03

8 4 0
                                    

"jangan pernah merasa rapuh, walaupun harus berdiri dalam keadaan tidak utuh."

Selamat membaca ❣️

Sekarang Alya sudah berada di rumahnya, setelah memarkirkan vespa Alya masuk kedalam rumah sambil mengucapkan salam.

"Assalamualaikum, bunda," salam Alya, namun tidak ada jawaban dari bundanya.

Alya langsung masuk dan menuju kekamar bundanya tapi tetap saja Alya tidak menemukannya.

"Bunda kemana..ya?" Batin Alya

Tidak ingin menyerah Alya pergi keluar rumah, dari kejauhan Alya melihat Diana dengan seseorang yang tidak asing lagi bagi Alya. Tanpa pikir panjang Alya langsung melangkahkan kakinya menuju Diana.

"Bunda," panggil Alya, yang membuat kedua orang itu menoleh

"Bunda ngapain disini?" Tanya Alya

Saat Diana ingin menjawab, langsung dipotong oleh Vina, "nggak ngapa-ngapain, tadi sicacat jalan sini trus ketemu sama gue," ucap Vina yang menghina bunda Alya

Vina dulu menjadi sahabat Alya. Tapi, setelah ia tau kalau bunda Alya cacat Vina menjauhi Alya dan tidak ingin berteman lagi dengannya.

Mendengar perkataan Vina yang menghina bundanya membuat Alya marah, "maksud lo apa? Lo pikir gue terima bunda gue lo hina!" Ucap Alya sambil maju dan mendorong bahu Vina

Vina hanya tersenyum sinis menatap mata Alya, "bunda lo kan emang cacat Al, malang yaa nasib lo. Ayah meninggal dan ibu cacat," ucap Vina  sambil berjalan dan pergi

Alya makin tidak terima dengan penghinaan Vina, ia ingin mengejar kepergian Vina dan ingin menjambak rambutnya. Namun, sebelum Alya melakukannya tangannya segera ditahan oleh Diana, "sudah Al, sekarang kita pulang ya. Bunda gapapa kok," ucap Diana menenangkan Alya

"Tapi, bun.." ucapan Alya segera dipotong oleh Diana, "Alya, ayo pulang," ucap bundanya sedikit penekanan

Alya menuruti keinginan bundanya. Walaupun sebenarnya Alya tidak terima karena Vina telah menghina Diana.

Saat sampai dirumah Alya langsung pamit kepada bundanya untuk kekamar.

"Tunggu Al, kamu duduk dulu sini,"ucap Diana

Alya langsung duduk disebelah bundanya, "kenapa bun?"tanya Alya

Diana tersenyum dan mengelus rambut Alya, "maafin bunda ya.. nak, karena fisik bunda kamu menjadi tidak punya teman,"ucap Diana

Alya langsung menatap Diana dengan mata berkaca-kaca, "bunda nggak salah. Alya nggak pernah sedikitpun malu dengan fisik bunda, bunda adalah bunda paling sempurna yang allah hadirkan untuk Alya. Bahkan Alya bersyukur dilahirkan dari rahim bunda," ucap Alya seraya memeluk Diana

Diana terharu dengan ucapan anaknya, dan merasa bangga memiliki anak seperti Alya.

***

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dan Alya sudah siap dengan style sederhananya. Malam ini Alya akan tampil disebuah cafe di kota bandung. Semua nya berawal sejak Alya menduduki bangku SMA, ia memutuskan untuk bekerja yaitu jadi vokalis di cafe. Karena kebetulan Alya memiliki suara yang enak didengar.

Alya memberikan sedikit polesan pada wajahnya, bagaimanapun Alya pasti akan memberikan yang terbaik.
Merasa sudah selesai Alya pergi keluar menuju bundanya untuk pamitan.

"Bun, Alya pamit," ucap Alya seraya menyalami tangan Diana

Diana tersenyum dan mengecup kening Alya, "hati-hati ya nak, harus jaga diri," ucap Diana yang dianggukan oleh Alya, "siap bunda,"

Setelah pamitan, Alya memulai perjalanannya ke Cafe Cenara dengan vespa peninggalan ayahnya.

Sekitar 20 menit Alya diperjalanan, sekarang vespa toskanya sudah terparkir di depan cafe yang memberikan kesan kemewahan ini.

Alya berjalan menuju tempat teman-teman band nya.
"Eh Al, sebentar lagi kita tampil. Lo sudah siapkan lagunya kan?" Tanya Leo, dia sebagai gitaris

Alya yang baru sampe dan mendengar pertanyaan Leo hanya mengangguk.

"Selamat malam saya sampaikan kepada seluruh pengunjung di cafe ini. Selamat menikmati makanan dan suasana nya, untuk menambah kenyamanan kita malam ini. Cafe kami akan menampilkan band yang divokaliskan oleh Alya," ucap MC menyambut pengunjung

Alya memulai dengan lagu "marsha Zulkarnain - hati terlatih."

Kau tak akan pernah rasa
Rasa sakit hati ku
Saat ku tau kau dengannya tak dengan ku
Ku genggam erat janjimu
Untuk selalu setia bersama ku
Ternyata tak satu janji pun terbukti

Mungkin tuk dilukai ku tak terbiasa
Disaat ku terluka kau tampak biasa
...


Alya SeyhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang