Part 1

652 27 1
                                    

Sore ini Angel tengah duduk ditepi ranjang dengan memandang keluar jendela kamarnya, ia membiarkan angin sore untuk masuk kedalam kamarnya. Angel menoleh kearah kalender yang tergantung didinding kamar, ia tersenyum bahagia karena 3 hari lagi tepatnya pada 31 Desember  1998 ia akan bertemu dengan teman lamanya yang sudah memberi kabar lewat telephone rumah bahwa ia akan kembali ke Jakarta lagi.

"Ciiii"
"Cici"
"Ci Angellllll"

Tak ada respon sama sekali dari  sipemilik nama. Adel sang adik yang geram pun melemparnya dengan bantal.

Bukkkkkkkkkk

Angel kaget dengan benda persegi panjang yang tiba-tiba mendarat tepat dipunggungnya itu. Lalu ia menoleh dan mendapati adik kembarnya tengah tersenyum manis kearahnya.

"Kenapa del? Bisa nggak sih nggak ganggu cici sehari aja" Ucap Angel dengan kesabaran penuh

"Ganggu? Yeee orang cici dari tadi aku panggil nggak jawab-jawab. Eh malah senyum2 ngeliat kalender. Emang ada apa sih? "
Adel yang ingin tahun pun mendekat kearah kalender tersebut.

'Nggak ada apa apa perasaan'

"Aneh lu ci. Turun disuruh mama makan"

Yang barusaja muncul itu adalah adik kembar Angel, yappp Adelina. Angel dan Adel adalah sepasang anak kembar yang lahir dikeluarga sangat berada.  Angel dan Adel tinggal bersama mama dan adik perempuannya yang masih berusia 6 tahun, karena ayahnya harus bekerja di Jepang dan hanya pulang 1 tahun sekali.

"Ma, ariel mana?" Ucap Angel dengan mata yang menelusuri seluruh bagian ruangan

"Dikamarnya Adel sayang. Sini makan dulu"

Segera Angel mengambil nasi dan beberapa lauk untuk di makan nya. Mama Angel setia menemani anak sulungnya yang sedang makan dengan menatap haru anaknya itu. Angel yang merasa ditatap oleh mamanya lalu menghentikan acara makannya dan menatap balik mamanya.

Sekarang posisi mereka tengah bertatapan. Mama Angel hanya menaik turunkan alisnya dengan mata yang mengisyaratkan kata 'kenapa?' Namun mama Angel hanya diam.

'Brukkkkkkkkkkkk'

Tiba-tiba ada suara benda jatuh dari arah lantai 2. Angel dan mamanya sontak berlari menuju ke lantai 2 dan melihat Adel yang tersungkur disamping ranjangnya. Disitu ada Ariel yang tengah tertawa riang melihat kakaknya jatuh dari  kursi karena ingin membantu mengambilkan balon miliknya.

"Adellllll kamu itu ngapain, kenapa cici kamu bisa tiduran disitu dek"
Adel yang ditanya hanya diem seperti orang yang sedang simulasi mati.

"Ci Adel naik kursi buat ambil itu mahhh"
Tujuk Ariel pada balon disudut atas kamar Adel

Angel hanya tertawa melihat nasib kembarannya yang agak sedikit tidak bisa diam itu. Memang diantara anak mami Aya yang mana adalah ibu dari Angel, Adel, dan Ariel. Hanya Adel lah yang selalu usil, entah naik pohon mangga dipekarangan rumah untuk memetik mangga, memindahkan ikan milik ayahnya ke kolam renang dibelakang rumah. Bahkan Adel pernah hampir hanyu disungai saat berlibur ke Jogja beberapa tahun lalu. Sifat Adel sangat berbanding terbalik dengan Angel yang sangat anggun dan pendiam, Angel jarang sekali bermain diluar rumah. Bahkan teman Angel dirumah bisa dihitung oleh jari, semua teman Angel rata2 adalah teman Adel yang ia ajak pulang kerumahnya dan semua temannya itu laki-laki.

"Aduhhhhh maaa sakit bangettt"

Adel mengeluh kesakitan dibagian hidungnya, dan ternyata adel mengeluarkan darah segar dari kedua lubang hidungnya.
Mami Aya tidak panik karena memang sudah sangat biasa melihat Adel seperti itu, beda halnya jika Angel yang seperti itu mungkin mami Aya akan sangat panik.

"Makanya lain kali hati2 jangan asal2an kalo ngelakuin sesuatu, kalo meninggalkan kasian Angel nggak punya kembaran"

"Mama ngaco bangettt sih, ngomongnya gitu banget sama anaknya"

Ariel dan Angel tertawa melihat Adel yang tengah diobati oleh mamanya. Setelah selesai mengobati Adel mami Aya keluar dari kamar Ariel dan Angel mendekat kearah ranjang dimana Adel terbaring.

"Ci adel, eril minta maaf ya ci udah buat cici jatoh sampe keluar darahnya"

"Nggak, gara2 kamu aku jadi sakit ditambah lagi diomelin mama"

Memang Adel dan Ariel ini sangat tidak akur, hampir setiap hari mereka bertengkar. Dan selalu Angel menjadi penengah mereka. Maka dari itu Ariel sangat menyayangi cici pertamanya itu.

"Adellllll nggak boleh gitu sama adeknya. Ayo dimaafin dulu"

Dengan sedikit paksaan dari Angel ia pun menerima maaf dari adiknya itu. Ariel tersenyum riang dan memeluk Adel yang sedang terbaring.


Nih sikembar

Nih sikembar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiiiii cerita baru nihhhh
Drakor emang menginspirasi. Cuman ceritanya ga mirip kok

Jangan lupa vote & komen ya

Born AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang