"Jangan pernah melakukan sesuatu dengan melibatkan amarah dalam diri mu ,karena itu hanya akan semakin memperkeruh suasana"
"Sa, gue duluan ya, see you next time" Inggi tersenyum sambil melambaikan tangannya begitu juga sebaliknya dengan Aksa. Kini Aksa hanya bisa menghela nafas karena ini adalah kali pertama Aksa bertemu dengan Glessya.
"Gue seneng sya, bisa ketemu sama lo lagi. Sorry kalo gue udah sempet buat lo sakit hati sama perkataan gue dulu" Gumam Aksa dalam hatiKini Glessya dan Inggi sudah berada di ruangan rapat. Mereka akan melaksanakan rapat besar perdana bersama panitia lain dan beberapa dosen yang ikut terlibat pada event besar ini. Segala sesuatunya sudah mereka siapkan dengan sangat matang untuk di presentasikan kepada seluruh panitia dan beberapa dosen yang terlibat.
"Sya, ppt yang gue kirim tadi udah lo siapin kan?" Tanya Inggi kepada Glessya yang sedang sibuk menyambungkan laptopnya ke proyektor.
"Aman nggi, ini lagi gue sambungin ke proyektor." Jawab Glessya yang masih sibuk dengan laptopnya
Inggi sedikit menghembuskan nafasnya lega karena Glessya sangat semangat dan teliti dalam menyiapkan segala sesuatu unutuk rapat hari ini. Setiknya Glessya sudah tidak terlalu memikirkan kejadian di perpustakaan tadi.
"Oke beres, yuk mulai " Ucap Glessya yang baru saja selesai mempersiapkan proyektor untuk presentasi. Namun tidak ada reaksi yang diberikan Inggi. Glessya yang merasa dirinya diabaikan oleh Inggi langsung menengok ke arah Inggi dan dia melihat Inggi sedang melamun. Tidak biasanya Inggi melamun seserius itu. Tiba-tiba saja terlintas difikirannya niat jail untu mengagetkan Inggi lagi.
"Ahhhaa, gue kagetin aja deh, seru keknya" Glessya sedikit terkekeh sambil menjentikkan jarinya dan dengan spontan Glessya menepuk pundak Inggi untuk menyadarkannya.
"woiii ngelamun aja lo. Ada apasih? Ga biasanya lo bengong seserius ini." Glessya sedikit mensejajarkan tubunya dengan Inggi
" Lo gak papa kan sya?." Dengan spontan Inggi mengeluarkan pertanyaan yang membuat Glessya kebingungan karena Inggi malah berbalik bertanya.
"Hah, maksud lo?" Glessya sedikit mengerutkan alisnnya karena bingung kenapa tiba-tiba Inggi bertanya seperti itu.
Inggi pun berusaha tenang dan langsung mengajak Glessya untuk memulai rapatnya.
"Maksud gue, kita mulai aja yuk rapatnya, keliatannya udah hampir dateng semua." Ucap Inggi mengalihkan pembicaraan."Ye kemana aja lo, perasaan gue dah ngajak dr tadi" balas Glessya sedikit kesal
"Hehe sowry, gue tadi lagi mikirin tugas pak Ridho, ribet banget tuh dosen ngasih tugas." Jawab Inggi nya dibalas anggukan oleh Glessya
"Yaelah, tinggal lo kasih ampau terus auto A deh nilai lo " balas Glessya sedikit terkekeh
"Sinting lo, yang ada auto gak lulus gue" Inggi mulai sedikit kesal dengan Glessya.
Glessya hanya tertawa melihat raut wajah Inggi yang sedikit kesal dengan dirinya.Rapat pun akhirnya mulai berjalan sesuai rencana, Glessya dan Inggi mempresentasikan semua hasil diskusi bersama beberapa dosen dan beberapa perwakilan panitia inti sebelumnya . Mereka berhasil menyampaikan semuanya dengan sangat baik dan tersusun , meskipun masih banyak pertanyaan yang di lontarkan oleh beberapa panitia. Tapi itu semua bisa di jawab oleh Glessya dan Inggi dengan jawaban yang sangat memuaskan.
"Oke, karena udah ngga ada pertanyaan lagi dan semua plan untuk acara ini sudah semua kita sampaikan ke kalian, maka saya dan rekan saya akan mengakhiri rapat hari ini" ucap Glessya
Namun, saat Glessya dan Inggi berniat untuk mengakhiri presentasi mereka, tetapi tiba-tiba saja ada seorang perempuan yang angkat bicara sekaligus mengangkat tangan untuk menyampaikan sesuatu. Dia adalah Reinsa Kania Putri, seorang mahasiswi FEB yang juga ikut bergabung mewakili fakultasnya untuk menjadi salah satu panitia dari event besar kampus mereka. Kania yang terkenal karena kecantikan dan kehebohannya dalam hal apapun merasa tidak terima dengan beberapa hasil rapat yang telah disampaikan oleh Glessya dan Inggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLESSA
Non-FictionJaga baik-baik cupid ini. Setidaknya cupid ini ada untuk mewakili perasaanku. Perasaan tulus seorang perempuan yang tidak akan pernah kau ketahui alurnya. Dan Perasaan ini hanya akan menjadi kisah tak sampai. Karena kesabaran ku sudah sampai pada ba...