09 : LIE

16 1 0
                                    

Ji Hyun mencuci tangannya namun ia melihat darah yang mengalir dari hidungnya dari cermin di hadapannya.


Ji Hyun buru-buru menghapusnya hingga nodanya menempel pada kerah Ji Hyun.


Ia membersihkannya dengan tisu dan air saja. Memang nodanya tidak hilang, tapi setidaknya tidak separah tadi.


Ia keluar dari toilet dan duduk bersama Daniel dan Nyonya Kang.

"Kamu lama banget pesennya?" Tanya Nyonya Kang.

"Engg... aku enggak pesen tadi ke kamar mandi. Aku ga nafsu tan, kebanyakan seafood soalnya tan."

"Oh! Maafin tante ya sayang! Apa? Kamu mau beli makanan di mana? Nanti tante beliin."

"Eng enggak usah tan, nanti makan di rumah aja. Soalnya masakan mba di rumah enak." Jelas Ji Hyun.

"Oh yaudah."


Nyonya Kang melanjutkan makannya tapi tiba-tiba ponselnya berdering.

"Bentar ya, halo... iya? Gimana? Hah? Sebentar... saya keluar dulu disini gak ada sinyal."

Nyonya Kang keluar mencari sinyal.

Tinggalah Daniel dan Ji Hyun di meja.

"Lu mending gausah malu-malu bangsat gitu deh! Kalo makan ya makan aja!" Ucap Daniel.


"Tapi aku gabisa makan seafood Niel, dan aku juga udah janji sama mba buat masak di rumah nanti." Sahut Ji Hyun.

"Loh? Baju lo kenapa? Lu mimisan lagi? Lu-"

"Emm.. gapapa kok... udah biasa." Potong Ji Hyun santai saat Daniel menemukan noda darah di baju Ji Hyun.


"Udah biasa gimana? Lu sering kek gini? Gak ke dokter? Atau gak ada niatan periksa?" Tanya Daniel.

"Eum... gimana ya? Yah gitu deh... tapi aku gakpapa kok." Jawab Ji Hyun.

Kemudian mata Ji Hyun beralih pada kumpulan sekitar 5 orang yang memasuki restoran itu.


Ada sosok yang ia kenal, sosok yang selama ini ada di bagian hidupnya.


Yaitu Taeyong.

Senyum Taeyong selalu mengembang saat bercerita bersama teman-temannya.


Ji Hyun belum pernah melihat kakaknya tersenyum dan tertawa karena suatu kebahagiaan.

Yang ia temukan hanyalah senyuman sinis dan tawa kemenangan saat berhasil menamparnya hingga terkapar.

Ji Hyun kemudian menunduk menutupi wajahnya dengan tangan.


Daniel yang melihat gerak-gerik Ji Hyun langsung menarik tangan Ji Hyun tapi ia bersikeras untuk menutupi wajahnya.


"Lu sakit ya? Mau pingsan? Aduh plis deh gue takut... Gimana nih? Aduh mama kemana lagi ya..."


"Aku bisa minta tolong ga?" Tanya Ji Hyun.

"Apa?! Apa?! Bantuan apa? Gue tolongin lo deh..."

"Aku mau pulang sekarang. Obat aku di rumah." Ucap Ji Hyun.


"Oh pulang yaudah, gue anterin lu ya! Naik taksi aja! Nyokap gue gatau dimana! Biar nanti gue kabarin yuk!" Ajak Daniel.


Daniel merangkul Ji Hyun sampai depan restoran sampai mendapat taksi.

Setelah masuk Ji Hyun terlihat menangis tersedu-sedu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hurt | DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang