1

58 6 1
                                    




***

tatapan sendu mengartikan keadaan pilu
atau bisa jadi kamu ragu
terhadapku?


***

Namanya Nadira Syafani.
Biasa dipanggil Dira. Gadis bertubuh ramping dengan rambut sebahu yang sering diurai juga sorot teduh disertai senyum merekah diwajahnya membuat kesan manis bagi yang melihatnya. Cantik? Lebih ke cute dan manis. Wajahnya bak baby face yang membuat orang ingin mencubit pipinya saat bertemu saking gemasnya. Tubuhnya tidak terlalu tinggi namun ideal alias pas untuk anak seusianya. Ia ramah kepada siapa saja namun dapat berubah jadi singa jika moodnya sedang labil. Biasa anak remaja.

Walau sudah kelas XII SMA wajahnya tak berubah tetap menggemaskan. Orang orang pun tidak bosan memandang wajahnya. Saat dia berjalan kerumunan orang akan menatapnya. Marah? Tidak ia akan tersenyum kepada orang orang. Etika yang baik bukan.

---

Dipagi hari yang cerah ini.
Jam sudah menunjukan pukul 06.45 .Namun Dira masih belum bangun juga. Padahal suara teriakan Bundanya sudah memekakkan telinga seisi rumah. Karna Dira tidak bangun juga akhirnya Bunda masuk kekamarnya.

"Dira kalo kamu ngga bangun sekarang uang jajan kamu bunda potong." ancam Bunda sambil berbisik ditelinga Dira.

Ajaib.
Dira langsung bangun sambil mengusap-ngusap matanya.

"Jam berapa nih bun." ujar Dira
Bunda tidak menjawabnya namun menunjuk ke arah jam dinding.

"KOK BUNDA BARU BANGUNIN SEKARANG?!" teriak Dira.
"Dari tadi kamu aja yang kaya kebo." ledek bunda.

Dira bergegas lalu berlari menuju kamar mandi.
Bunda hanya menggeleng-geleng melihat kelakukan putrinya.

Sambil menunggu Dira. Bunda menuju meja makan dan membuatkan bekal untuk Dira. Sudah menjadi kebiasaan bagi Dira jika ia terlambat ia akan terburu-buru dan tidak sarapan. Alhasil Bunda akan membuatkannya bekal untuk dimakan sebelum pelajaran berlangsung.

"Dira kok lama banget Bun? Papa berangkat dulu aja ya." ujar Papa
"Papa berangkat dulu aja nanti biar Dira aku yang antar Pa." jawab Kak Andi.

"Dir papa mau berangkat nanti kamu dianter sama Andi," ujar papa dengan keras.

Dira yang mendengarnya pun langsung menjawab.
"Iya hati hati pa," ujar Dira dari kamarnya.

Setelah selesai bersiap siap Dira pun langsung keluar untuk berangkat. Didepan sudah ada Kak Andi yang menunggunya.
Dira menghampiri Kak Andi lalu memakai helm dengan cepat.
Tiba tiba bunda keluar sambil membawa bekal Dira.

"Dir bekalnya bawa awas kalo kamu ngga sarapan," ucap bunda sambil menyerahkan bekal.
"Siap Bun," lalu buru buru memasukan bekal kedalam tasnya.

"Berangkat dulu ya Bun," ucap Dira sambil salim ke Bunda.
"Andi nganterin Dira dulu ya bun," ucap Andi sambil ikutan salim.
"Yok cepet bang jam berapa ni," omel Dira
"Salah sendiri bangun jam segini yok buruan"

Andi melajukan motornya dengan kecepatan yang tinggi. Karna jam sudah menunjukan pukul 07.03. Sudah telat? Ya tapi hari ini ada ulangan Matematika. Dira ngga mau harus susulan diruang guru sendiri apalagi susulan matematika. Mau nyonto siapa dia??

Akhirnya Dira tiba di sekolah.
Gerbang juga sudah ditutup.

"Gimana pulang aja udah," ujar Andi
"Ada ulangan bang," jawab Dira dengan wajah memelas.
"Yaudah tunggu sini bentar"
"Mau kemana bang?"
"Dah tunggu sini aja"

Yakin Nih? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang