4' Berangkat

53 6 2
                                    

"Kamu inget kan apa aja yang boleh dan gak boleh di lakuin di sana?"

Odi menatap ayahnya kemudian mengangguk seperti anjing kecil yang matanya lebar dan menggemaskan.

"Gak usah sok imut deh kak!" Sahut Dohyon yang memasang wajah jijik.

Odi berdecak, "apa sih lo?! Suka-suka gue lah!"

"Di, tuh om Jeka juga dateng"

Odi menoleh ke belakang lalu tersenyum lebar saat mengetahui pemilik hatinya juga datang.

Tak lama dia berlari ke arah Jeka lalu memeluknya.

Sungguh jika bukan karena Jeka yang memangkas seluruh kumis dan janggutnya tadi pagi, pasti dia sudah di kira om dan keponakan dengan Odi.

"Udah mau berangkat?"

Odi mengangguk. Jeka terkekeh kemudian mengusap rambut gadis itu dan mengecup keningnya, Seungyoun yang melihat itu pun memalingkan wajahnya sembari mengomel.

Dohyon gak tau lagi harus apa karena dia gak bakal ngira kakaknya suka cowok modelan perjaka tua macem Jeka.

"Setelah kamu selesai sekolah, om akan membawa kamu kuliah ke Jerman"

Odi meneguk ludahnya, "masa boleh sama papa?"

"Nanti om coba bilangnya"

"Tapi aku udah di jodohin sama kak Jeno dan sebenernya aku--"

"Kamu, kamu kenapa?"

Odi menggeleng kemudian tersenyum, "gak papa"

Dengan berat hati karena gak dapet jawaban sama sekali dari Odi, Jeka pun hanya bisa mengela nafas dan memeluk gadis yang ia cintai itu.

"Kenapa kamu pengen banget ke Kalimantan Odi?"

Odi mendongakkan kepalanya lalu tersenyum, "karena di sana banyak kenangan tentang mama dan papa"

"Kamu mau lanjutin cari tahu masalah kematian Adera?"

"Ya, pasti"

Jeka melepaskan pelukan mereka dengan lembut lalu menatap gadis itu dalam, "kamu yakin?"

Odi mengangguk, "apa yang harus di ragukan? Mama penting buat aku om"

"Bahkan kalo ada orang yang bantuin aku dia bakalan jadi orang spesial di hati aku, dan aku harap itu om"

Jeka menghela nafasnya, "maaf om gak bisa temenin kamu"

Odi mengangguk, "Odi tau kok om gak bisa ke Kalimantan, Odi tau om punya banyak masalah di sana"

Jeka mengangguk kemudian memeluk gadis itu dan mengecup puncak kepala gadis itu.

Asik-asik bermadu kasih, si duda kurang belaian datang dengan sombongnya dan berdehem keras.

"Ehm!"

Sontak Odi melepaskan pelukan Jeka dan menghampiri ayahnya.

Seungyoun menghela nafasnya lalu berjalan terlebih dahulu melewati Jeka. tepat di samping Jeka, dia berhenti dan mendekatkan mulutnya ke telinga Jeka.

"Gue udah bilang jangan macem-macem sama anak gue!"

Jeka tersenyum miring, "selama itu berhubungan sama Adera gue gak bakal nyerah"

**

"Di, sebenernya lo ikut lomba ini bukan untuk menang kan?"

Odi menatap teman perempuannya yang sedang memakan jajan panjang berwarna kuning di pangkuannya.

"Hm, kayak lo gak tau gue aja"

"Ya, lo kan gak suka bersaing. Padahal lo punya kemampuan sampe ke tahap Nasional loh Di"

Odi menggedikkan bahunya, "menurut lo papa gue bakalan seneng gue kesana tanpa dia gak Ji?"

Yeji, gadis sipit itu berdecak.

"Papa lo kenapa sih Di?"

"Gak tau, protektif banget. Seumur umur gue kaga boleh nyebrang pulau"

"Mangkannya lo jarang pergi"

"Boro-boro pergi, gue diem doang di kamar aja di treakin di kira kabur"

Yeji terkekeh pelan sembari menggelengkan kepalanya, lalu ia membuka tirai jendela bis dan tersenyum melihat pemandangan.

"Bagus banget view-nya, suka deh"

Odi mengernyitkan dahinya, "gitu bagus?"

Yeji memgangguk mantap.

Emang suka alay, mengagumi jalanan yang bahkan cuman pemandangan rumah-rumah.

Odi menggelengkan kepalanya lalu memilih untuk tidur saja dari pada menemani kegiatan gak berguna Yeji.







bicara kita - Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang