Pagi buta, cuaca sedikit cerah. Segeralah kami bergegas mandi, aku mengambil kamar mandi sebelah utara tepat samping mushola. Disitu hanya menyediakan 1 Kamar mandi. Huft
"Ada orang kayanya" gumamku
"Harus antri deh ini.huh" gerutu tyo sahabatkuSeketika aku melihat sosok teman dari Priyanto, kulibatkan handuk yang ku bawa menutupi sebagian mukaku. Entahlaah, dia belum tau keberadaanku.
Seisi kamar mandi keluar dengan fres, dia sudah mengenakan kaos seragamnya. Terlihat dia melirik kearahku. Kutundukan raut wajahku.
'Dia memang belum benar-benar mengetahui bagaimana diriku' gumam batinku
Bergaslah aku mandi, dengan air yang sangat minim aku garus berbagi dengan yang lain.
Sekembalinya ditempat acara, semua mahasiswa baru atau peserta makrab saat itu sudah berjajar rapih untuk apel pagi.
Aku terburu-buru menyiapkan diri mengikuti komando. Maba dan panitia seluruhnya diwajibkan ikut serta. Mengingat formalitas jadwal saat itu.
Apel selesai.
Dilanjutkan untuk refresing. Di komandani oleh penilik tempat acara tersebut. Diawali dengan senam pagi lanjut berbagai permainan yang telah disediakan pemilik. Kami sangat menikmati permainanya. Seru.
Hingga sampai permainan halang rintang. Disana terlihat sosok dirinya duduk termenung di bibir pendopo.
"Liat kesana yuh" ajak tyo, menunjuk ke samping arah yang saat itu kutau namanya Priyanto.
Aku sudah enggan untuk lewat depanya, tapi tyo tetap memaksaku untuk menyaksikan pertandingan halang rintang. Sehingga mengharuskanku lewat depanya.
Tanpa dia sadar yang lewat depanya itu diriku. Dengan ragu ku sapalah dengan ketukan jari antara ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Kubunyikan sekencang mungkin depan mukanya.
Sontak dia kaget dan terlihat gugup.
Lucu.
Setelahnya sudah tidak ada sapa senyum apalah itu. Hingga sampai pulang tiba.
Dia menaiki mobil yang kujaga, seharusnya bukan dia yang duduk pada tempat itu. Namun karena banyak pula yang melanggar aturan, kubiarkan.
Ditengah perjalanan pulang, seisi mobil terlihat raut mukanya riang gembira. Beberapa anak melontarkan kemampuan lawaknya. Ada juga yang mengaji. Terkesan aneh si, namun nyata kala itu ada sosok yang terlihat sangat alim. Terdukung dengan dia selalu bawa alquran di tanganya.
Kulirik sosok pendiem itu, dia duduk pada bangku paling pojok. Kuperhatikan tiada tingkah yang dilakukan. Diam membisu seperti patung. Anteng.
Beberapa menit sudah dilalui, mobil berhenti tepat depan kampus B. Beberapa mahasiswa turun perlahan. Kutemui sosok dirinya turun dengan curi-curi pandang terhadapku. Kuperhatikan langkahnya. Ia langsung meninggalkan tempat, bergegas menuju seperti ke kos.
Saat mulai menjauh, seketika langkahnya berhenti ia membalikan badannya mengalihkan pandangan kepadaku. Lantas ia sadar aku sedang melihat kearahnya. Kemudian ia malah berlari menjauh.
***
"Huftt. Cape yaa" gerutu ku pada tyo"Eh tadi waktu di mobil ada orang yang memperhatikan kamu" adu tyo padaku
"Siapa ?"
"Gatau.. orangnya pendiem"
"Eh jangan-jangan yang kamu maksud itu yaa. Dia duduk paling pojok" lanjutnya
Otaku langsung terarah pada Priyanto
Hanya dia cowo yang duduk pada bangku paling pojok.
Drrrttttt...ddrrttt....
Deru hpku bergetar
Huft siapa lagi kalo bukan Priyanto.
Iyaa. Dia selalu menghubungi tiap menit sampai-sampai spam chat kepadaku. Risih.
Tapi walau begitu, entahlah. Dari beberapa pesanya, ia menggambarkan dirinya sosok yang aneh, lucu dan misterius.
Bagaimana tidak. Jika dikehidupan langsung ia sangat pendiem. Tak terdengar satu kata patahpun dia keluarkan. Tapi ketika melalui ponsel ia sangat antusias terhadap hidupku, lebih tepatnya kusebut crewet dan sok peduli.ck
..
.
.
like komen sangat di butuhkan ya gaes
ekeke
Salam baca.30-Mei-2020
16.12
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau & Aku. (Part of Happines)
Dla nastolatkówGatau ini cerita tentang apa, pokonya gitu deh. Happy reading :) Jumat, 8 Mei 2020