Rivaldi megantara putra. Nama yang tak asing di telinga siswa siswi SMA GARUDA. Mungkin semua orang menyebutnya pria arogant dan sangat cuek dengan cewek wajah tampannya menjadikan ia nomer satu di sekolah di samping itu kecerdikan otaknya tak di herankan lagi. Remaja ini mempunyai hobi berkarya di atas trotoar tak salah lagi jika geng "Streat jalanan" menjadikan Rival sebagai ketua gengnya. Hal ini juga yg menjadikan Rival sangat populer di SMA GARUDA banyak kalangan cewek-cewek elite dan cantik mengejar-ngejarnya. Bisa di bilang ia mendekati sempurna.
Dengan memakai celana abu-abu kebanggaan setiap pelajar remaja, dasi yang terglayut di leher, rambut yang tersisir rapi tak khayal mereka kedua orang tua rival sanggat bangga dengan penampilan nya.
"Aduh, gantengnya anak mama".
Rival yg menuruni anak tangga sontak melempar senyum Tampan pada perempuan tercintanya.
"Ayo cepat sarapan dulu nanti keburu telat."
Rival menarik kursi untuk duduk sambil bergumam
"oh iya ma nanti Rival pulang sekolah agak telat ya, Rival mau jenguk Reza di hospital Surya Medika"
Mamah Lena yang sedari tadi mengoles selai ke permukaan roti lalu menoleh ke arah anak sulungnya
"Iya deh asal Rival besok mau jaga Syifa di rumah, mama sama papa ada urusan bisnis penting di luar kota . Besok kan hari weekend Rival juga liburkan? Desak mama Lena
"Aduh, mampus gue suruh jaga tu anak mana besok weekend gue ada janji balapan lagi" gumamnya dalam hati.
Dengan malas Rival menjawab ucapan sang mama.
" Iyah ma asal mama perginya jangan lama-lama."
Seulas senyum terukir di bibir sang mama.
"Siap deh, kamu itu val suruh jaga adek sendiri kog mengeluh""Ya elah ma itu bukan mengeluh tapi ujian, hehehe".
Ucap Rival seenaknya, mama Lena memperlihatkan wajah kesal mendengar ucapan putranya."Aduh,, ada-ada saja kamu itu udah deh sana gih berangkat sekolah entar telat lagi." Ujar sang mama.
Rival yang seusai meneguk segelas susu lalu beranjak dari tempat duduknya menghampiri mamanya dan mencium punggung tangan sang mama.
"Pamit ya mah ,Rival berangkat dulu".
"Iyh , hati-hati di jalan val jangan ngebut- ngebut bawa motornya".
Pesan mamanya.sambil melambaikan tangan rival berucap "siap mah ".
Bukan Rival namanya kalau ngak ngebut di atas trotoar.
Dengan motor merah yang menjadi prioritas setelah mama Lena, ia menyebutnya si merah merona , dengan kecepatan tinggi ia lajukan si merah d atas trotoar. Hari ini lumayan banyak genangan air sisa air hujan semalam. Tapi rival sama sekali tak menghiraukannya, dengan senandung kecil ia memecah keheningan. Sampai akhirnya kejadian yang tak terduga. Dimana kesialan Rival hari ini makin bertambah.Byuuurr,,,,,
Seketika itu Rival berhenti dan hampir saja jatuh tak menyeimbangi tubuhnya.
"Woy,,, Lo ngak lihat apa ada orang di sini".
bentak seorang gadis di pinggir jalan yang juga memakai seragam sekolah sama sepertinya.
"Eh, Lo yang ngak punya aturan, pejalan kaki itu seharusnya jalan di atas zebra cross bukan di atas trotoar kayak elo".
Jari telunjuk rival mengarah tepat di wajah gadis yang terkena cipratan air akibat ulahnya.
"Heh, Lo itu ya udah salah, malah nyalahin orang , cowok apaan Lo ?".
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM WILL TRUE COME
Teen Fiction"Engkau menyakiti perasaan ini sampai pada titik dimana engkau tidak lagi membutuhkan warna jingga untuk senjamu dan di sa'at itulah aku akan tetap menunggu dimana senja tenggelam dengan membawa luka hinggah Mega itu tampak seperti senja" __...