- 3. Bayangannya

27 10 2
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam.
Dena baru selesai membereskan pekerjaan rumahnya ditambah lagi Pr Pr sekolah , hingga tibatiba ia merasa lapar dan ingin membeli sesuatu di minimarket karna persediaannya sudah cukup menipis.

"Pahh , papaahh"

"Tuan Dian ngga ada non , tadi sore pergi dan sekarang belom pulang" Ucapnya dengan sopan

"Oh gitu yaa bi , yauda aku mau ke depan bentar yaa bi mau beli makanan"

"Sama bibi aja non , uda malem ntar non Dena masuk angin"

"Dena gapapa bi , bentar doang ko"

"I-iya deh non , kalo ada apa apa telpon bibi yaa non"

"Iyaa bi"

Dena pun keluar dari rumahnya dan berjalan menuju minimarket depan komplek karna jaraknya memang tidak terlalu jauh . Dan setelah sampai ia membeli kebutuhan dirumah yang sudah habis.

Setelah selesai membayar , Dena langsung pulang menuju rumahnya karna ia tak mau mengkhawatirkan bibi dirumah,namun tiba tiba Dena  merasa sedari tadi ada yang mengikutinya dan ia pun langsung jalan terburu buru tanpa menengok kebelakang.

"Cantik , ko buru buru bangett sii" Goda salah satu preman

'Yatuhann lindunginn aku,aku mohon' Batinnya

"Hey mau kemana,mau abang anterin ngga?" Ucap salah satu preman sembari mencolek bahu Dena

"Diem jangan gan-ggu gue" Bentak Dena sembari menepis tangan pria paruh baya tersebut

"Judess banget nih neng nya , cewe cantik jangan judes judes dong ntar cantiknya luntur" Ucapnya dan langsung merangkul Dena dengan kuat

"Ikut abang aja ya neng"

"NGGA GUE GAMAU , TOLONGG , TOLONGG!!!!" Teriak Dena walaupun ia tau jalan kompleknya sangatlah sepi

"Sstttt , jangan berisik lagian disini gaada siapa siapa atau lo mau gaselamat?!" Tanyanya dan tanpa Dena sadari pria tersebut tlah mengeluarkan pisau yang sekarang sudah menghadap lehernya

'Pahh.. , tolong Denaa..' Batinnya

BUUGHH

Dari arah belakang , seorang pria yang masih memakai seragam SMA memukul preman tersebut , dan ketika preman itu pria itu segera menarik tangan Dena untuk berdiri dibelakangnya.

BUUGHH

BUUGHH

Pukulan demi pukulan dilayangkan oleh pria tersebut , tanpa ada jeda sama sekali.

"Lo jangan pernah ganggu dia , atau lo mau hidup lo ga tenang"

Ucapan dan pukulan pria itu membuat preman tersebut berlari dengan sekuat tenaga karna ia tak ingin mati ditempat.

"Lo cewe ngapain keluar malem malem" Bentak pria itu

"G-gue abis dari mi-minimarket"

"Muka gue disini , bukan dibawah" Ucapnya yang langsung mengangkat dagu gadis didepannya

"M-makasih" Kata Dena dan ia pun langsung berlari tanpa menghiraukan pria tadi

"Ge , gue kangen lo" Batinnya

---

"Duh ko gue jadi kepikiran ka Gevan mulu ya , kata orang dia cuek sama cewe ko dia nolongin gue terus" Ujar Dena karna ia tepikirkan dengan perlakuan Gevan padanya

"Ahh apaansi Den ko lo jadi mikirin dia terus , udalah gausa geer bisa aja dia cuma kebetulan"

Tringg
Tringg

Whatsapp

Zora Putri
HEH LO KEMANA AJA?!

Adena Rafaela
T

adi gue digodain preman..


Zora Putri
Hah serius lo?lo gapapa kan?!gue kerumah lo ya?!

Adena Rafaela
Gue serius tapi syukur gue gapapa jadi lo gaperlu kerumah gue lagian ini uda malem juga..

Zora Putri
Serius gue gaperlu kesana?terus lo tadi bisa lolos gimana ceritanya?

Adena Rafaela
Serius gue gapapa , kalo masalah itu besok aja gue ceritainnya , gue capee mo istirahat

Zora Putri
Hmm iyya deh lo hutang penjelasan sama guee yaa , baayy

Adena Rafaela
Read..

Dena pun memilih untuk beristirahat karna aktivitasnya hari ini cukup melelahkan ditambah lagi ia masi syok dengan kejadian tadi.
Namun disisi lain terdapat seorang pria tampan dengan rahang tajam yang sedang memandangi sebuah foto.

"Ge , lo tauga tadi adikkelas gue digoda preman sama kaya waktu lo dulu" Ujarnya bari tertawa sendu

"Gue jadi inget semuanya ge , semua tentang lo setiap kali gue liat dia"

"Tapi sifat dia jauh beda dari lo ge , lo tenang aja gue bakal selalu ada buat lo ge"
Ujarnya sembari memeluk foto tersebut.

Tbc
Maaf yaa baru updatee , karna ide nya tiba tiba mentok hahaha.
intinya keep enjoy daan jangan lupa vomentt!!

GevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang