part 6

51 6 0
                                    

Vote dulu sbelum baca ya guys

Kini pelangi tengah berjalan dikoridor kelas X sambil membawa setumpuk buku tugas milik teman-temannya, ya pelangi disuruh oleh guru biologin untuk membawa buku tugas kelas X ipa1 keruang guru.

Pelangi melihat kearah lapangan, disana ia melihat anak kelas XI yang sedang menerima pelajaran olahraga, namun sepertinya sudah selesai karna yang cewek sudah meninggalkan lapangan sedangkan yang cowok masih asik bermain basket, pelangi melanjutkan perjalanannya tanpa ia sadari diantara pemain basket itu ada seorang cowok yang memandanginya dan tersenyum saat melihat pelangi.

"Woii lo ngapain senyam-senyum sendiri?bukannya lanjut main main malah bengong."
"Gue lagi lihatin masa depan no." Jawaban ngelantur yang nino dapatkan.
"Emang Lo punya masa depan fan?" Tanya Nino dengan tampang polosnya
Vano yang ditanya Nino langsung menoleh, hilang sudah moodnya kalo ngomong sama Nino harus punya kesabaran yang besar karna jujur Nino orangnya klewat pintar sking pinternya ya gini jadinya bawaannya pengen ditabok.

"Serah lo dah nin." Vano yang melanjutkan permainan basketnya, disini hanya tinggal mereka berdua yang masih betah bermain basket sedangkan yang lain sudah pada istirahat ada yang kekantin dan ada yang masih duduk dipinggir lapangan.

"Yee gue nanya serius juga," nino yang juga melanjutkan permainannya "eh tapi van, tadi lo liatin pelangi?"
" hah pelangi? siang bolong gini, matahari terik, nggak ada mendung gimana ada pelangi." Vano yang belum paham
"Magdlsud gue tuh, cewek yang tadi lewat dikoridor, itu namanya pelangi" nino dampak geram dengan temannya.

"Oh jadi cewek itu namanya pelangi," vano tersenyum sambil mengangguk-ngangguka kepalanya, "cantik, kaya namanya."

"Idih, lo naksir ama adik kelas itu? Nggak usah ngarep dia nggak bakal mau sama lo yang brandalan." Nino memang mengenal pelangi karna kebetulan pelangi tinggal satu komplek dengan rumahnya dan mereka satu SMP meski beda satu tingkat.

"Woi kalian ngapain tengah lapangan berjemur, kalo nggak main nggak usah sok caper deh pake berdiri tengah lapangan mau paner bodi" teriak vero temannya yang sudah istirahat dipinggir lapangan bersama anak cowok lainnya.

Mereka berdua menghampiri devon dan teman-temannya.

"Ini nih sih anying kayanya lagi naksir sama adi kelas"
"Lah, lo punya hati van? Gue kira lo cuman bisa balapan, bikin onar sama gebukin orang." Pertanyaan vero membuat Vano mendengus malas  mendengar kedua sahabatnya, kalo omong emang suka bener.

"Gue juga manusia kalik, yang bisa suka atau tertarik sama seseorang dan gue juga punya hati yang bisa ngerasain cinta sama orang yang gue sukai" jawaban dramatis Vano membuat vero dan Nino berdigik jijik.

"Idih kok gue pengen muntah ya," nino yang menunjukan muka jijiknya.
"Sejak kapan lo jadi dramatis gini, emang ceweknya siapa sih?"
" itu si pelangi adiknya Waketos" Nino yang memberi tau.
" hah magsud lo dede gemes adiknya ayu."
"Iya goblok nggak nyambung-nyambung lo pake nanya lagi"
"Ye yang dipanggil goblok tu elo."

"Udah kalian ngapain jadi ribut, bukanya bantuin gue kek biar bisa deket sama pelangi."

" kayaknya bakal sulit deh van, gue kenal sama pelangi udah dari SMP setau gue dia orangnya pendiem, cuek dan udah banyak cowok yang ia tolak bukan hannya itu kakaknya juga galak, ayu nggak bakal biarin orang kayak lo tukang onar deketin adiknya," Nino yang ngomong panjang lebar.

"Yaelah masak gitu aja udah mundur van? lo juga no harusnya cari solusi biar si vano bisa deket sama pelangi."

"Pantang bagi seorang vano mundur sebelum mencoba," vano dengan penuh ambisi
"Nah ini baru namanya sohib gue," kompak nino dan devon.

###

"Rei, lo ada hubungan apa sama pelangi?" tanya david salah satu sahabat reihan, mereka didalam kelas, kebetulan kelas ipa1 sedang pree klas.

"Magsud lo?" Tanya reihan balik
"Tadi pagi hampir satu sekolah heboh gegara lo berangkat sekolah bareng cewek dan cewek itu pelangi." Rian yang menjelaskan magsu pertanyaan david.

"Iya rei nggak biasanya lo mau deket sama cewel jangankan sampe berangkat bareng, ngomong sama cewek aja lo ogah, gue aja sampe mikir lo normal kan?" Sambung riski yg membuat reihan langsung menjitak kepalanya.

"Gue bukan kaya lo."
"Trus magsud lo gue nggak normal gitu?"
"Lo yang bilang, bukan gue" jawaban reihan yang singkat padat namun tak jelas.
"Serah rei." Riski males berdebat dengan reihan karna ujung-ujungnya ia pasti kalah.

Sedangkan david dan rian hanya geleng-geleng kepala memperhatikan percakapan mereka.

"Kalo gue lihat pelangi emang cantik sih," davin menjeda ucapannya "kok baru sadar ya, tau gitu gue deketin pelangi aja udah cantik, pinter ya meski agak dingin. Sebelas duabelas sama lo."

"Jangan macem-macem" Reihan yang memperingati david
"Magsud lo?" Rian yang heran biasanya reihan tak akan peduli kalo masalah cewek

"Berani lo deketin dia nyawa lo melayang" kata reihan sambil menatap david dingin
"Wis santuy dong bos, gue becanda kok yakali gue mau pepet gebetan temen sendiri"

"Jadi lo beneran suka sama pelangi?" Riski yang memastikan
"Hmmm."
"Lo seriusan rei?" Rian yang nampak tampak tak percaya
"Apa jawaban gue yang tadi blum jelas?"

"Wis nggak nyangka gue reihan bisa suka sama cewek, kirain dia suka sama gue secara gitu gue kan ganteng."
"Idih pengen muntah gue." Kata david yang berdigi jijik.

"Ternyata lo nggak normal." sambung rian.

"Enak aja gini-gini juga gue suka cewek kali." Riski yang tak terima dengan tuduhan rian.

Sedangkan Reihan hanya memperhatikan mereka, dan tersenyum saat membayangkan ia yang mengakui menyukai pelangi.

Maaf ya garing, otak aku lagi mandek nggak tau mau nulis apa


PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang