Pt. 9

2 2 0
                                    

Hari ini kamu kembali lagi. Kembali dan bersikap seakan-akan tidak ada yang terjadi. Oh, aku lupa. Memang tidak ada yang terjadi, iya kan? Kamu bahkan tidak mengetahui perasaanku yang sesungguhnya. Jadi, wajar jika kamu bersikap seakan tidak ada yang aneh.

Aku tahu bahwa ini resikonya. Merasakan sakit seorang diri ditambah kenyataan yang begitu pahit, yang tetap membiarkan kamu masuk untuk yang ke sekian kalinya. Salahku jika kamu tidak tahu apa yang terjadi. Salahku juga jika kamu masih tetap bersikap sama.

Tapi apakah kamu tahu? Jika aku bisa memutar waktu, aku akan tetap melakukan hal yang sama. Memendam perasaan ini, jauh dari jangkauanmu. Karena aku tahu, jika kamu tahu, semuanya akan berantakan. Tidak ada lagi kata teman terselip diantara kita. Kemungkinan terburuk, kita seperti orang asing yang tidak pernah bertemu.

Selama ini aku selalu dihantui rasa takut. Ketika kamu seolah-olah melampaui garis pertemanan, aku bertanya. Apakah ini benar kamu? Apakah kamu menyadari apa yang kamu lakukan? Apakah kamu tahu apa yang kurasakan? Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Apakah kamu akan kembali menjadi orang yang berbeda ketika pagi menjelang? Ternyata aku benar. Kamu memang hanyalah sebuah mimpi. Mimpi tengah malam. Yang tidak lebih dari angan-angan.

Tapi tak apa. Dengan kita yang hanya sekedar teman, setidaknya satu hal yang aku tahu. Kamu tidak akan pernah menjadi mimpi tengah malamku lagi. Karena baik ketika sang bulan bertahta, ataupun saat matahari berkuasa, kita tidak lebih dari sekedar teman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Midnight DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang