Jeno berlari secepat mungkin menuju kamar tunangannya. Tak peduli berapa kali ia tersandung dan mobilnya yang hampir menabrak kendaraan lain di parkiran rumah sakit.
Hanya satu yang ada dalam pikirannya, Jaemin bangun.
Setelah koma lebih dari 2 minggu akhirnya lelaki manis itu kembali membuka mata. Meski Jeno sangat menyayangkan karena kali ini bukan dirinya yang pertama kali dilihat Jaemin.
Dengan napas terengah-engah Jeno memakai baju steril lalu masuk ke dalam ruangan Jaemin. Kondisinya semakin menurun, begitu kata dokter.
Melihat Jaemin membuka matanya serasa ribuan paku yang menusuk hatinya terlepas semua.
"Jangan memeluknya dulu Jeno, Nana sedang menyesuaikan mata dan fungsi otaknya." Peringat dokter Jung.
Lelaki tinggi itu mengangguk sembari berjalan mendekati kekasihnya.
"Sayang," panggilnya penuh perasaan.
Air matanya perlahan jatuh menitik, memberitahu semua yang berada diruangan itu betapa ia sangat tulus mencintai sang kekasih.
"Nana-ya."
"J-jen?" Balas Jaemin sambil tangannya mencari-cari telapak hangat Jeno.
Jeno menghapus air matanya lalu meraih tangan Jaemin. "Aku disini, sayang."
Jaemin terisak dan bersuara putus-putus. "A-aku t-tidak hhhh d-dapathh m-melihatmuhh."
Setelahnya Jaemin semakin menangis, meski beberapa dokter disana melarangnya.
"Nana, kau tidak boleh menangis. Jaringan otakmu akan tertekan." Jaehyun mengusap dahi Jaemin yang tertutup perban tebal yang baru saja diganti. Menahan diri untuk tidak ikut menangis.
Jaemin ingin mengeluarkan suaranya lagi, namun seperti ada yang menghalangi.
Pun sosok Jeno dimatanya hanya sebatas layar buram. Membuatnya semakin terisak.
Jeno turut menangis, dadanya teremas pedih.
Seperti kata Jaehyun tempo hari, kondisi Nana-nya semakin buruk.
Dan hanya satu harapan Jaemin saat ini, ia ingin melihat Jeno secara jelas sebelum tertidur kembali.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
New Home | NOMIN ✓
Fanfic[Completed] Romance! Angst! "Katamu, aku adalah rumahmu." ©® ginrielle, 2020.