hingga suara Dohwan mengejutkanku yang tiba-tiba muncul dari celah pintu. "Kau ingin melanjutkan adegan panas kita tadi dikamar? Ah, pilihan yang bagus Hana."
"Kau memang tidak waras." Aku jadi merinding mendengar perkataannya. Semoga dia tidak benar-benar melakukannya padaku. Tatapan matanya seperti sedang ingin memburu santapan makan malam nya. "Sekali lagi kau melangkah kemari, aku yakin kau tidak akan bisa hidup, esok hari. Aku jamin itu." Aku menyumpah serapahi dia.
Dia terkekeh pelan hingga kedua matanya itu benar-benar menyipit. Aku tidak tahu dengan kedua matanya itu bisa melihat dengan jelas atau tidak. Memang normal jika orang Korea memiliki mata yang sipit. Menurutku, mata miliknya jauh dari kata normal. Aku bercanda.
"Kau pikir aku akan melakukannya dengan mu?ah tidak begitu, mungkin belum saatnya. Aku tahu kau belum ingin, kupikir aku harus menunggu mu. Aku serius." Dia menekankan kata 'serius' diakhir kalimatnya.
"Kalau kau tahu, berhenti menggodaku." Cecarku dengan nada ketidaksukaan ku.
"Aku menyukai saat kau menggerutu. Senang sekali melihatmu begitu. Dan itu pertama kalinya aku bisa tertawa seperti ini, saat ini, itu berkatmu." Kali ini aku melihat diwajahnya memperlihatkan keseriusan yang baru ditunjukkan padaku. Kupikir dia tidak main-main. "Bersiap-siaplah, sejam lagi kita akan berangkat. Berpakaian sepantasnya, jangan memakai gaun yang terlalu terbuka. Kau ini milikku, mereka tidak berhak melihat apa yang bukan dimiliknya. Segera turun. Aku akan mandi dikamar mandi bawah. Pakai kamar mandi sepuasmu."
Wah, selain suka memburu dan membuatku meledak ternyata dia terlihat berkharisma juga. Mengejutkan sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/223633501-288-k832010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ahjussi
Fanfic[Mature Content] slow update Menikah dengan Ahjussi? Yang benar saja. Ini cerita tentang after marriage antara aku dengan ahjussi yang menjadi suamiku itu. -start : 10 Mei 2020