Aku tidak sadar bahwa semalam aku ketiduran dilantai. Pagi yang cerah tapi tidak secerah hari-hari ku. Hari-hari ku selalu suram, gelap, dan sunyi.
"Awwww," Aku mencoba untuk bangun tapi seluruh badan ku sakit, bahkan darah yang semalam masih ada dibaju ku dengan bau anyir yang sangat menyengat.
Aku pasti bisa, pasti bisa!!, batinku.
Aku pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri. Perih! itu yang aku rasakan. Setelah beberapa menit aku pun sudah selesai.
Aku lapar, batinku.
Aku pergi ke meja makan yang ternyata sudah ada ibu dan ayah. Ibu melihat ku, tapi hanya tatapan tidak suka yang aku lihat dari mata nya.
"Mau apa kamu kemari?"
"Zozo, lapar bu," ucapku sambil menunduk.
"Oh kamu lapar? Sana cari makan sendiri dengan uang hasil curian mu."
Deg
Deg
Duarrrr!
Aku mematung begitu mendengar perkataan ibu barusan. Pemandangan ku menjadi buram karna genangan air mata. Aku menahan nya agar tidak jatuh, tapi ia tetap lolos dengan sempurna. Ibu yang melihat ku seperti itu ia hanya acuh. Bahkan Ayah pun hanya diam saja.
Kenapa aku selemah ini? Mudah sekali menangis, si*lan!. Aku pergi entah kemana yang penting aku jauh dari rumah. Aku pergi menaiki sepeda motor CBR tak lupa dengan helm fullface.
Aku butuh tempat yang dapat menjernihkan pikiran ku, batinku.
Tak butuh waktu lama untuk sampai ternyata aku pergi kedanau. Suasana yang begitu sepi, nyaman dan tentram sedikit membuat aku bisa melupakan kejadian tadi. Tanpa aku sadari, aku tertidur dengan sangat nyenyak. Lelah rasanya setelah menangis.
Dengan nafas yang tidak beraturan dan meracau tidak jelas.
Ia terlihat begitu gelisah. Apa yang terjadi dengan nya?, batin seseorang.
"Hei!, Bangunn. Hallo! Hei!"
"Tidak bu, aku tidak mencuri," Racau ku.
"Hei, bangun," ucapnya sambil mengelus kepala ku.
"Tidak bu, aku tidak bohong."
"Hei," ucapnya dengan menepuk pipi ku pelan.
"Huh! huh! huh! huh!," Nafas ku tersengal sengal.
"Apa kamu baik-baik aja?"
Aku menoleh ke arah sumber suara, aku terkejut. Siapa dia?.
"Lo si-siapa?"
"Ah, Aku?. Kenalin nama aku Kevin Devandro," ujarnya sambil mengulurkan tangan, tapi aku diam saja dan tidak berkutik.
Ia yang melihat ku seperti itu langsung menarik kembali tangannya.
"Kenapa kamu menangis?"
"Ah, ng-nggak gu-gue gak nangis," ucapku dengan segera menghapus air mata.
Memalukan, kenapa aku bisa menangis seperti ini dihadapan cowok, batinku.
Hening. Tidak ada yang memulai untuk bicara. Aku sedang berkutat dengan pikiran ku. Setelah beberapa menit hening.
"Hei, aku belum tau siapa nama kamu, nama kamu siapa?"
"Gue zozo," ucapku datar.
"Kenapa kamu tidur disini?"
"Bukan urusan lo. Gue cuma butuh waktu buat sendiri," tungkas ku.
Setelah itu ia hanya diam dan tidak bertanya lagi. Bagus lah aku jadi tidak perlu repot menjawab pertanyaan nya yang sudah seperti wartawan itu.
Aku melirik dengan ekor mata ku ternyata dia sedang memperhatikan ku.
Oh, shit! Apa dia tidak punya pemandangan lain selain melihat ku?, batinku.
Aku memilih pulang dari pada terus-terusan seperti ini. Rasanya aneh jika berduaan dengan orang yang baru aku kenal. Kalau sama doi berduaan kan enak hehe. Saat baru saja aku berdiri, dia mencekal pergelangan tangan ku.
"Kamu mau kemana?"
"Bukan urusan lo."
"Eh tunggu!"
"Lepasin tangan gue."
"Keadaan kamu seperti nya sedang tidak baik-baik saja, aku antar aja yah."
Tau dari mana dia jika aku sedang tidak baik-baik saja?, batinku.
"Gue bisa balik sendiri," ucapku sambil berusaha agar tangan ku terlepas darinya. Tapi nihil usaha ku sia-sia.
"Aku antar aja." ucapnya tegas.
"Tapi gue bawa motor."
"Yaudah, sini biar aku yang bawa."
Mau tidak mau aku berikan kunci motor ku. Karna jujur saja badan ku masih terasa sedikit sakit lebih tepat nya dibagian perut. Sakit sekali!.
Jalanan begitu sepi hanya segilintir kendaraan yang berlalu lalang. Selama diperjalanan aku tidak banyak bicara terkecuali untuk menunjukkan jalan arah kerumah ku. Tidak butuh waktu lama untuk sampai karna jarak rumah dan danau tidak terlalu jauh.
"Makasih."
"Sama-sama," ucapnya dengan senyum yang begitu tulus.
"Aku pulang dulu, jaga kesehatan yah."
"Iya, makasih," ucapku datar
Dia pulang naik apa? Kan tadi ke rumah ku nya naik motor, batinku.
"Eh tunggu!"
"Iya, kenapa?"
"Lo balik naik apa?"
"Aku naik taxi," Lagi-lagi tersenyum. Oh yaampun apakah semudah itu terseyum?
"Oh yaudah, hati-hati."
"Makasih, yaudah aku pulang dulu."
Aku hanya mengangguk. Dan saat aku ingin masuk, tiba-tiba perut ku sakit. Sakit sekali!. Aku jatuh, hanya gelap yang mendominasi dan perlahan kesadaran ku hilang.
***
Cewek unik, apa dia tidak bisa tersenyum sedikit saja. Pasti manis kalau dia tersenyum. Eh ada apa denganku. Kenapa aku memikirkan dia, batinnya.
***
TBC
Hai Readers^_^
Silahkan komen sebanyak-banyaknya.
Semoga kalian suka>_<Jangan lupa tinggalkan jejak yak;v
Silahkan follow me @nariyah_19

KAMU SEDANG MEMBACA
ZOZO
Teen FictionKegelapan sudah tidak asing lagi untuk ku. Kesunyian sudah menjadi teman abadi ku. Hati yang sudah hancur. Apakah akan kembali lagi seperti semula? Kurasa tidak. Hati yang sudah hancur tidak akan kembali dengan sempurna. Hanya waktu yang akan menja...