"A-apa yang kalian bicarakan?"
"Jung Layla!" Mereka bertiga memutar kepala untuk melihat sumber suara. "Nala!" Song Nala berlari menghampiri Layla dan mengapit tangannya seperti biasa. "Apa yang kalian bertiga bicarakan? Apakah ada hal yang seru? Atau jangan-jangan kalian sedang bergosip? Wah, kalau begitu aku ikut!" Sesudah Nala mengatakan itu, bel tanda masuk pun berbunyi. "Aku akan bicara denganmu saat istirahat." Taehyung hanya mengatakan hal tersebut dan pergi meninggalkan yang lain. Jimin pun juga ikut meninggalkan Layla dan Nala menuju kelasnya. "Hei! Sebenarnya apa yang terjadi antara kalian bertiga?"
"Sudahlah Nala, lebih baik kita pergi ke kelas saja." Mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan koridor menuju kelas.
----
Bel istirahat akhirnya berbunyi. Siswa siswi berhamburan keluar kelas menuju kantin. "Kau duluan saja ke kantin, ada hal yang perlu kuselesaikan." Nala yang baru saja ingin mengajak Layla ke kantin pun hanya bisa menghela napas dan cemberut. "Tapi jangan lama-lama, ya?" Layla mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Nala. Akhirnya gadis bermarga Song itupun berjalan keluar kelas. "Kalau ingin bicara disini saja." Taehyung yang baru saja sampai di samping meja Layla hanya bisa tersenyum kecut. "Tidak bisa di tempat lain saja? Bagaimana jika terdengar orang lain?" Layla akhirnya mendongak menatap Taehyung yang sedang berdiri. "Sepenting apa hal yang ingin kau bicarakan sampai-sampai kau takut akan telinga orang lain? Lagipula disini hanya ada kau dan aku." Taehyung mengalah, pemuda itu akhirnya duduk di depan Layla tepatnya di kursi Song Nala. "Aku yakin kau penasaran dengan tatomu, tatoku dan tato Jimin. Aku akan bicara tentang hal itu dahulu."
"Bicaralah."
"Kita bukan sepenuhnya manusia."
"Apa?"
"Kita bukan sepenuhnya manusia." Layla hanya bisa tertawa mendengar penuturan sang lawan bicara. Apa-apaan? Jelas-jelas aku seorang manusia tulen. "Kau sedang mencoba membuat lelucon?"
"Aku serius, Layla."
"Aku juga serius."
"Baiklah, terserah kau akan percaya atau tidak. Tetapi, biarkan aku bicara terlebih dahulu. Jangan potong pembicaraanku." Layla memutar kedua bola matanya dan mulai bersedekap. "Aku siap mendengarnya."
"Seperti yang kubilang tadi, kita bukan sepenuhnya manusia. Mungkin dulu kau sepenuhnya manusia namun sekarang tidak lagi." Taehyung berhenti sejenak, ia mengepalkan tangannya menyiapkan mental untuk lanjut berbicara lagi. "A-aku setengah iblis." Taehyung berhenti lagi untuk melihat reaksi Layla. Gadis bermarga Jung itu hanya menaikkan salah satu alisnya sebagai respon. Taehyung menelan salivanya dan mulai melanjutkan pembicaraannya. "Tidak hanya aku saja, Jimin dan kau juga."
"Kau bercanda?"
"Dengarkan dahulu!" Layla diam mendengar perintah Taehyung, ia mulai mendengarkan lagi. "Sudah kubilang kau awalnya memang manusia tapi sekarang tidak lagi, semenjak aku menandaimu waktu itu, kau sudah menjadi makhluk yang sama sepertiku. Tato yang ada di lehermu itu merupakan tanda bahwa kau termasuk golongan kita."
"Kenapa tato kita dan Jimin berbeda?"
"Kau tidak pernah mendengar kasta iblis?" Layla menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Taehyung. "Iblis mempunyai tujuh kasta, kasta yang pertama merupakan kasta yang paling tinggi yaitu Rossuven atau iblis kesombongan bentuk tatonya tanda silang. Kasta kedua Triverian yaitu kita, iblis ketamakan bentuk tatonya seperti yang sudah kau ketahui, segitiga. Kasta ketiga Crescent, iblis iri hati--"
"Jimin?"
"Sudah kubilang jangan dipotong!" Layla tertawa mendengar perkataan lawan bicaranya. Taehyung akhirnya melanjutkan penjelasannya yang sempat terpotong. "Iya, contoh iblis Crescent itu Jimin, tatonya berbentuk bulan sabit. Kasta keempat yaitu Saeryn, iblis kemarahan bentuk tatonya persegi. Kelima, ada iblis hawa nafsu atau Axelyion, bentuk tatonya bintang. Keenam iblis yang bentuk tatonya lingkaran, Cypercloss iblis kerakusan. Dan kasta terakhir ada iblis kemalasan yaitu Zidgen bentuk tatonya garis zigzag."
"Apakah letak tato itu berbeda setiap kasta?"
"Iya. Kita, Triverian letaknya di leher. Jimin, Crescent letaknya di punggung tangan. Zidgen letaknya di telapak tangan. Untuk iblis yang lain aku tidak tahu, yang pasti letak tato mereka susah dijangkau oleh mata kita. Hanya Triverian, Crescent dan Zidgen letaknya mudah dilihat. Namun ada juga yang menutupinya dengan sarung tangan atau turtleneck."
"Jung Layla!" Jimin datang ke kelas mereka. Kedua insan yang sedang berbicara itupun langsung memutar kepalanya menuju sumber suara. Jimin menghampiri meja Layla, ia tertawa. "Jadi benar dugaanku, kau yang sudah menandai Layla?!" Jimin memandang sengit ke arah Kim Taehyung. "Apa urusanmu?!"
"Apa urusanku?! KAU BILANG APA URUSANKU?!" Taehyung balas memandang sengit Jimin. "Aku tahu apa yang aku lakukan, jadi lebih baik kau tidak mencampuri urusan orang lain."
"KAU GILA?!" Jimin berteriak di hadapan Kim Taehyung. Ia tak habis pikir dengan kelakuan pria bermarga Kim ini. "YA! Berhentilah bersikap kekanak-kanakan. Lagipula aku tidak percaya dengan semua omong kosong kalian. Kalian kira aku akan percaya dengan dongeng kalian? Dunia ini bukan cerita fantasi!" Layla menggebrak meja dan meninggalkan kelas. Ia sudah terlalu pusing dengan omong kosong yang dibicarakan. Layla berjalan menuju kantin untuk menyusul Nala. Sesampainya di kantin, ia langsung mengambil jatah makan siangnya lalu mencari Nala dan duduk di hadapannya. "Apa yang kau bicarakan dengan si anak baru?"
"Bukan hal penting." Nala hanya menganggukkan kepalanya mencoba tidak peduli. Pada saat sedang memakan makanannya, Layla merasakan pusing luar biasa, pandangannya memburam dan dunia berasa berputar. Layla memegang kepalanya dan menggeram. Ia tak tahan dengan rasa sakitnya. "L-layla, kau kenapa?" Layla merasakan sesak napas dan air mata keluar dari maniknya. Nala menghampiri Layla yang duduk di hadapannya, ia memegang kedua pundaknya. "Layla! Sadarlah! Kau ini kenapa?!" Nala panik, siswa siswi yang melihat kejadian tersebut pun mulai mengerubungi mereka berdua. Tak ada yang berniat membantu, mereka hanya dijadikan tontonan semata. Lama kelamaan tubuh Layla menjadi panas. Bukan, bukan panas demam biasa, rasanya seperti ada api di dalam tubuhnya. Nala reflek melepaskan tubuhnya dari Layla, ia merasakan rasa terbakar dan mungkin tubuhnya akan melepuh jika ia tetap menyentuh Layla. "SHIT! Menyingkirlah!" Kim Taehyung menembus kerumunan tersebut dan dengan cepat meraih Layla. Tangannya berada di bawah lutut dan belakang leher gadis bermarga Jung itu. Ia membawanya ke UKS disusul Jimin yang panik melihat Layla tapi tak bisa membantu apa-apa. Nala pun mengikuti langkah kedua pemuda tersebut, ia sudah menangis melihat kondisi Layla yang mungkin sedang sekarat. Taehyung membaringkan Layla di salah satu kasur UKS. "Keluarlah!" Taehyung menatap Nala yang kebingungan. "Apa? Bagaimana bisa aku meninggalkan sahabatku sendiri yang sedang sakit? Yang ada kau yang keluar! Terima kasih telah membawanya ke UKS." Pada saat Nala ingin menghampiri Layla, Jimin menahannya. "Benar apa yang ia katakan, lebih baik kau keluar!" Nala tertawa melihat Jimin yang sedang menahannya. "Kau pun juga Jimin? Sebenarnya ada apa ini? Apa jangan-jangan kalian ingin melecehkan Layla? Dimana otak kalian hah?!" Jimin kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Nala dan membisikkan sesuatu. "Keluar sekarang atau aku akan memberi tahu Layla bahwa kau diam-diam pernah bercinta dengan kakaknya?" Nala melotot mendengar bisikan Jimin, ia memandang sengit Jimin dan Taehyung lalu tak lama kemudian pergi meninggalkan ruang UKS. "Kau mempunyainya?"
"Aku sudah tahu hal ini akan terjadi. Jadi ya, aku mempunyainya." Taehyung mengeluarkan sebuah botol kecil dari dalam saku celananya. Di dalamnya terdapat cairan yang akan 'menyembuhkan' Layla. Ia kemudia menuangkan cairan tersebut ke dalam mulut Layla. Jimin dan Taehyung berdiri menunggu reaksinya. Layla pun perlahan mengerjapkan matanya, bibirnya sudah kembali normal, napasnya sudah teratur dan suhu tubuhnya kembali seperti biasa. Layla menoleh melihat Jimin dan Taehyung yang sedang berdiri di sisinya. "Apa yang terjadi denganku?" Jimin menghela napasnya lega, ia merasa bebannya sudah terangkat semua. "Itulah akibatnya jika tidak mendengar perkataan orang lain." Taehyung menjawab pertanyaan Layla dengan pandangan sinis. "Apa yang kau masukkan ke dalam tubuhku?" Taehyung mengangkat botol kecil yang tadi terisi penuh cairan untuk 'menyembuhkan' Layla. Layla membulatkan matanya melihat sisa cairan yang ada di botol tersebut. "A-apa itu?"
"Seperti yang kau pikirkan, ini darah."
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/222731970-288-k26521.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccendentesiast
FanficEccendentesiast (n) seseorang yang menyembunyikan rasa sakit dibalik senyuman. Jung Layla benci keributan. Jung Layla benci keramaian. Jung Layla benci pemaksaan. Jung Layla benci sekolah. Jung Layla benci rumah. Jung Layla benci, benci, dan benci...