Chapter 3

82 20 11
                                    

Happy reading

Vote dulu sebelum lanjut
.

.

.

Mata yang tadinya tertutup kini membuka perlahan. Sesekali ia meregangkan otot ototnya yang terasa kaku. Matanya menelisik setiap sudut tempat itu. Detik kemudian setelah nyawanya sudah terkumpul ia terkejud.

"Woi? Gue dimana nih? Ini tempat apaan lagi? Gue siapa ya? Nama gue siapa?" Tanyanya tapi hanya ada keheningan.

"Ahhh gue Sheyra anaknya mamih Quileta dan papih Sukandi. Badan gue kok ringan bangat anjaii" ucapnya lagih

Detik kemudian ia bangun dan alangkah terkejutnya melihat tubuhnya ada dua. Tubuh itu pucat matanya terpejam dengan nyaman.

Sheyra syok melihat tubuh itu. "Itu bukan gue kan??? Kalau itu gue? Gue udah meninggal gitu? Alamak mana gue belum kawin mamihh!!" Jeritnya tak terima

Sheyra teringat sesuatu terakhir kali ia sadar pas makan permen coklat pemberian Emak emak.

Jangan-jangan emak emak ituu--Sheyra sibuk membatin.

"Tapi salah gue apa? Kenapa emak emak itu racunin gue? Dan ini dimana? Gue pengen pulangg!"

"Siapapun tolong gue!!"

"Kenapa tubuh gue gak bisa gerak buat kabur ya!"

Ya tadi adalah arwah Sheyra yang keluar dari tubuhnya. Sekarang ia berada di suatu tempat.

Tempat yang begitu bagus namun sedikit mencekam karena ada keheningan.

Tubuh aslinya terbaring disuatu batu yang ditaburi bunga juga lumut. Batu itu berada di tengah-tengah kolam air yang warnanya biru jernih.

Ruangan itu semacam gua namun bukan gua polos saja disana terdapat banyak tanaman tempel disetiap dinding.

Sekarang arwah Sheyra tak bisa kemana mana. Seakan terkunci dan tidak bisa kemana mana.

Tapi ia masih bisa bergerak kesana kemari tapi hanya dalam gua tersebut.

Sheyra gadis manis juga cantik itu menangis meratapi nasibnya. Apalagi gadis itu terus bergumam. 'GUE BELUM KAWIN? TAPI KENAPA DAH ISDET?'

Sheyra duduk menekuk lutut dan berharap ada seseorang yang menolongnya.

"Gue gak mauuu! Hueee gue masih pengen hidup!"

"Ini semua gara-gara emak emak sialan itu! Awas aja lu mak kalau ketemu gue TONGGOSIN LAGI TU GIGI!" teriaknya murka

Ayolah Sheyra bisa gila hanya berdiam disini. Apalagi ia dalam keadaan menjadi arwah.

"Bang Felix gue pengen pulangg!" Isaknya. Ia rindu Felix kakaknya yang biasa menemaninya saat takut.









______

Disisi lain Ratu Quileta menangis drama mendengar putrinya hilang diculik penyihir bergigi kawat. Ia memeluk suaminya meminta untuk segera mencari Sheyra.

"Hueee! Sheyra anak gue lo dimanaa?" Tangisnya meraung raung.

Felix merasa kasian kepada adeknya yang sekarang gak tau dimana.

Sabar dek

Dan parahnya dia cuma bisa berbatin bukannya gerak cari tu bocah. Apakah ini seorang kakak yang setia? Lucnut iya.

"Prajurit sedang mencari Sheyra mah. Udah jangan nangis mulu napa" ucap Suaminya alias Raja Sukandi agak kesel. Masalahnya baju kerajaanya yang sudah keren keren basah akibat ingus Quileta.

"Hueee gimana gue gak nangis! Dia anak gue anjir! Lo jadi papah gak ada peduli peduli nya ama anak" dan berakhir jiwa sangar Quileta mode on.

Felix yang sudah tahu hawanya diam diam pergi namun saat kaki nya melangkah terdengar Quileta memanggilnya.

"Felix! Mamih minta kamu cari Sheyra sampe ketemu. Kalau sore gak dapat Sheyra lu gak gue izinin masuk ke istana!" Ini yang gak disukai Felix.

Felix diam. Dia berfikir buat apa prajurit banyak tapi ujung-ujungnya dia yang disuruh padahal niatnya abis ini mau rebahan santui.

Tau yang dipikiran Felix.
Quileta memulai pidato ceramah ampe lupa nyari Sheyra.

Keluarga macem ape ni




PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang