ii

873 214 24
                                    



"Woah, kok bisa gitu? Beneran ngelempar api ya?" Chanhee terkejut dan terkagum-kagum melihat aksi superhero dilayar ponsel Changmin yang sedang bertarung melawan musuhnya.

"Bukan, itu editan. Aslinya mereka cuma syuting di ruangan ijo-ijo apalah gitu. Terus diedit deh kayak gini," balas Q dengan mata tetap fokus dengan film itu.

"Eh yang benar?" New terkejut untuk kedua kalinya.

"Iya! Kak Hyunjae yang bilang gitu ke aku."

"Kak Hyunjae tukang bohong, jangan percaya."

"Tapi di Youtube beneran ada proses syutingnya, New. Kalo gak percaya, ayo nonton," kata Changmin lalu tangannya bergerak lincah diatas layar ponsel.

New melirik kearah kanan atas, berusaha mengingat sesuatu.

"Youtube itu aplikasi buat.."

Mata Q beralih dari layar ponsel, ke arah saudaranya yang masih sibuk berpikir.

"Lupa, ya?"

New menggeleng kuat-kuat. Ia kembali berdiam diri dan memeras otak untuk mengingat fungsi aplikasi didalam kotak bisa disentuh milik Q itu.

Q pernah mengatakan fungsinya, tapi dia lupa. Yang New tahu, aplikasi itu punya gambar kotak merah dengan segitiga putih sama kaki yang alasnya mengarah kesamping kiri-

"Buat nonton video!"

Ctak!

Q tersenyum dan menjentikkan jarinya. "That's right!"

New tersenyum bangga. Sesaat kemudian ia kembali terkejut melihat film yang ia tonton barusan ternyata hanya direkam didalam ruangan penuh kain berwarna hijau.

"Mereka ngerekamnya pakai ponsel kayak kamu, ya?" Tanyanya untuk kesekian kalinya.

Dan Q balas menggeleng untuk kesekian kalinya juga.

"Bukan, mereka pakai kamera yang lebih canggih buat ngerekam tiap adegan. Lebih bagus hasilnya."

New berdecak kagum sekali lagi.

"Eh, kotak tipis yang dia pegang terus bisa nyala itu apa?"

Telunjuk putih milik New mengarah ke seorang pemain film yang menunjukkan sambungan video call miliknya dengan temannya lewat sebuah tablet.

"Itu tablet." Q menjawab dengan sabar. "Dia lagi video call. Nelpon temennya sekalian liat mukanya."

"Wah, keren sekali. Bisa ngeliat orangnya juga ya? Kalau gitu enak dong, nggak perlu keluar rumah buat ngobrol sama teman," ujar New dengan intonasi cepat namun terdengar sedih.

Q menatap New dengan maklum.











"Jadi nggak kesepian kayak aku dulu."

***

Pemuda pemarah bernama Hyunjae sedang membuka paket yang baru saja datang. Disampingnya, New menatap gerak-gerik Hyunjae dengan intens.

Hyunjae terkekeh kala melihat New dengan polosnya menatap benda berukuran sedang yang ia keluarkan dari dalam box.

Mata adiknya terbinar saat tangannya menunjukkan benda itu lebih dekat.

Sebuah drone.

"Ini drone, fungsinya buat rekam video dari jarak jauh. Ini bisa terbang dan dikontrol sama remot ini," ujar Hyunjae sambil menunjukkan remot drone yang dapat terbuka dan memiliki layar.

"Woah, ada orangnya ngga?"

"Hah?"

"Ada orangnya ngga didalemnya?" Ulang New pelan. "Kan bisa terbang, pasti ada yang gerakin didalamnya."

Hyunjae menggeleng. "Bukan, anggap aja ini robot yang bisa terbang dan dikontrol sama remot ini."

New mengangguk paham.

'Ini kayak belalang tapi lebih besar' pikirnya. Sederhana, jadi New pasti mengerti.

"Mainnya besok pagi aja. Ini masih mendung mau hujan, nanti rusak." Hyunjae menyimpan kembali drone kedalam kotaknya lantas membuat alis New bertaut.

"Bukannya belalang ngga bakal mati kalo kena air hujan? Kok ini bisa rusak?" Tanya New.

Giliran Hyunjae yang kebingungan.

"Maksudmu?"













"Ya kan, drone yang kakak pegang itu robot. Robot itu sejenis belalang yang bisa dikontrol, kan?"

***

"Juyeon bilang kamu punya jam tangan baru, ya? Aku mau lihat," kata New saat Kevin sedang membereskan kertas-kertas lagunya dikamarnya.

Pemuda Kanada itu mengangguk dan menunjuk mejanya. "Diatas itu. Yang warna merah."

New lantas mengangkat benda mirip ponsel milik Q namun lebih kecil dan bertali kepada Kevin. Laki-laki itu mengangguk.

"Kok beda dari punya Kak Sangyeon?" Tanya New.

New menyerahkan sang jam tangan ke tangan pemiliknya yang kini duduk dikursi kerja miliknya. Tangan pemuda Kanada itu mengotak-atik jam barunya.

"Ini lebih mirip smartphone, tapi lebih kecil. Lebih ringkas dan bisa ngelakuin banyak hal daripada jam tangannya Kak Sangyeon," jelas Kevin menunjukkan layar jamnya kearah New yang kini terbelalak kaget.

"Kok bisa sekecil ini, ya?" New kembali bersuara membuat pemuda bersurai merah disampingnya tertawa.

"Namanya aja teknologi sudah canggih, smartphone yang awalnya besar bisa dibuat jadi kecil begini."

New mengangguk paham, lagi.

"Kalo disembunyiin dikelas jadi ngga ketauan. Anak bandel kayak Eric sering bawa jam ini buat nelponin aku kalau lagi nggak ada kerjaan dikelas." Kevin menjelaskan sambil mencoba menelpon Younghoon yang sedang memotret dirinya sendiri diruang tengah. Lantas membuat pemuda tampan itu meneriaki Kevin agak berhenti mengganggu kegiatan favoritnya.

"Bisa diselipin dimana aja, ya?" Tanya New, Kevin mengangguk.

Pemuda berkulit putih itu menghela napas. "Coba kalo kita bisa ketemu lebih cepat, Kev."

Kevin menatap New heran.

Pemuda blonde yang baru saja mengunjungi adik kandungnya di rumah sakit itu mendadak muram.

"Kenapa?"













"Biar aku bisa minjam jam mu buat nelpon kalian malam-malam kalau aku kesepian. Aku ngga perlu takut bakal ketauan dan bikin jendelaku ditutup lagi," ujar New sedih membuat Kevin reflek menutup bibirnya.

"Maaf-"

New menggeleng. "Nggak apa-apa." Air mukanya berubah sedikit lebih baik.




































"Ngeliat lampion setahun sekali aja aku sudah seneng, hehe."

***

[0] Sangyeon's House: A Puzzle ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang