Musuh?

30 3 0
                                    

Sasa masih berdiri ditempatnya dan menangis. Dia tidak tau harus apa. Dia masih bingung dan ketakutan.

Sedangkan Aska dia berjalan menuju Sasa dan glekk langsung memeluknya. Dia juga tidak tahu mengapa ingin memeluk Sasa.

Sasa membelalak. Dia kaget. Mengapa Aska berubah.

"Lo-." Ucapan Sasa terpotong karena Aska memeluknya tambah erat dan berkata

"Kata orang kalo cewek lg nangis itu dipeluk biar tenang. Lo diem aja." Aska begitu tenang. Tapi didalam lubuk hatinya dia khawatir keadaan Sasa.

"Kenapa?" Sasa masih sesegukan tapi dia memberanikan untuk bertanya kepada Aska

"Kenapa apanya?" Alis Aska mengerut

"Nggak jadi. Gue mau pulang." Sasa melepaskan pelukannya

"Bareng gue. Ayo gue anter." Aska menuju motornya dan langsung menstaternya. Sasa masih diam ditempatnya

"Nggak deh gue udah ngerepotin lo tadi. Oh iya makasih udah nolongin gue."

"Naik atau gue gendong lo."

"Nggak deh. Lo duluan aja."

"Satu, dua, ti-." Ucapan Aska terpotong karena Sasa langsung naik ke motornya dan Aska memberikan helmnya. Sasa cemberut, karena dia tidak suka dipaksa. Tapi ada benarnya juga dia bareng Aska. Dia tidak mau kejadian tadi ke ulang lagi.

Aska melajukan motornya. Dan Sasa masih diam saja.

"Rumah." Aska melihat Sasa dari kaca spion motornya

"APA?" Sasa berteriak karena dia tidak dengar apa yang diomongin Aska

"Ck budeg lo. Rumah lo?"

"Oh rumah gue. Komplek Mawar nanti turunin gue di depan komplek aja."

"Hm."

Aska langsung menuju alamat yang dikatakan Sasa. Sesampainya dirumah Sasa disambut abangnya yang cemas karena adeknya belum pulang-pulang. Dia ingin menjemputnya tadi sehabis pulang kuliah tapi dia takut Sasa sudah pulang. Ya tidak jadi.

"Dek kamu dari mana aja sih. Kakak nungguin lo tau gak. Maaf tadi nggak bisa jemput kakak kuliahnya sore." Rifky Alatas -kakak Sasa merasa bersalah.

"Nggak apa apa kak. Tadi nungguin angkotnya lama." Sasa terpaksa berbohong karena tidak mau kakaknya cemas.

"Oh yaudah kamu cepet mandi terus nanti makan ya. Mama sama Papa keluar kota ada urusan. Tadi baru nelpon kakak. Kakak udah siapin makanannya."

Sasa hanya mengangguk dan menjalankan perintah kakaknya.

🍃🍃🍃

Pagi harinya sasa sarapan hanya bersama kakaknya dan berangkat pun diantar kakaknya.

Sampai disekolah Sasa disambut teman-temannya yang menatapnya tajam.

"Sasa kemaren lo kenapa bisa pelukan sama Aska. Katanya benci?" Vale langsung mencecar Sasa. Sedangkan Sasa kaget dan bingung

"Hah maksudnya?"

"Nih." Manda menyodorkan hpnya yang berisikan fotonya bersama Aska yang sedang berpelulan kemaren di halte.

"Ck. Kerjaan siapa nih."

"Ya itulah admin Lambe Nyinyir yang tau segalanya akan apa yang terjadi di sekolah." Sasa langsung marah dan menuju kelasnya Aska. Dan tidak lupa membawa hpnya Manda. Untung Aska udah masuk. Karena dia tadi melihat motor Aska berada di parkiran

AlesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang