PMS

137 9 3
                                    

Ase masih berada di atas pohon kelapa tetangga untuk menjalankan hukuman Momnya, di bawah ada Alyo yang hanya menatap Ase memanjat.

"Dad, bantuin kek gantian manjatnya." teriak Ase dari atas.

"Udah terlanjur Se, kamu aja yang ngambil kelapanya, dikit lagi kok sampe puncak." jawab Alyo.

"Terus Daddy bantu apa?" kesal Ase, Ayla kan menghukum mereka berdua kenapa yang menjalankan hanya Ase saja?

"Dad bantu support kamu dari bawah."

"Ah elah, gak adil dong, Dad!" kesal Ase.

Ase memanjat sedikit lagi, ia hampir sampai ke puncak untuk meraih kelapa muda.

"WOY NGAPAIN LO? MAU NYOLONG YA?" teriak seseorang dari bawah, Ase meneguk ludahnya susah, itu Pak Ucok pemilik pohon kelapa ini.

Ase kicep, lalu pria itu menoleh ke bawah di sana masih ada Alyo yang bersembunyi takut ketahuan Pak Ucok. Untung saja di sini gelap hanya cahaya bulan yang tampak remang-remang.

Bisa malu 7 kepalang Ase jika ketahuan nyolong kelapa orang.

"Dad, gimana nih?" tanya Ase pelan namun tak terdengar jelas oleh Alyo.

"WOY TURUN GAK LO!" teriak Pak Ucok lagi masih di teras rumahnya sambil memegang sapu lidi.

Ase yang takut disangka maling, lebih parah lagi nanti Pak Ucok memanggil warga dan menghakiminya. Ase tak mau itu terjadi, memang ia dan Alyo tak meminta dulu ke pemiliknya, Ase pikir Pak Ucok belum pulang ke rumahnya karena dua hari yang lalu Pak Ucok balik ke kampungnya.

Ase tanpa pikir panjang lagi langsung merosot ke bawah, membiarkan badannya terjatuh ke tanah.

Brukk...

Sial, Ase jatuh dan lebih parah lagi Ase menimpa badan Alyo.

"Asee..." lirih Alyo merasakan sakit di punggungnya.

Ase segera berdiri dan menolong Alyo berdiri, lalu kedua anak bapak itu berlari terbirit-birit pulang ke rumah.

Ayla berkacak pinggang melihat anak dan suaminya berlari ketakutan masuk ke dalam rumah, wanita itu menggeleng pelam melihat tingkah suami dan anaknya.

Aliya yang melihat kakaknya dan dadnya berlari-larian juga ikutan berlari walaupun Alya sudah mencegahnya.

Fatan hanya menatap datar, ia kembali memainkan kuas di tangannya melukis di kertas gambar.

Benar-benar keluarga absurd.

***

Pagi ini Una berangkat sekolah bersama Ase, karena papanya harus ke kantor tak bisa mengantarnya.

Di dalam mobil bukan hanya ada Ase dan dirinya melainkan ada Clara yang juga berangkat bareng dengan Ase.

"Pagi cantik." sapa Ase ketika Clara masuk ke dalam mobil pria itu.

"Pagi." jawab Clara.

Una memutar bola matanya, bisa jadi nyamuk dia sampai nyampe di sekolah.

Ase belum juga menjalankan mobilnya, ia malah terus memandangi wajah Clara membuat yang dipandanginya menunduk malu.

"Woy, cepetan dong jalan udah telat nih." kesal Una dari belakang.

"Iya iya, lagian kecantikan Clara itu membuat gue lupa waktu." jawab Ase cengengesan.

Una dengan kesal keluar dari mobil lalu membuka pintu depan tempat Clara duduk.

"Keluar." suruh Una dingin, dengan takut Clara menurut saja.

Anak Tetangga (Sequel LYB1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang