julian.

36 6 0
                                    

Delfi, 1572.

Kedua; Julian.

Eloise tidak bisa melepaskan senyumannya, tidak heran Ia begitu jika tahu Ia bertemu dengan pria yang sangat baik, tampan pula. Ia juga tidak sabar untuk bertemu dengan seseorang yang juga menantikan kehadirannya. Eloise ini perempuan yang mudah, sangat mudah untuk ditipu, sangat mudah untuk diambil hatinya, maka karena itu tidak salah jika paman dan bibinya selalu mengurungnya dikamar sempit berisikan satu jendela -dengan tujuan untuk menghindari orang yang berniat jahat-

Saat dimeja makan pun, Eloise masih belum bisa melepaskan rasa riangnya. Helene yang menatapnya sedari tadi pasti merasa penasaran yang luar biasa; bertanya-tanya apakah wajahnya ini selucu itu untuk ditatap hingga Eloise tersenyum-senyum.

Helene memutuskan untuk menanyakannya, tidak tahan lagi Ia dengan rasa penasaran ini,

"Eloise, apa yang membuatmu sangat senang hari ini?"

Eloise yang mendengarnya hanya tertawa cekikikan. Ia meletakkan sendoknya dan menyiapkan diri untuk bercerita,

"Aku tadi bertemu seorang pria-"

"Eloise bertemu dengan seorang pria?!" Dengan sedikit jeda, Helene melanjutkan kembali dan berusaha untuk tidak berteriak didepan Eloise,  "Aku pernah memberitahumu 'kan apa yang harus kau lakukan jika bertemu seorang pria?"

Eloise mendengus kesal, Ia tidak percaya jika Helene sama menjengkelkannya dengan bibinya dulu yang setiap hari tugasnya hanya mengingatkan Eloise untuk tetap diam dikamarnya. Padahal baru saja hatinya merasa riang, kini dengan secepat kilat, wajahnya kembali murung.

Eloise dengan nada bicaranya yang agak dinaikkan mengatakan,

"Dia bukan pria jahat, Helene, dia tidak menakutkan, dia juga tidak memberikanku hal-hal yang aneh untuk dimakan."

Wanita paruh baya merasakan dirinya sedikit tegang, dengan ujung jarinya yang ditujukan untuk menunjuk Eloise, Ia memperingatkan,

"Semua penjahat memiliki cara yang berbeda-beda, tidak ada yang perlu dibenarkan tentang apa yang kau katakan, Eloise. Kau pikir aku tidak khawatir harus menjaga anak seusiamu? Apa yang harus aku katakan pada semua orang jika kau menghilang?"

"Bukan-"

"Tidak! Eloise, besok kau tidak boleh pergi dari kamarmu saat aku tidak ada dirumah!"

Eloise meneteskan airmatanya kembali, dan bibirnya dikerucutkan. Ia sangat kesal sampai tidak tahu harus berkata apa. Jika Helene mengurungnya dikamar maka Eloise tidak akan bisa bertemu Julian. Gadis kecil itu tidak bisa berpikir saat ini, pikirannya kalut dengan kesedihan. Eloise yakin jika tidak ada hal yang bisa ditukarkan dengan pertemuannya bersama Julian.

Dia bisa mendengar jika Helene bermonolog tentang kesulitannya dalam menjaga seorang anak kecil dan betapa bahayanya seorang anak perempuan yang sendirian bertemu dengan seorang pria yang tak dikenalnya.

Eloise sangat menghargai kedatangan Julian yang menerimanya dengan baik. Eloise tidak pernah bertemu pria sebaik itu.

Eloise berjalan ke kamar dengan kaki-kaki mungilnya, sedikit menghentakkan lantai untuk menunjukkan jika Ia kesal bukan main. Ia kembali menangis saat tubuhnya sudah terbaring di ranjang dan ditutupi selimut tebal. Eloise hanya memikirkan tentang Ia yang mengingkari janji pemuda itu, pasti Julian sangat kecewa padanya.

Eloise memiliki jendela yang berukuran sedang dikamarnya, namun Eloise tidak akan berpikir untuk keluar dari sana. Apa yang akan Ia katakan pada Helene jika Ia benar-benar menemui orang asing itu? Melanggar yang Helene katakan kepadanya sudah keterlaluan. Perlu diingat kembali jika Helene selama ini sudah sangat baik mengurusi Eloise, disaat tidak ada yang menginginkan Eloise, disaat itu Helene percaya jika gadis kecil ini layak untuk tumbuh dewasa dengan sangat baik. Andai saja Eloise mengerti tentang kebaikan Helene kepadanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 17, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Philotimo.Where stories live. Discover now