"You were "you", I was "I" ; we have been living without knowing each other" — Hi, Hello, Day6
Malam itu performance kita berhasil membuat gue mengeluarkan air mata. Konser yang kita adakan memang tidak bisa dibilang konser yang besar ; kami hanya menggunakan gedung theater berkapasitas 3.000 orang ; namun siapa sangka ternyata konser pertama kami di NY kali itu sold out hanya dalam waktu kurang dari setengah jam dan di hadiri oleh fans yang punya antusiasme luar biasa.
Kita ber 5 benar-benar tidak meletakkan harapan besar terhadap respon yang akan kami terima di US ; mengigat ini baru tahun ke dua kita debut di korea dan nama band kami di korea juga bukan yang paling besar.
Kami udah sepakat dari awal bahwa kami akan bersenang-senang di atas panggung dan melakukan yang terbaik yang kami bisa.Siapa sangka malam ini dengan mata kepala gue sendiri, gue melihat ribuan pasang mata bernyanyi lagu kami (yang umumnya berbahasa korea) bersama. Gue terharu. Ternyata begini rasanya bahagia.
Begitu gue turun dari panggung dan menyelesaikan performance tentu saja hal yang pertama gue lakukan adalah ; video call bunda.
"Bundaaaaa abang baru aja selesai perform" teriak gue.
Di seberang sana terlihat bunda yang mencoba menggunakan kaca matanya untuk melihat gue lebih jelas, sepertinya dia baru saja kebangun gara-gara panggilan gue.
"Benarkah???? Gimana disana? Semuanya lancar kan? Abang ga ada yang luka kan?" Benar kan, padahal kayaknya gue baru aja ngeganggu tidurnya, tapi dalam keadaan setengah sadar aja bunda masih sanggup mengkhawatiri gue yang sebentar lagi berumur 27 tahun ini.
"Bun satu-satu dong nanya nya, abang baik-baik, semua lancar pokoknya abang bahagia banget bun" lapor gue kepada bunda sang komandan sambil tersenyum lebar.
"Bang?" Tiba tiba di tengah rasa excited gue, bunda memanggil gue lagi.
"Iya bun?"
"Abang abis nangis?" Gue lupa. Gue lupa kalau gak ada hal yang bisa gue sembunyiin dari Bunda. Entah itu hal baik atau pun hal buruk. Termasuk perihal mata bengkak gue karena nangis dipanggung tadi. Jeremy sih, segala nangis kayak bayi abis disuntik pas di lagu terakhir tadi.
Berhubung gue selalu berada di sebelah Jeremy kalau dipanggung, mau gamau gue harus melihat dengan jelas tangisan bahagia nya Jeremy. Nular lah tuh nangis ke gue. Duh gimana nih gue jelasin ke bunda, masa gue ngadu kalau gue abis nangis gara-gara ketularan terharu dangdut nya Jeremy? Gak macho banget. Duh Busan pasti malu punya warga cengeng kayak gue.
"Abis dikencingin kecoak bun ini kayaknya kemaren, bengkak nya baru sekarang" oke, gue tersadar kalau gue baru aja membuat alasan bodoh.
"BOHONG BUN! BANG NATHAN ABIS NANGIS TUH, NYEEEEE NYEEE NYEE NYEEEE" itu suara Iam, emang dasar satwa liar, sejak kapan lagi dia muncul di belakang gue?
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE POEMS
FanfictionUntuk mereka yang terjebak dan bercerita di dalam beberapa dimensi waktu. Sesungguhnya tidak ada keperluan bertemu, namun waktu memang yang paling tau. Terlalu rumit untuk dibilang cerita cinta Terlalu banyak kata untuk dibilang puisi penuh makna...