Chapter 11

6 4 3
                                    

Hampir setengah jam Nara menunggu mira di tempat ia berdiri sedari tadi namu hasilnya nihil mira tidak terlihat dan

💔

Dan bodohnya nara lupa jika ponselnya lowbat, nara bingung harus bagaimana karna ponselnya lowbat dan sudah jam 18.29, tidak bisa memesan taksi online tidak ada angkutan umum yg lewat.

Sial sangat sial kenapa hari ini ia apes sekali.
Tes... Tes...
Rintik hujan turun secara perlahan dan tambah deras nara pun segera lari untuk berteduh.

Ia menangis karna kedinginan dan ia tidak bisa pulang.

Kenapa jadi begini, kenapa mira ga dateng-dateng apa jangan-jangan mira ningalin aku. Batin Nara sambil meringkuk karna kedinginan.

Angga POV

Ini nara ko ga pulang-pulang ya udah hampir malem dia belum sampe rumah apa jangan-jangan macet mana hujan nya deres banget lagi coba telpon Mira lah.

Mine😠 ringing

"Hallo sayang, nara sama kamu kan? Sekarang kamu ada dimana ko lama banget."

"Eh iya hallo, maaf banget tadi nara ketinggalan, mira lupa kalo mira tadi perginya sama nara, mira kira mira pergi sama melati soalnya tadi ketemu melati."

"Kamu gimana si ko bisa ninggalin dia sen..."

Tiitt... Tiitt...

Sambungan pun terputus
Gila kenapa dimatiin coba mira benar-benar

Mine😠

Mir
Mira
Bales dong
Nara ada dimana?

Hasilnya pun nihil Mira tak membalas pesan yg dikirim oleh angga. Cemas satu kata yg terlintas di pikiran angga sekarang, bagaimana tidak bunda nya telah menitipkan nara kepadanya namun ia tidak menjaganya dengan baik, saat ini juga angga masih belum memberitahu bahwa bundanya telah tiada.

Angga POV end

"Ini kapan ujan nya berhenti dingin." Ucap nara yg masih memeluk plastik-plastik berisikan buku yg tadi ia beli semoga saja buku nya tidak basah.

Tiba-tiba ada sebuah motor yg berhenti tepat di depan Nara.

"Ayo naik."

"Kamu, siapa?."

"Udah naik aja."

"Gamau kita ga kenal."

Orang tersebut pun membuka helmnya dan ternyata ia adalah andrea. Syukurlah andrea datang jika tidak nara bisa tidak pulang sampai besok.

"Hey, ayo naik malah bengong."

"Eh iya."

Andrea pun melajukan motornya dengan kecepatan yg sedang karna andrea tak mau menerima resiko kalau-kalau motor ini tiba-tiba terpeleset.

Andrea membawa nara ke rumahnya untuk sementara.

"Ra udah nyampe ayo turun."

"Iya ndre, gw ga bawa baju trus gantinya pake apa?."

"Pilih aja kaos gw di lemari cari yg cocok nah trus lu pake."

Setelah masuk ke rumahnya andrea nara pun memutuskan untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai semua Nara pun diajak andrea untuk makan malam lalu mengantarkan Nara pulang kerumahnya.

"Ra, lu abis makan gw anterin pulang ke rumah ya."

"Iya, oh iya ndre nanti lu anterin nya ke rumah Angga aja."

"Oke, udah sekarang lu makan gw yakin lu pasti laper."

💔

"Astaga nara lu kemana aja, gw khawatir lu gpp kan?."

"Iya ang gw gpp, gw cuman kehujanan aja tadi, untung ada andrea."

"Iya Angga tadi gw ketemu sama nara di pinggir jalan deket pom bensin lagi sendirian meluk-meluk plastik kayak orang gembel."

"Apa banget lu cantik-cantik gini dibilang gembel." Jawab Nara sambil menyubit lengan Andrea pelan.

"Sakit ra lu mah."

"Heheh maaf."

"Yaudah gw pamit pulang dulu ya udah malem banget."

"Btw thanks ya."

Setelah berpamitan dengan Nara, Andrea bergegas untuk pulang kerumahnya.

"Ra, Angga mau ngomong."

"Iya ngomong aja."

"Gajadi deh lain kali aja."

"Ish Angga ngeselin, udahlah Nara mau tidur, oh iya bunda kapan pulang ang?."

Duar. Pertanyaan yg membuat Angga terpaku sesaat, pasalnya Angga belum memberitahu yg sebenarnya bahwa bundanya sudah tiada sejak seminggu lalu.

"Bunda katanya masih di luar kota gatau pulang kapan."

"Ahh, lama banget Nara udah kangen banget sama bunda ang."

"Udah-udah sekarang lu tidur, besok kita jalan-jalan."

💔

TBC...

She Is Fake Friend [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang