"Sudah lebih dari dua tahun, Jeno-ya."
Jeno menatap kosong pada lembaran penuh istilah-istilah rumit itu.
Ia tahu dengan sangat apa maksud di dalamnya.
Meski berasal dari jurusan yang sama sekali tidak bersinggungan dengan kesehatan, bergelut dalam kepelikan ini mampu membuat Jeno cukup atau bahkan sangat mengerti tentang apa yang sedang dihadapinya sekarang.
"Tidakkah kau ingin mengikhlaskannya?" Jaehyun bersuara pelan agar tidak menyinggung hati lelaki yang sudah dianggapnya adik ini.
"H-hyung." Jeno mendongak dengan mata berkaca-kaca.
Jaehyun tentu saja tidak tega melihatnya. Hatinya pun ikut teremas sakit.
"Aku sangat mencintainya." Ujarnya putus asa.
Jaehyun bukannya ingin menggusur segenap harapan pada lelaki muda dihadapannya itu, hanya saja ia juga tidak bisa melalaikan tugasnya sebagai seorang dokter. 'kemungkinan terburuk pun, harus diberitahu pada pasiennya.'
"Aku tahu Jeno, aku tahu. Tapi aku juga tidak ingin membiarkannya terus tersiksa."
Jeno semakin menunduk dan meremas berlembar-lembar kertas yang berisi kondisi sang belahan jiwa.
Punggungnya bergetar, tak sanggup lagi menahan sakit yang setiap detiknya meremas hingga serasa ingin mati.
Jaehyun mendekap lelaki yang memiliki senyuman dengan mata teduh serupa bulan sabit itu.
Merengkuhnya dan turut rapuh bersamanya. Mungkin ikatan batin yang tak sengaja terjalin itu akibat seringnya ia bertemu Jeno di rumah sakit.
Selama 5 tahun terakhir ini, rumah sakit seolah menjadi rumah kedua sepasang kekasih tersebut.
"Maaf, maafkan aku Jeno. Aku dokter yang buruk. Aku tak bisa menyelamatkan Nana."
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
New Home | NOMIN ✓
Fanfiction[Completed] Romance! Angst! "Katamu, aku adalah rumahmu." ©® ginrielle, 2020.