📍CHAPTER 33

236 18 0
                                    

Happy reading 📖

#Flashback On#

"Ikutin dimana perginya mobil itu," titah Heru melalui sambungan telepon.

"Saya akan segera kesana."

Heru mematikan sambungan secara sepihak kemudian menyimpan ponselnya di saku jas formalnya.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk."

"Ada apa kalian kemari?" tanya Heru menaikan sebelah alisnya melihat kedatangan Revan dan Dika di kantornya.

"Om udah dapat kabar tentang Silka dan Nadya?" tanya Revan to the point membuat lelaki paruh baya di depannya tertawa renyah.

"Kebetulan kalian datang kesini. Saya sudah mendapatkan informasi dimana anak dan keponakan saya di sekap, jadi kita akan ke sana bersama-sama," jelas Heru membuat Revan dan Dika menghembuskan nafas lega.

"Apa sebaiknya Om tunggu di sini saja, disana pasti berbahaya," ujar Revan sedikit ragu.

"Kamu meragukan saya Revan," balas Heru dengan kekehannya.

Revan menggeleng kuat menanggapi ucapan Ayah Silka.

"Baiklah kita ke sana sekarang," final Heru berjalan lebih dulu keluar dari ruang kerjanya di ikuti oleh Revan dan Dika yang hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Sebaiknya jangan bawa motor kalian, kalian ikut saja bersama saya di mobil," ujar Heru menghentikan langkah Revan dan Dika yang berjalan menuju motor mereka.

"Motor kalian akan membuat mereka curiga, jadi sebaiknya naik mobil saja agar kedatangan kita tidak mencurigakan," lanjut Heru membuat Revan dan Dika menggangguk patuh.

"Apa polisi juga ke sana Om?" tanya Dika memecahkan keheningan yang terjadi di dalam mobil yang mereka tumpangi.

"Tentu saja. Saya tidak mungkin membiarkan mereka lolos begitu saja," balas Heru dengan nada tegasnya.

Setengah jam menempuh perjalanan, akhirnya mobil yang di tumpangi Heru, Revan dan Dika berhenti di tepi jalan yang begitu sunyi dan jauh dari jalan besar.

"Ternyata mereka cukup pintar mencari tempat," gumam Heru memperhatikan sekitar jalan tersebut.

"Dimana Silka Om? kenapa kita ngak langsung ke tempat Silka di sekap?" pertanyaan beruntun dari Revan membuat Heru menggelengkan kepalanya.

"Jangan gegabah, kita tunggu perintah dulu dari polisi," balas Heru.

Sepuluh menit berlalu namun tidak ada tanda-tanda perintah untuk keluar dari mobil membuat Revan dan Dika menebak-nebak di dalam pikiran masing-masing

"Kita keluar sekarang," ucap Heru memecahkan keheningan kemudian membuka pintu mobil di susul oleh Revan dan Dika.

Ketiganya berjalan melewati banyaknya semak serta jalan kerikil.

Ternyata di balik semak belukar yang mereka leawati terdapat sebuah rumah yang sudah tua dan tidak terawat berdiri kokoh di dalam hutan seperti ini.

My Best Friend's (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang