Prolog

75 5 5
                                    

Jung Layla baru saja turun dari mobil mewahnya yang ia parkirkan di halaman sekolah, tentu saja hal tersebut mengundang perhatian murid-murid disana. Lagipula siapa yang tidak tertarik jika melihat teman satu sekolahmu datang menggunakan mobil yang berlambang kuda itu? Tapi hal tersebut merupakan hal yang lumrah, sebab sudah menjadi rahasia umum jika Jung Layla merupakan anak dari presiden direktur perusahaan tambang terbesar di negara ginseng tersebut.

Layla tidak terlalu memedulikan pandangan kagum dari beberapa murid tersebut, ia sudah terbiasa menjadi sorotan. Sejujurnya, ia menyukai hal tersebut. Menjadi sorotan, idola, perhatian. Ia haus akan hal itu, dan bertekad tidak akan berhenti hingga ia mendapat cukup perhatian. Tapi kira-kira kapan hal tersebut 'cukup'?

Ia melewati koridor sekolahnya dengan pandangan angkuh, seakan-akan ia yang memegang kontrol disini. Seluruh murid yang berpas-pasan dengannya menatap kagum (atau mungkin iri). Di tengah perjalanan, seorang gadis berambut keriting berwarna oranye pudar menghampirinya, "hey, Layla! Apakah kau tahu? Aku dengar kita akan kedatangan murid baru, aku belum tahu namanya tapi katanya ia merupakan murid beasiswa, hebat tidak?" Song Nala berbicara seperti itu sambil mengapit tangan Layla dan mereka berjalan bersama, tentu saja Layla tidak keberatan, demi reputasinya. "Aku harap kau berhenti mendengar gosip-gosip tidak jelas seperti itu, Nala. Tidak baik untuk kesehatan mental dan fisikmu." Ucap Layla sambil tersenyum. Mendengar hal tersebut, Nala hanya merengut, dia kan hanya ingin berbagi informasi dengan 'sahabatnya'.

Sesampainya di kelas, mereka langsung duduk di tempat masing-masing. Layla duduk di bangku nomor dua dari kiri dan nomor tiga dari depan, sedangkan Nala duduk di depannya. Tak perlu menunggu lama, bel sekolah pun berbunyi menandakan kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai. Choi ssaem selaku wali kelas masuk tak lama kemudian, tetapi ia tidak sendiri kali ini. Seorang pria muda menggunakan seragam yang berbeda sehingga terlihat mencolok mengikutinya dengan wajah tertunduk.

"Ya, baik diam semuanya! Sebelum kita mulai belajar kali ini, kita kedatangan murid baru." Nala otomatis memutar badannya menghadap Layla, "Perkataan ku benar kan?" Layla hanya tersenyum dan berdeham. "Ya! anak baru! perkenalkan dirimu!" Perintah Choi ssaem. Anak baru tersebut menegakkan kepalanya, hal itu mengundang reaksi beragam dari beberapa murid. "YAAAHHH TAMPANNYAA", "Wahhh kira-kira dia perawatan dimana?", "Aku penasaran, ibunya ngidam apa ya pada saat hamil?", "Dia benar manusia, kan?", "Sepertinya dia bukan manusia, dia malaikat wahhh."

Layla yang mendengar hal itu hanya bisa merotasikan matanya, dasar manusia norak. "Hai, aku Kim Taehyung, salam kenal." Pria bernama Kim Taehyung itu pun tersenyum, tentu hal tersebut mengundang kehebohan. "YA! Sudah-sudah, Kim Taehyung, kau duduk di sana!" Kim Taehyung pun hanya bisa menundukkan badannya dan berjalan menuju kursi yang ditunjuk. Kursi yang ia tempati berjarak dua kursi sebelah kiri kursi Layla, dari sana ia dapat memperhatikan pemandangan lewat jendela di sampingnya.

"Baik, kita mulai kegiatan belajar mengajarnya, buka buku sejarah halaman 101." Layla seperti biasa memperhatikan gurunya, tapi ada yang aneh? Kenapa dia merasa ada yang memperhatikannya? Layla pun menoleh ke kiri dan menemukan seseorang sedang menatapnya.

Kim Taehyung menatapnya dengan pandangan rasa ingin tahu.

EccendentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang