01

28 7 3
                                    

"Harta yang berharga bagi seorang anak adalah orang tua."

Selamat membaca ❣️

"Ayah, Alya kangen sama ayah," rintih seorang gadis di sebuah makam.

Ia Alya Seyhira, gadis yang baru menginjak umur tujuh belas tahun dan menduduki bangku SMA kelas sebelas. Ia harus kehilangan ayahnya saat berumur lima belas tahun, semuanya berawal dari kecelakaan pada dua tahun lalu.

~
"Ayah, nanti kita beli makanan kesukaan bunda ya," ucap seorang anak berumur lima belas tahun kepada pengemudi mobil disebelah nya yang ia panggil dengan sebutan ayah.

"Iya nak,".sahut Kenzo dengan seulas senyum.

Kenzo Pratama, ia ayah dari Alya yang memiliki tubuh tegap dan tinggi. Ia juga memiliki lesung pipi.

Saat di pembelokan jalan mobil Kenzo kehilangan kendali sehingga menabrak sebuah pohon beringin yang menyebabkan benturan keras.

Saat kejadian itu semua orang yang melihat langsung berkumpul untuk membantu, namun saat orang sibuk membantu Alya terdengar ucapan dari seseorang.

"Innalilahiwainnalillahirojiun," ucapnya.

Alya yang setengah sadar langsung pingsan dan dilarikan kerumah sakit.

~
Setelah berdoa, Alya bangkit dan berjalan menuju Vespanya.

Alya mau berlama-lama di pemakaman ini apalagi dia sangat merindukan sosok ayahnya tapi Alya nggak boleh kaya gitu karena masih ada bunda yang pasti membutuhkan nya.

Saat sampai dirumah, Alya langsung menuju kekamar bundanya sambil mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam, kok lama pulang nya nak?" Tanya Nurdiana

Nurdiana, bunda Alya. Ia wanita cantik yang satu-satunya Alya punya didunia ini. Nurdiana atau biasa disapa Diana ini mengalami kecacatan pada kakinya yang membuat ia tidak bisa berjalan normal seperti orang pada umumnya.

Alya tersenyum dan duduk dikasur sebelah bundanya.

"Alya dari makam ayah, bun"

Diana tersenyum haru. Ia tau pasti Alya sangat merindukan ayahnya.

"Yasudah, kamu ganti baju dan langsung makan ya nak," ucap Diana yang di anggukkan oleh Alya.

***

Awan terang telah mengganti warnanya menjadi langit malam.

Sekarang Alya duduk dikamar tepatnya didekat jendela kamarnya.
Memperhatikan bintang-bintang di langit itu lah kebiasaan Alya setiap malam. Saat melihat bintang, harapan Alya hanya satu yaitu ada ayahnya disalah satu bintang itu.

"Ayah, Alya harap sekarang bintang yang terang dan yang sedang Alya tatap ini ayah,"

Terserah jika orang menilai Alya gila karena sudah berharap kalau bintang itu ayahnya. Ia sangat merindukan ayahnya.

Ternyata dengan cuma memperhatikan bintang juga bisa membuat mata nya lelah dan mengantuk. Alya melirik ke jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Alya memutuskan untuk tidur karena besok dia juga harus sekolah dan memulai semangat yang baru.

Alya berjalan menuju kasurnya, dan mulai merebahkan tubuh nya menutup tubuh nya sampai dada dengan selimut keroppi kesukaan nya.

"Semoga ayah singgah dimimpi Alya malam ini," ucap Alya sambil menutup matanya.

***

"Alya, bangun nak," ucap Diana membangunkan anak semata wayangnya.

Alya hanya menggeliat dan mengucek matanya, seketika senyumnya merekah melihat bundanya pagi ini.

"Kamu kenapa senyum-senyum? Mandi sana nanti telat loh," ucap Diana yang tidak habis pikir dengan anaknya.

"Alya senyum lihat bunda, karena bunda itu semangatnya Alya," ucap Alya sambil meregangkan otot-otot nya

Diana yang mendengar ucapan anaknya, langsung memeluk Alya.

"Udah sekarang kamu mandi ya, terus sarapan. Bunda tunggu dimeja makan," ucap Diana yang langsung di anggukkan oleh Alya.

Alya berjalan menuju kamar mandi, 8 menit ia berkutik di kamar mandi kini Alya sudah siap dengan seragam sekolahnya. Tidak lupa ia memberikan sedikit polesan pada wajahnya berupa bedak dan sedikit lip.

Setelah merasa selesai Alya keluar menuju meja makan untuk sarapan.

"Pagi bunda," ucap Alya sambil mencium pipi kanan bundanya.

Diana hanya tersenyum sambil mengelus rambut Alya. "Sarapannya dihabiskan ya nak," ucap Nurdiana sambil mengambilkan sarapan untuk Alya

"Siap bunda!" Ucap Alya semangat

Alya SeyhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang