" Dewasa bukan tentang umur, bukan juga tetang fisik, tapi dewasa itu tentang bagaimana kita mampu meredakan ego dan amarah dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Dan juga mampu berfikir panjang dalam mengambil keputusan"
"Nggi lo mau kemana, gue ikutt." Glessya langsung berlari mengejar Inggi
"Duh bahaya nih anak kalo sampe ngambek, bisa-bisa gue kerja sendiri buat ngurus acara ini" gumam Glessya sambil berjalan mengejar Inggi, karena Glessya takut jika Inggi akan menjadi malas dalam membantunya menyelesaikan beberapa proposal dan urusan lain untuk acara besar kampus.
Kini Glessya dan Inggi sudah berada di sebuah cafe tempat biasa mereka untuk menenangkan pikiran dan menyelesaikan tugas. Glessya yang sedari tadi sibuk memotret minumannya demi kebutuhan sosmed, dan Inggi yang masih diam memikirkan perkataan Kania di ruangan rapat tadi. Glessya yang tidak tega melihat temannya terus menerus kepikiran soal ucapan Kania, akhirnya dengan inisiatif Glessya berusaha menghibur Inggi dengan caranya untuk sejenak melupakan kejadiaan di ruang rapat tadi.
"Nggi udah dong bete nya, jelek banget muka lo kalo lagi bete." Ucap Glessya Yang hanya dibalas oleh tatapan sinis Inggi. Tetapi Glessya tidak menyerah begitu saja untuk menghibur Inggi dan akhirnya dia mencari cara lain.
"Inggi, Inggi coba deh lo liat itu dibelakang lo ada cowo ganteng banget, putih, tinggi,gila gila gakuat gue tolong gue bisa jantungan ini nggi." Ucap Glessya dengan gaya nya yang agak lebay sambil menggoyangkan badan Inggi
"Coba lo nengok kebelakang dehh. Pasti lo bakal tersepona" Lanjut Glessya memiringkan wajah Inggi ke arah laki-laki itu.Inggi yang melihat Glessya seperti itu merasa sedikit geli dan risih karena sebelumnya Glessya tidak pernah se lebay itu jika memuji laki-laki." apasih lo sya, cowo cupu kek gitu lo bilang cakep." Inggi sedikit terkekeh sambil melempar Glessya dengan kentang yang Glessya pesan tadi. "Jauh banget ya selera lo dari Aksa ke cowo cupu itu" ledek Inggi
"Apaan sih lo, nggi." Glessya ikut melempar kentang ke arah Inggi.
"Lo sih alay, malu-maluin gue tau gak." Balas Inggi
"Yeee.. gue kan niatnya mau ngehibur elo, eh malah lo ngeledek gue, ngelempar pake kentang pula, kan mubazir tuh makanan." Balas Glesyya " mana bawa-bawa Aksa lagi" kini Glessya yang menjadi kesal dengan Inggi
"Sorry sya.. habisnya gue gatahan liat muka lo yang kelewat lebay nya udah kayak gak pernah liat cowo aja " Inggi sedikit terkekeh karena kelakuan Glessya tadi yang berusaha untuk menghiburnya. "Jangan-jangan lo ketularan sama Kania si kaleng rombeng itu, makanya lo jadi alay kek gini". Ledek Inggi tertawa lepas
" Yeeee, enak aja lo nyama-nyama in gue sama tuh kaleng rombeng" Glessya kembali melempar Inggi dengan kentang karena tidak terima kalau dia disamakan dengan Kania si kaleng rombeng." Kemana-mana masih mendingan gue kali." Lanjut Glessya dengan sedikit mengibaskan rambutnya dan membuat Inggi terkekeh.
"Iya iya gue percaya, pokoknya lo ituuu temen gue yang palingggg OKE." Balas Inggi dengan mengarahkan kedua jempolnya ke arah Glessya tapi dengan cepat Glessya menepisnya.
"Lebay lo, cabut yuk capek nih gue pengen rebahan." Ucap Glessya yang hanya dibalas anggukan oleh Inggi sambil meneguk minumannya
Kini Glessya dan Inggi sudah berada di sebuah kamar dengan gaya klasik milik Glessya. Memang dari dulu Glessya sangat menyukai segala sesuatu yang bertema klasik karena baginya dia selalu bisa mendapatkan ketenangan dengan suasana seperti itu.
"Sya, lo masih nyimpen aja foto dia" Inggi menunjuk foto Aksa yang memang sengaja Glessya tempel di mading kamarnya. "Pantesan lo gagal move on" lanjut Inggi
KAMU SEDANG MEMBACA
GLESSA
Non-FictionJaga baik-baik cupid ini. Setidaknya cupid ini ada untuk mewakili perasaanku. Perasaan tulus seorang perempuan yang tidak akan pernah kau ketahui alurnya. Dan Perasaan ini hanya akan menjadi kisah tak sampai. Karena kesabaran ku sudah sampai pada ba...