Hijrah

39 5 0
                                    

Metamorfosis kupu-kupu

Hijrah itu seperti proses metamorfosis kupu-kupu. Kupu-kupu yang pada mulanya berasal dari makhluk yang menjijikkan dan juga bau.

Ketika masih menjadi ulat, ia menjadi salah satu binatang yang lemah dan kecil. Ulat bahkan merupakan makanan dari banyak binatang, sehingga ia harus berjuang untuk tidak dimakan agar dapat bertahan hidup.

Dan apa yang akan terjadi ketika ulat kemudian mengasingkan diri dari kebiasaan-kebiasaan lamanya yang hanya bisa merugikan makhluk lainnya. berhari-hari dipaksakan matanya terpejam, hingga seakan benar-benar ia telah tidak ingin melihat apapun termaksud dirinya sendiri.

Digeleng-gelengkannya kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti menyesali segala perbuatanya. Naluri untuk makan dan merusak pun telah dikuburnya. Ulat pun berpuasa sekian lamanya. Hingga hari-hari berlalu, udara meneburkan jutaan debu yang terus melekat dan menempel menutup seluruh tubuhnya, sampai tak disadarinya sang ulat lantas tenggelam dalam kegelapan yang sangat pekat. Rongga udarapun dipersempitnya sehingga sangat memungkinkan kulit dan dagingnya akan kehilangan cairan. Hingga mengering dan berubah.

Dan saat tubuhnya perlahan-lahan berasimilasi, mulailah dengan sunatullah debu pembungkusnya perlahan-lahan retak dan bersamaan masuknya oksigen yang membawa karbonhidrat, tubuh ulat yang sudah rusak tadi kembali bersemi kemudian membentuk kehidupan baru hingga jadlah kupu-kupu dengan beragam warnanya.

Sama halnya dengan hijrah. Hijrah. Satu kata yang jika dilaksanakan tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Tapi yakinlah bahwa usaha tidak pernah menghianati hasil. Step by step. Selangkah demi selangkah. Nikmati prosesnya lalu rasakan hasilnya.

Samarinda, 18 Mei 2020

Fatia Rahmi Nurfadillah Muhdi

About Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang