"Things are going well. God heard my prayer and assured me that this struggle would end soon. Now I just need to be patient until the time comes"
......Saat ini Aksa sedang berada di supermarket tempat mamanya biasa membeli keperluan sehari-sehari. Kali ini Aksa pergi dengan seorang perempuan , tapi bukanlah mamanya karena hari ini mama Aksa sedang ada urusan penting. Sebagai gantinya, Aksa ditemani dengan seorang perempuan berambut coklat dengan style yang bisa dibilang membuat terlihat sedikit agak tomboy. Celana jeans hitam berpadu dengan hoodie hitam dan sepatu sneakers berwarna putih juga tidak lupa dengan tas ransel hitam kecil. Style nya memang sedikit tomboy tapi tetap saja perempuan itu masih terlihat feminim dengan polesan makeup yang sewajarnya. Perempun itu terlihat sangat akrab dengan Aksa bahkan merekapun terlihat sangat bahagia.
" Aksa, kita mau belanja apa aja ini? Lo bawa catetann yang dikasih sama tante kan? Awas aja sampe lo lupa bawa gue gamau ikutan kena omel sama tante lagi" Tanya perempuan itu bertubi-tubi sambil memainkan iphone nya, tetapi tidak ada balasan dari Aksa, karena saat ini Aksa sedang melamunkan sesuatu sampai-sampai mengabaikan perempuan disebelahnya.
"Sorry sya kalo dulu perkataan gue pernah buat lo sakit hati. Gue gak bermaksut untuk ngehina lo didepan temen-temen. Gue gak bermaksut ngelakuin itu semua sya. Gue tau gue emang jahat sampe-sampe buat lo sebenci itu sama gue. Gue minta maaf sya. Gue mau kita bisa akur lagi" Aksa mengingat kembali kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian yang membuat hubungan pertemanannya dan Glessya menjadi tidak baik-baik saja. Walaupun sebenarnya Glessya sudah memaafkan Aksa.
Perempuan disamping Aksa tersadar kalau sedari tadi tidak ada balasan dari Aksa dan dengan spontan dia menoleh ke arah Aksa yang sedang melamun. "Yaelah pantesan aja gue tanya gak dijawab, ternyata lo lagi ngelamum." Umpat perempuan itu
"sa, hello hai lo gak papa kan" perempun itu melambaikan tangannya " sa woi tiati kesambet ntar lo" masih tetap tidak ada jawaban dari Aksa. Karena sudah kesal dengan sikap Aksa Perempuan itu akhirnya menepuk pundak Aksa agak keras untuk menyadarkan Aksa dari lamunannya " Aksa, lo kenapa sih? Gue dari tadi tanya ini itu tapi gak lo jawab!" perempuan itu sedikit berteriak dan membuat Aksa kaget dan sadar dari lamunannya.
"eh iya, tanya apa sya" jawab aksa sedikit kaget
"sya? Siapa dia? Mantan lo? Atau gebetan lo?" perempuan disebelah Aksa sedikit menyipitkan matanya karena dia penasaran dengan nama yang disebut Aksa
"Eh itu.. emmmm itu dia...." Aksa agak kebingungan harus menjawab apa
"dia siapa? Lo kalo ngomong yang jelas kenapa sih! Kek orang baru belajar ngomong aja " balas perempuan disebelahnya dengan kesal dan seketika ingin meremas wajah Aksa saat itu juga
"Udah deh gak penting, cuma temen kampus gue aja" balas Aksa sedikit memiringkan badannya ke arah perempuan itu
"ihhh bohong kan lo pasti, ngaku aja deh! Pasti gebetan lo kannnn.. ngaku gak loooo!!!perempuan itu sedikit menggoda Aksa dengan mencolek pipi Aksa.
"apaan sih lo mei, orang cuma temen kampus gue!" Aksa berusaha untuk mengelak dari perempuan itu. Tapi perempuan itu tetap tidak percaya dengan perkataan Aksa.
Meilan Nawangsari, perempuan yang sedari tadi bersama dengannya adalah sepupu Aksa. Meilan adalah anak dari adik mamanya Aksa. Meilan adalah perempuan yang sangat baik dan humble walaupun dia sering menjaili Aksa sampai membuat Aksa kesal dengan kejailannya. Meilan kini juga sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas favorite di Bandung. Kampus Meilan dan Aksa memang berbeda tetapi mereka sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama, karena Meilan adalah satu-satunya adik sepupu perempuan yang ia miliki dan mama Meilan menitipkan Meilan kepada Aksa karena mama dan papa Meilan tinggal di luar kota untuk mengurus bisnisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLESSA
Non-FictionJaga baik-baik cupid ini. Setidaknya cupid ini ada untuk mewakili perasaanku. Perasaan tulus seorang perempuan yang tidak akan pernah kau ketahui alurnya. Dan Perasaan ini hanya akan menjadi kisah tak sampai. Karena kesabaran ku sudah sampai pada ba...