MUM.4

130 6 1
                                    

Selamat membaca

_______

Fattah memakai sepatu di bagian batas suci masjid,menyilangkan tali lalu di tari erat dari dua sisi.
Manik matanya menatap perempuan berpasmina yang sedang menyantuni kotak amal menghampiri perempuan tersebut dan ikut menyantuni.

"Bagaimana dengan pulang bersama?"tanya fattah,annisa terlihat kikuk.

"Flat kita satu arah dan tujuan"imbuh fattah,nisa tersenyum.
Mengikuti jalan alur langkah yang mulai berayun.
Malam yang masih terlihat terang dengan bintang yang ikut bersenandung kecil,bulan yang melingkar sempurna pas untuk malam mendominasi malam ini.

Fattah membuka suara dan mencairkan suasana memnceritakan sedikit pengalaman pada perempuan di d
Sampingnya dan ketika ada sesikit lelucon jenaka annisa tertawa dengan lesung pipi yang seakan menjuruk ke dalam.

"Berarti pak fattah asli sunda yah?"tanya annisa menyimpulkan sedikit cerita dari dosen di sampinngya.

"Iyah,ibu sama bapak saya asli majalengka beda daerah saja,kalo kamu asli dari turkey?"

"Ayah saya dari jawa timur,kalau ibu turkey"jawab annisa.

"Pernah tinggal diindonesia?"

"Kecil saya menetap di turkey,pemasukan sekolah menengah atas ikut ayah ke indonesia.dan setelah itu ayah dan ibu meninggal saya kembali menetap ke turkey pak,menemui nenek saya yang hanya keluarga satu satunya"cerita annisa dengan senyuman kecil,fattah menoleh ke arah perempuan di sampingnya.

"Kamu perempuan hebat"puji fattah dan terkekeh,annisa agak mengelak dan sedikit kembali perbincangan.

Kaki mereka memasuki area flat,menaiki tangga dan terhenti tepat di ambang pintu flat annisa.

"Terimakasih pak"

"Terima kasih untuk?"tanya fattah dan kekeh kecil.

"Semuanya"kekeh annisa,fattah hanya membalas kekehan dan pamit mengucap salam.
Langkahnya terhenti ketika mahasiswa sehabis bertukar cerita itu memanggilnya.

"Selamat malam pak,semoga hari esok lebih indah"ucap annisa dan menutup pintunya,merasakan pipi yang memanas seperti tomat,masyaAllah.

Annisa bodoh!dia tahu,tak ada hari yang lebih indah dari pada hari ini.

Sedangkan malik yang mendapati kata selamat malam dari mahasiswanya itu tersenyum kecil dan melanjutkan langkahnya menuju flat,ingin membersihkan diri,merehatkan badan.

Membuka knop pintu,manik matanya menangkap surat yang terjatuh di selipan ambang pintu.

°°°

Saliqa mempoles lipstik natural pada bibirnya,memilih baju berwarna abu abu selutut dan rambut yang di gerai,ketika melewati kaca besar saliqa kembali mengekpos bergaya gaya.

Apakah sudah cantik?

Fattah menyukainya tidak?

Aria,sang mamah saliqa yang melihat anaknya akhir akhir ini terlihat ceria dan bersemangat tersenyum kecil,memeluk sang putri tunggal dari belakang.

"Sedang jatuh cinta dengan tetangga flat kita?"ucap aria,saliqa bersemu dan mengangguk kecil.

Mengajak langkah kecil mamahnya menuju ruang makan untuk sarapan pagi,indra pengucapan saliqa terus saja berceloteh argumen tentang kekagumanya pada lelaki tetangga flat.
Aria hanya tersenyum kecil,melihat putri satu satunya terlihat antusias dan bahagia sesekali tersedak ketika mengunyah namun mulutnya menceritakan fattah,membuat aria sedikit menegur dan menyugukan air putih pelan lelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mualaf Untukmu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang