"Hil, Lo dari mana aja sih? Murid baru kok udah telat kayak gini"
gerutu Devi yang heran dengan sahabatnya satu ini. Hilzahpun mulai tak sabar menceritakan segala peristiwa yang di alaminya pagi tadi. Mulai dari jalan sampai masuk sekolah lewat tangga tadi."Iya Dev, gue tadi tertimpa musibah, entar deh gue ceritain ke elo" cerca Hilzah menenangkan Devi.
"Sekarang aja kali hil, bentar ".
Devi mulai penasaran apa yang d alami sahabatnya tadi pagi sampai-sampai ia bisa telat.
Hilzah tipekal orang rajin jadi GK mungkin sekali kalau d sengaja pasti tadi pagi ada kejadian apa-apa."Entar aja deh , masalahnya ceritanya panjang banget ,gue capek kali Dev baru aja dateng". Dengan menelan ludah kasar devi mengejeknya
"Alay de lu hil paket panjang banget emang Lo pikir rumus fisika apa". Seraya tertawa.
Mereka berdua berjalan melewati koridor sekolah. Banyak segerombolan cowok-cowok yang antusias memandangnya dengan tatapan heran seolah mereka asing dengan wajah Hilzah. Sampai iapun mulai risih dengan tatapan mereka.
"Dev,,, kenapa sih mereka kok mandang gue sinis amat gue takut kali Dev." Devi yang menggendong beberapa buku tebalnya lantas menjawab ucapan Hilzah.
"Alah, biarin aja kali hil,,, itu mah udah biasa mungkin mereka heran siapa elo, kan wajah Lo asing belum pernah ada d disini sebelumnya."cerca Devi menenangkan Hilzah.
"Yakin Lo Dev ngak apa-apa?"tanya Hilzah meyakinkan kembali ucapan Devi.
"Iya hil, tenang aja kali."Mata Hilzah kini tak sengaja tersudut pada seorang cowok yang menjadi catatan pertama buku diary nya di sekolah barunya ini. Pada segerombolan cowok-cowok itu Rival yang tengah sibuk berbincang teman-temannya lantas melempar pandang ke arah Hilzah.
Sampai akhirnya tatapan mereka bertemu satu sama lain.
Setelah Devi dan Hilzah berlalu dari segrombolan cowok-cowok tadi Hilzah melontarkan pertanyaan ke Devi.
"Oh Iyah dev, Lo kenal ngak sama cowok yang berjaket Levis tadi d depan kelas fisika?".Devi sontak menjawabnya.
"Oh yang ada di tengah grombolan anak cowok tadi?". Reka Devi memastikan."Iyah Dev, Lo kenal ngak?".
"Ya jelas kenal lah siapa juga yang gak kenal sama dia. Dia cowok most wanted kali hil paling d incar cewek-cewek di "SMA GARUDA" perfect banget dia tapi orangnya cuek dan anggkuhnya tingkat dewa."
Crocos Devi panjang lebar menceritakan sosook Rival.
"Ha most wanted?". Tanya Hilzah dengan wajah terkejut setengah mati.
"Iyah hil, ngapain si Lo jadi kepoin tentang dia pake acara terkejut lagi ngapain coba".
Devi memang satu kelas dengannya tapi dia gak memperdulikan kedudukan rival yang d kenal sebagai cowok most wanted di sekolahnya bagi Devi ngak penting banget justru ia sangat membencinya.
Hilzah yang terkejut berusaha menyembunyikan rasa tak percayanya dengan seorang cowok yang menolongnya masuk ke dalam sekolah adalah cowok most wanted d sekolah barunya ini.
Dengan menggelengkan kepalanya, Hilzah berkata terbata-bata"Eng-enggak kog Dev ngak papa aja".
Devi kembali menyambung cerita tentang rival "cowok itu namanya Rivaldi megantara putra dia satu kelas dengan gue fisika satu meski ia d kenal cowok most wanted dan ada juga yang bilang preman sekolah namun ia punya kelebihan yang tak pernah d duga ,wajah tampannya itu mendukung ia d gemari banyak cewek-cewek d sekolah ini".
Hilzah mulai tertarik dengan pembicaraan Devi ia kemudian bertanya "emang kelebihan dia apa Dev?".
"Di samping dia punya wajah tampan dia cerdasnya minta ampun hil, sampai-sampai kepsek tidak percaya dengan kecerdasannya yang di landasi perilaku kenakalannya di sekolah".
"Oh gitu ya dev".
"Eh ngomong-ngomong Lo ngapain nanyain soal Rival Lo tertarik hil?.
Hilzah sontak terkejut dengan apa yang di katakan sang sahabat."Ngak papa kali dev
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM WILL TRUE COME
Teen Fiction"Engkau menyakiti perasaan ini sampai pada titik dimana engkau tidak lagi membutuhkan warna jingga untuk senjamu dan di sa'at itulah aku akan tetap menunggu dimana senja tenggelam dengan membawa luka hinggah Mega itu tampak seperti senja" __...