13. Teluk Asmara

7.3K 1K 498
                                    

Hiks...aku terharu 😢😢😢 komentarnya tembus 600an termasuk punyaku sih 😅...tapi kok vote-nya stabil di angka 500an ya? 😆😆😆

Tapi ya sudahlah...berarti dari 1400an lebih orang yang baca, hanya 500an orang yang menganggap ceritaku betul-betul menarik. Nggak apa, itu tandanya aku harus berusaha lebih keras lagi menjadi penulis yang baik 💪💪💪.

Tapi di antara semua, yang menarik perhatianku adalah...kalian bisa tersenyum bahkan sampai tertawa membaca ceritaku? Sungguh? Itu sulit dipercaya sebab aku merasa nggak bisa menulis humor/komedi. Ternyata kalian bisa melihat sisi lucunya. Makasih lho 😢😍😍😍

You're Still Lovely ini bisa dibilang termasuk cerita paling ringan yang kupunya. Yang aku nulisnya nggak perlu sakit kepala dulu. Bagian paling membuatku baper sendiri atau tulisan penuh bawang menurut kalian itu adalah bab satu dan paragraf Shaheer bukan Sheikh melamar Bianca. Lagi-lagi, tanpa terduga mendapat apresiasi dari kalian dari setiap babnya. Aku nggak sangkaaa 😢😢 makasih ya 😍😍😍

🐠🌴🌊

Sampai rumah, Shaheer sujud syukur lamaran pribadinya diterima tanpa kesulitan. Ia pikir Papanya Bianca apalagi ternyata ada Rashad juga akan mempersulit atau memberikan berbagai persyaratan berat. Mengingat Sahil membuktikan ucapannya dulu sekali saat awal bertemu bahwa dia harus hati-hati jika ternyata di masa depan harus bertemu lagi. Berhadapan dengan keluarga Aditya.

Sahil memang membantunya mendapat pencerahan akan perasaannya kepada Bianca bukan sekedar kasihan. Tapi selanjutnya ada sesi wawancara juga fit and proper test yang mesti dilaluinya secara daring.

Orang tua dan adiknya lega mendengar lamarannya diterima meski ibunya jadi agak tak enak hati dengan Arisa dan orang tuanya.

Sehubungan dengan hal itu, salah satu faktor Shaheer bergerak cepat adalah permintaan Arisa bertemu dengannya di Malang. Ia sedari awal tidak bisa dan tidak mau menjanjikan apapun tapi ia masih berusaha menjaga nama baik orang tuanya.

Makanya esok harinya Shaheer yang ditemani Bianca, Caca dan Satya langsung menyusul menuju Teluk Asmara. Ya, pantai Teluk Asmara. Bukan lagi wisata di kota Batu. Awalnya Arisa menawarkan diri menjemputnya karena searah tapi ia menolak dan minta bertemu di lokasi saja. Demi menghindari hal-hal tak diinginkan.

"Makasih ya kalian sudah mau saya ajak with a very short notice," ucap Shaheer.

"Untung sih lagi free," sahut Satya, adik si kembar Abhi dan Garin yang walau bermata hijau tapi wajah blasterannya lebih campuran daripada si kembar yang dominan lebih bule. Karena Shaheer belum tahu medan, maka ia yang menyetir.

"Padahal aku mau nyalon lho, Bang, hari ini tuh," ujar Caca.

"Maaf," ucap Shaheer tulus.

Semalam Rahil sempat ngomel panjang karena Shaheer sudah berani mengajak Bianca berdua. Untungnya setelah diberitahu alasannya, diizinkan dengan syarat harus mengajak pendamping lain. Ia tak keberatan. Malah senang.

"Bi, diam aja? Ngemil mulu?" Caca menyenggol Bianca yang duduk di sampingnya dengan siku. Keduanya duduk di belakang memang dengan tumpukan bekal.

Shaheer tersenyum melihat Bianca melirik Caca datar dari spion depan.

"Bang, nggak usah lirik-lirik. Belum halal," tegur Satya.

Mendengar hal itu, senyum Shaheer semakin lebar sedang Bianca wajahnya memerah dan membuang muka.

"Adek kamu cantik," puji Shaheer terang-terangan.

Caca langsung tertawa ngakak. "Bang, ke mana aja, Bang? Kenal Bianca dari jaman masih polos baru sekarang sadar dia cantik? Siwer beneran deh."

You're Still LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang