Hari ini jadi hari paling unik bagiku. Jadi hari yang paling tidak pernah aku bayangkan selama hidupku. Menyadari bahwa selama ini aku sudah jatuh terlalu dalam padamu. Menyadari bahwa hari ini kamu adalah orang pertama yang membuatku menangis karena ditinggalkan.
Mungkin, bagimu aku bukan siapa-siapa. Hanya sekedar teman yang singgah dan mampir dalam kehidupanmu. Sayangnya, aku salah menganggapmu lebih dari itu. Kukira, kamu akan tinggal lebih lama, mengukir kisah yang berbeda dengan yang sudah-sudah. Tapi sekali lagi, aku salah.
Ternyata, itu bukan kamu. Ternyata, kamu bukan kebahagiaan abadi yang Tuhan kirimkan padaku.
Di saat seperti ini, aku hanya bisa berharap bahwa bukan kamu yang salah. Kamu adalah orang yang tepat. Hanya saja, Tuhan menginginkan aku untuk belajar bersabar. Belajar bahwa tidak semua yang aku mau akan menjadi kenyataan.
Di sepanjang kisah hidupku, kepergianmu adalah salah satu yang paling aku sesali. Tidak, jatuh padamu adalah hal yang paling aku sesali untuk saat ini. Seharusnya, aku tahu bahwa kita hanya teman. Seharusnya, aku tahu bahwa kamu menganggapku sebagai teman, tidak lebih.
Aku tidak menyangka semuanya akan sesakit ini. Terimakasih untuk semuanya. Terimakasih untuk bahagia, tawa, dan air mata yang sudah kamu berikan. Satu hal yang perlu kamu tahu, kehadiranmu bukanlah hal yang aku sesali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Dreams
PoetryAwalnya ku kira ini nyata. Ternyata aku salah. Ternyata, kamu hanyalah mimpi tengah malamku. Bunga tidur yang menerbangkanku ke angan-angan, kemudian menjadi fana ketika aku membuka mata dan kembali menghadapi kenyataan.