02. sakit

45.2K 3.9K 181
                                    

"Bundaaaaa! Bang Rey ga mau anterin aku belanja bundaaa!"teriak Dinda, dari arah halaman belakang.

Sela tersentak, sedari tadi ia melamun di ruang televisi.

"Abang bukan ga mau, Dinda. Tapi abang harus pulang, ada perkerjaan dirumah yang tertunda."kata Reyhan, berucap lembut.

"Dinda, lagi kamu mau kemana sih? Baru sampe tadi malem. Pasti masih capek, mending istirahat dulu."ujar Resa membawa bolu buatan nya, meletakkan di meja, lalu kembali ke dapur.

Reyhan dan Dinda langsung menyambut bolu buatan Resa.

"Tapi masih kangen sama bang Rey."rengek Dinda.

Rasanya Sela ingin menarik mulut Dinda, aw kejam sekali kamu Sela.

"Gimana kalau Minggu depan? Sabtu depan, malam Minggu kita jalan?"ujar Reyhan.

Sela yang menikmati bolu buatan Resa, pun tersedak.

Reyhan panik, langsung memberikan minum ke Sela.

"Sela, kamu gapapa?"tanya Reyhan.

Bangsat, masih nanya dia.

"Hah?gapapa kok."

"Hati hati."

Sela mengangguk kan kepalanya, apa tadi yang ia dengar? Malam Minggu? Jalan? Sialan, Reyhan kalau jalan dengan nya saja harus di paksa terlebih dahulu.

Lalu Sela kembali melanjutkan acara makan nya, seolah ia tidak mendengar apa apa.

Selow, masih sabar.

"Serius ya tapi? Nanti bohong lagi bang Rey."ucap Dinda, sambil melirik Sela.

Heh, apaan tuh main lirik lirik? Mau di colok Sela?!

Serius, Sela masih nggak percaya, Dinda itu seumuran nya, mau masuk kuliah. Tapi kelakuan nya macam anak TK.

Body? Oke lah.
Wajah? Hm, Sela akui emang cantik. Tapi, woi! yaela, cantikan Sela kali.

Jangan lupa ya, mantan primadona di sekolah GarPan mana ada yg bisa ngalahin?!

Oh sama satu lagi, mana ada yang bisa ngalahin sifat percaya diri seorang Selatania?

"Iya, janji deh."

"Yaudah deh, aku tunggu lho ya bang! Aku kekamar dulu istirahat, byeee!"ujar Dinda dengan riang.

Lalu mengecup pipi Reyhan dengan singkat, dan berjalan ke lantai dua—letak kamarnya— tanpa dosa.

Sela membelalakkan matanya, pertama karena kecupan ringan di pipi Reyhan, dan kedua karena tatapan meledek yang Dinda lontarkan.

Hey, apa apaan itu?!

Oke, ingatkan Sela untuk ngamuk ke Reyhan saat sampai di apartemen nanti.






***

Sela dan Reyhan sampai di apartemen mereka, dan seperti yang di katakan pada Dinda tadi di rumah, Reyhan langsung mengambil alih laptopnya. Tanpa menegur Sela.

Reyhan kenapa? Harusnya Sela yang marah.

Saat ini mereka di dalam kamar, dengan Reyhan yang berkutat pada laptop di sofa.

Sela duduk di samping Reyhan, Reyhan menoleh sekilas lalu kembali fokus pada laptopnya.

"Kak?"

Reyhan berdeham.

"Itu tadi dia beneran adik sepupu kamu?"

"Iya."

"Kok gitu?"

precious wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang