1.Suara Hati Adara

270 78 32
                                    

"Hidup layaknya panggung sandiwara yang tak ada ketulusan."

-Adara Fradella Claretta Holmes

***

Namaku Adara, kalian pasti sudah mengetahuinya. Aku hidup dengan kedua orang tua serta kakak ku.

Aku ingin bercerita sedikit tentang kehidupanku yang terbilang sangatlah menyedihkan. Aku di benci oleh keluargaku sendiri, di perlakukan selayaknya bukan bagian dari mereka.

Aku sungguh tidak tahu apa yang aku perbuat sehingga mereka sangat tidak menyukai kehadiranku. Menatapku saja sudah tak ingin, jika bukan karena harta,mungkin aku sudah tidak berada lagi di dalam tempat ini. Tempat yang menjadi saksi bisu dimana aku di pukuli, di caci atau bahkan menerima perkataan mereka yang membuat hati rapuh ini menangis.

Tak sampai disitu,penderitaanku juga bertambah tak kala seorang yang aku percaya mengkhianatiku dengan berpura - pura baik dihadapanku. Ternyata aku sudah salah mempercayai seseorang yang membuatku terjerumus dalam masalah yang tidak bisa ku pikul sendiri.

Aku tidak tau maksud dari perbuatannya itu,jika boleh memilih aku lebih baik di sakiti oleh fakta, dari pada harus di bahagiakan oleh dusta.

Terkadang aku sering menertawai diriku sendiri,menertawai kehidupanku yang penuh derita yang tak akan ada habisnya hingga hari perpisahan tiba.

Memang benar yah,kadang semesta suka bercanda,ada yang mencintai tetapi tidak dicintai, didekati hanya untuk di jadikan sebagai pelampiasan, di sayangi hanya karena sebatas kasihan, bahkan ada juga di jauhi sebab mulai bosan, dan satu lagi, yang awalnya bukan siapa - siapa kini jadi takut kehilangan.

Seperti itulah yang ku rasakan saat ini, rasanya sakit bagai belatih yang menusuk punggungku dari belakang.Aku terus saja bersikap tegar di hadapan semua orang, seolah - olah hidupku tidak di genangi oleh masalah sedikitpun. Tapi aku hanya seorang manusia biasa yang memiliki perasaan.

Mungkin lebih baik jika sedari awal kita tidak saling mengenal. Karena hati yang rapuh ini tidak bisa menerima kenyataan pahit yang ku alami saat terus memperjuangkanmu.

Kini harapanku tinggal satu, aku dan kamu akan dipertemukam lagi dikehidupan selanjutnya dan aku mau kau mengenalku sebagai seseorang yang ikatannya tak akan pernah putus selamanya.

Dari dirimu lah, akupun mengerti, kalau tidak menyatukan kita, aku yakin Tuhan memiliki rencana lebih baik dari ini semua. Aku hanya bisa berterimah kasih karena kamu telah hadir dan memberi warna di hidupku,walau sesaat.

Aku juga belajar, jika kita memang di takdirkan untuk bertemu tapi tidak untuk saling mencintai ataupun hanya sekedar mencintai tanpa sempat memiliki.

Kini aku hanya bisa mengatakan satu kalimat yang mewakili perasaanku saat ini.

"Aku bersyukur karena telah di pertemukan dengan kamu, walaupun tak ada rasa cinta yang kau berikan.Aku juga terkadang menyesal karena pernah berputus asa dan berkata lebih baik kita tidak saling mengenal."

Dear 25Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang