2

349 50 8
                                        

Menjadi seorang ballerina bukanlah hal yang mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi seorang ballerina bukanlah hal yang mudah. Mungkin bagi orang yang masih awam akan dunia balet, mereka hanya berpikir balet itu indah, balet itu anggun, dan balet itu penuh akan keangkuhan. Mereka mungkin tidak tahu, betapa tersiksanya seorang ballerina saat mengenakan pointe shoes yang sangat keras. Rasanya seperti berjalan di atas duri. Sakit. Jadi jangan heran jika ballerina memiliki kaki yang mengerikan.

Sudah berkali-kali kuku di jari kaki Minghao patah, sudah beberapa kali pula ia mengalami cidera ankle. Walaupun begitu, nyatanya rasa cintanya pada balet tidak pernah berkurang. Ia terlalu tenggelam dalam dunia balet. Balet adalah cinta pertamanya.

Minghao mulai belajar balet saat usianya  menginjak 3 tahun. Lalu saat usia 5 tahun ia mulai mengikuti banyak perlombaan. Di usia 11 tahun, Minghao sudah membawa pulang banyak piala. Dan hingga saat ini, sudah tak terhitung penghargaan yang ia dapatkan.

Malam ini, seperti biasa, Minghao sibuk dengan beberapa latihan untuk menjaga kelenturan tubuhnya. Ia melakukan split, lalu mencoba mendekatkan wajahnya ke tungkai. Setidaknya, ia harus melakukan ini selama 10 menit.

"Lima....enam....tujuh....delapan.."

Minghao segera berdiri. Ia sedikit merenggangkan badannya sebelum meraih foot stretch dan menggunakannya layaknya memakai sepatu.

Minghao duduk di atas matras, kakinya ia luruskan, kepalanya ia dongakan hingga tulang selangkanya tampak semakin jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minghao duduk di atas matras, kakinya ia luruskan, kepalanya ia dongakan hingga tulang selangkanya tampak semakin jelas.

"Minghao."

Minghao menghentikan sesi latihannya. Menatap sang ibu dengan penasaran, wanita kesayangan Minghao itu  berdiri di depan pintu ruang latihannya dengan senyumannya yang hangat dan menenangkan. Minghao pun lantas tersenyum. Ia melepaskan foot stretch-nya dan berjalan menghampiri sang ibu.

"Ada apa, Bu?"

"Bisa ke bawah sebentar. Ada yang ingin Ayah dan Ibu bicarakan kepadamu." Walaupun sedikit bertanya-tanya mengenai apa yang ingin orang tuanya bicarakan kepadanya, Minghao tetap mengangguk. Ia segera mengikuti ibunya yang sudah lebih dulu pergi.

"Apa yang ingin Ibu bicarakan padaku?"

"Nanti kau juga tahu sendiri, sayang. Menurut saja, okay?" Sudahlah, ibunya memang paling pandai membuat orang penasaran.

Beautiful Lies (SVT GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang